.
.
.
.
.Dorm kali ini tampak sepi karena Jaemin sedang ada jadwal pemotretan pribadi. Mungkin bagi Renjun ini seperti neraka karena tidak ada Jaemin yang biasanya akan membantu dirinya memasak di dapur. Tapi bagi sang maknae, Park Jisung, tidak adanya salah satu Hyung nya itu artinya dia bebas dari menjadi bayi milik Na Jaemin. Dirinya lelah dianggap bayi. Padahal kan tahun depan dia udah masuk umur legal.
Dan karena tadi sudah dikatakan jika Renjun merasa kehilangan sosok partner memasaknya di dapur selama seharian, dia jadi malas masak. Sejujurnya tadi pagi Jaemin masih sempat bergabung dengan dirinya di dapur untuk memasak sarapan. Tapi karena sebentar lagi waktunya makan siang, dirinya masih rebahan di sofa depan tv. Masih dengan pakaian yang sama seperti tadi pagi, hoodie putih milik Jaemin dan celana training hitam milik Jeno. Memang nyaman walaupun terlihat terlalu besar untuk ukuran tubuh mungilnya. Dirinya terlihat tenggelam jika sedang duduk. Lengan hoodie yang menjuntai, dan celana yang kepanjangan.
Selain Renjun yang sedang menonton tv yang tengah menayangkan film seru, sisa makhluk yang ada masih betah berada di kamarnya masing-masing. Beruntunglah bagi Jisung karena hari ini akan Chenle mengunjungi mereka. Bayangkan saja jika di dorm hanya ada Jeno dan Renjun. Jisung yakin dia akan mendengan suara-suara aneh seharian jika itu terjadi.
Jam sudah menunjukkan pukul 12. Waktunya makan siang dan Renjun masih betah dalam posisi ternyaman nya. Sementara itu, Jisung dan perut bayi nya sudah mengeluh lapar. Ia pun pergi keluar kamar dan melihat Renjun yang masih rebahan di atas sofa.
"Renjun hyung, aku lapar! Apa kau sudah memasak??"
"Aku belum memasak apa pun, Jisungie."
"Lalu aku harus makan apa??"
Jisung kini ikut duduk di atas sofa sambil memangku kaki mungil Renjun yang tenggelam dalam celana training. Dirinya membuat raut wajah kesal yang terlihat menggemaskan di mata Renjun.
"Aigoo... maknae ku menggemaskan sekali!!" Renjun terduduk dengan kaki yang masih di atas paha Jisung. Dirinya pun mencubit pipi elastis maknae nya dan dibalas erangan tidak suka. Bukannya berhenti, Renjun justru semakin menggoda dongsaeng tinggi nya ini.
"Hey, kapan Chenle kemari?" Tanya Renjun setelah puas menggoda Jisung.
"Katanya jam satu dia sampai di sini."
"Sekali-kali kau yang menghampiri Chenle, bukan Chenle yang menghampiri dirimu!"
"Bagaimana caranya? Tidak lihat kalo Jaemin hyung selalu mengurungku di sini?" Renjun tertawa mendengar jawaban Jisung. Memang agak susah memisahkan Jaemin dengan Jisung. Mereka berdua memang sudah dekat sejak trainee hingga sekarang. Jadi wajar kalau Jaemin menganggap Jisung sebagai 'anaknya'.
"Itu artinya dia sayang padamu! Lain kali aku akan membuat Jaemin sibuk dan saat itulah kau pergi menghampiri Chenle. Bagaimana?" Usul Renjun.
"Woooaaahh!! Tentu saja aku mau!" Renjun tersenyum sekali lagi. Maknae nya ini benar-benar menggemaskan. Tapi siapa sangka jika dirinya akan masuk umur legal tahun depan?
"Tapi hyung, aku masih lapar"
"Aigoo... sebentar lagi kau akan dapat."
Jisung mentara Renjun bingung. Berbeda dengan Renjun yang masih tersenyum cerah seakan tau jika mereka tak lama lagi akan mendapatkan makanan. Tak lama setelah itu, seorang pemuda dengan kacamata minus yang bertengger di hidungnya keluar dari kamar dan bergerak menuju ruang tengah.
"Renjun-ah, apa kau sudah masak makan siang?"
Jisung dan Renjun menengok ke arah Jeno yang berjalan ke arah mereka berdua.
"Tidak, aku belum masak apa pun."
"Ha? Kenapa kau tidak masak?" Kini Jeno ikut bergabung dengan jisung dan Renjun di atas sofa.
"Tidak ada Nana makanya aku tidak masak. Masak sendiri tanpa Nana itu suram!"
"Lalu kita makan apa?" Tanya Jeno dan membuat Jisung ikut berfikir.
"Um... Bagaimana kalo kita delivery saja hyung?"
"Ah, benar! Ayo beli jjajjangmyeon! Aku ingin makan itu~"
Jeno pun menatap malas kedua orang di sampingnya ini.
"Tidak! Lebih baik kau masak saja, Renjun."
"Tidak mau! Tidak ada Nana, tidak seru!"
"Tidak ada delivery untuk kalian berdua!"
Seketika rasa semangat Renjun dan Jisung menurun drastis. Keduanya menunduk lesu, berbanding terbalik dengan Jeno yang tetap pada posisi tegap dan tangan yang terlipat di depan dada. Namun, tak lama Renjun menyunggingkan seringai. Kau yang memintanya, Lee Jeno. Batin Renjun.
Kini Renjun mengubah posisi duduknya yang awalnya menghadap depan tv menjadi menghadap Jeno. Kedua tangannya terangkat dan mulai membuat pose imut.
"Ung Jeno-ya~ injunnie ingin jjajjangmyeon~ hing~! Jeno-ya, injunnie mau ya? ya? Ung Jeno-ya~"
Renjun menunjukkan aegyo yang dia pelajari dari Jaemin. Dengan wajah yang menggemaskan dan mata yang bulat seperti seekor anak kucing membuat Jeno tidak tahan dengan kondisi ini. Apa lagi tadi Renjun sempat mendusel ke lengannya. Sementara itu Jisung hanya bisa menonton dengan ekspresi wajah terheran-heran. Tentu saja heran saat melihat Hyung tergalaknya melakukan aegyo cuma-cuma di depannya. Walaupun bukan tertuju padanya, namun tetap saja itu mengguncang pikiran dan batinnya.
"Argh! Baiklah baik! Kalian mendapatkan jjajjangmyeon kalian berdua!"
Dengan segera Jeno pergi dari sofa itu dan mengambil ponselnya yang berada di kamar untuk memesan beberapa mangkuk jjajjangmyeon. Sementara itu Renjun tengah tersenyum penuh kemenangan di sofa.
"Waah hyung, aku tidak menyangka kau akan melakukan itu." Ucap Jisung yang masih belum pulih dari keterkejutan nya. Batin nya masih belum menerima kejadian tadi.
"Itu senjata andalanku! Jaemin yang mengajarkannya."
"Waah daebak!"
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Norenmin
FanfictionHanya ada Jeno, Jaemin, Renjun Start : 26 - 08 - 19 End : ∞