Dreams (2)

5K 562 64
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Hari kedua setelah perkenalan Renjun dengan kelima saudara tiri nya. Renjun tidak banyak bicara dan kelima saudaranya juga tidak bertingkah aneh-aneh. Mungkin karena masih ada Yoona dan Donghae di sampingnya. Entah apa yang akan terjadi jika kedua orang tua angkatnya nanti pergi untuk urusan bisnis? Mungkin saja Renjun akan dianggap sebagai pembantu yang harus melakukan pekerjaan rumah.

Bukannya Renjun tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah. Selama mendiang ibunya sakit, Renjun membantu para maid di rumahnya untuk membersihkan rumah. Bukan hanya saat sang mendiang ibu nya sakit saja. Sejak kecil, Tiffany sudah mengajarkan pada Renjun agar tidak bergantung pada orang lain. Dan hal itu lah yang dipegang teguh oleh Renjun kecil hingga sekarang. Jadi, jika memang kelima saudaranya akan bertingkah seperti itu Renjun tidak akan kaget. Dia tidak akan berekspresi berlebihan mendengar kata-kata umpatan yang keluar dari kelima saudara tiri nya.

Dan sepertinya hal itu akan berlaku mulai sekarang.

Saat sarapan tadi pagi, Yoona dan Donghae memberitau jika mereka berdua akan melakukan perjalanan bisnis ke Amerika untuk sebulan kedepan. Dan itu artinya penderitaan Renjun akan dimulai. Mereka berdua mengatakan akan berangkat setelah sarapan. Dan benar saja, segala macam koper sudah diangkut ke dalam bagasi mobil dan setelahnya mereka berenam berpamitan di rumah.

Setelah mobil yang membawa Yoona dan Donghae pergi, Jaemin dan Jeno pergi ke kamar. Sementara Haechan pergi keluar rumah dan akan pulang sore nanti. Sementara Chenle dan Jisung sedang main di ruang tengah.

Sedangkan Renjun berada di kamarnya seharian. Memikirkan kembali hal-hal yang baru saja ia lewati selama seminggu ini. Kepergian sang ibu yang sangat ia cintai. Diadopsi oleh sahabat ibunya. Tinggal bersama kelima saudara tiri nya. Dan mungkin dia akan dipekerjakan seperti maid di rumahnya. Oh, ngomong-ngomong soal rumah, dia rindu dengan rumah sederhana tempat ia dan keluarganya berkumpul dulu. Mengingat kembali memori-memori manis yang menempel pada rumah sederhana itu. Ayah dan ibunya masih bersamanya. Bermain air bersama ayahnya di halaman belakang. Membuat kue bersama sang ibu. Menonton film kartun kesukaannya bersama kedua orang tuanya. Mengingat hal itu membuat setetes air mata jatuh ke pipinya. Dengan cepat dia mengusap air mata itu dan tersenyum pedih.

Semua kenangan manis itu tersimpan pada album foto keluarganya yang ia simpan di kamarnya yang dulu. Dia hanya membawa satu dari sekian foto yang berada di album itu. Foto keluarga lengkapnya. Ayah, ibu, dan dirinya yang masih kecil berada di pangkuan ibunya. Mereka bertiga tersenyum bahagia tanpa tau apa yang akan terjadi di masa depan. Renjun boleh saja mengenang masa lalunya yang manis, tapi masa depannya menunggu.

Mengingat hal ini membuatnya lapar. Dilihatnya jarum jam yang sekarang mengarah pada angka 1. Waktunya makan siang. Renjun keluar dari kamarnya dan berjalan menuju dapur. Saat melewati ruang tengah, ia melihat Chenle dan Jisung tertidur pulas di sofa dengan kepala Chenle berada di bahu Jisung dan kepala Jisung yang menimpa kepala Chenle. Pemandangan manis untuk Renjun.

Just NorenminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang