I Need You Beside Me (end)

15.5K 1.5K 713
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Jeno masih menatap tajam Jaemin. Sementara itu Jaemin mengusap bagian bibirnya yang luka berkat pukulan yang Jeno beri tadi. Renjun bingung. Sungguh.

"Seharusnya hari itu aku mengajukan keberatan saat pendeta bertanya sebelum kalian mengikat janji."

"Ya, tapi sayang sekali kau tak melakukan hal tersebut. Ck! Pengecut!"

Oke, ini mulai membuat Renjun pusing. Bagaimana caranya mereka bisa berdamai jika begini? Apa dia harus mengajak Jaemin pergi? Tapi Jeno pasti akan melarangnya untuk pergi bersama Jaemin. Kalaupun dia pergi bersama Jeno itu artinya dia lebih memilih Jeno dibandingkan suaminya sendiri. Apa jalur takdir Renjun serumit ini? Bahkan terlalu sulit untuk menemukan sebuah kebahagian di dalam takdirnya.

"Ukh!"

Tidak! Jangan sekarang! Renjun kontraksi saat ini. Ini berbahaya. Sambil memegangi perutnya, Renjun bersender pada rak, tak kuat untuk tetap berdiri. Kedua pria yang sebelumnya terlibat perkelahian tadi mengarahkan atensinya ke pria mungil yang tengah menahan sakit.

"Renjun!"

Jeno menghampiri Renjun pertama kali. Niat Jaemin untuk menghampiri Renjun hilang begitu melihat Jeno yang bertingkah seperti seorang suami sigap. Sesuatu di dalam dirinya merasa begitu jengkel saat melihat Jeno begitu khawatir terhadap suaminya sendiri. Jaemin pun memilih untuk pergi dari tempatnya, mengabaikan perasaan kecewa di dalam hatinya.

Renjun yang melihat Jaemin pergi berusaha untuk kembali berdiri dan mengejar suaminya itu.

"Kau mau kemana, Renjun?"

"A-aku harus me-menyusul Jaemin..."

"Apa?! Tidak! Kau harus segera ke rumah sakit dan bertemu Jungwoo hyung sekarang!"

Renjun terhenti. Dia pun menatap Jeno dan tersenyum.

"Aku akan ke rumah sakit dan bertemu dengan Jungwoo hyung bersama dengan Jaemin. Aku yakin kali ini Jaemin tidak akan menolak pergi ke rumah sakit bersamaku."

Renjun kembali berjalan tertatih-tatih dan sesekali meringis kesakitan saat kontraksi datang kembali. Begitu berhasil melewati pintu swalayan, Renjun menemukan sosok yang dia kejar tengah berjalan menjauh dari gedung swalayan. Renjun pun mengejarnya kembali Jaemin hingga sampai pada pertigaan lampu merah. Lampu pejalan kaki berwarna hijau, tapi tak begitu lama berubah menjadi merah. Jaemin masih berada di tengah jalan ketika lampu sudah berwarna merah dan sebuah mobil ugal-ugalan berjalan cepat menuju arah Jaemin.

Renjun tentu saja melihat hal tersebut dan tentu saja dia tau Jaemin nya berada dalam bahaya. Maka dari itu dia mempercepat langkah kakinya menyusul Jaemin. Mobil itu hanya beberapa meter lagi dari tempat Jaemin. Renjun harus cepat jika tidak mau kehilangan Jaemin selamanya.

Just NorenminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang