Berandal

3.4K 378 46
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Saat mendengar nama Lee Jeno maka semua orang akan menunjuk ke seorang pemuda gagah dengan postur tubuh tegap dan dihiasi otot tubuh yang kekar. Tak hanya itu, saat seseorang mendengar nama Lee Jeno maka tidak ada seorang pun yang tidak takut kepada pemuda kelahiran Maret itu. Jeno itu bukan sosok yang dikagumi karena dia rendah hati atau ramah. Itu karena dia berandal yang sering mencari gara-gara. Tidak hanya di lingkungan sekolah, masalah yang dia cari bahkan sampai ke daerah tetangga yang bahkan jarak dari sekolah atau rumahnya sangat jauh. Musuh pemuda Lee ini tersebar di penjuru kota. Masing-masing satu kelompok besar di sekolah tingkat atas di setiap jalan. Namun begitu Jeno bukan seorang pengecut. Jika salah satu musuhnya berani menantangnya maka dia akan sanggupi. Tidak peduli jika tantangan itu dilakukan di tengah-tengah jam belajar dan hari kerja, Jeno menyanggupi tantangan musuhnya.

Jeno memang terkenal karena dia berandal, tapi ada satu lagi yang terkenal dari sosok menyeramkan ini. Dia adalah Renjun. Sosok mungil, manis, dan lembut. Renjun sendiri adalah "pawang" dari Jeno. Jabatannya sebagai kekasih Lee Jeno itu sudah dia sandang selama 3 tahun lamanya. Terlebih lagi mereka berdua adalah teman sejak kecil. Mungkin bisa berubah menjadi teman hidup.

Selama hidupnya Renjun tau tabiat buruk kekasih tampan nya itu. Mulai dari tawuran antar sekolah, membolos sekolah, kabur dari rumah, dan yang lainnya. Jujur saja itu semua membuat kepala Renjun pening. Walaupun Jeno itu berandalan, tukang tawuran, atau apapun itu tapi nyatanya si Lee ini sangat menyayangi kekasih mungilnya. Ya walaupun dia tidak menunjukkan nya secara terang-terangan di muka umum. Jeno itu termasuk tipe pacar yang sedikit berbicara, banyak aksi.

Seperti sekarang. Kelas olahraga Renjun kini digabung dengan kelas Jeno. Materi kali ini mengenai lari sejauh 500 meter yang mana bagi Renjun itu sangat jauh dan melelahkan. Jeno yang melihat kekasih mungilnya sedari tadi menghela napas panjang peka jika anak itu tidak kuat lari sejauh itu. Berbeda dengan dirinya yang memang setiap pagi akan bersepeda atau jogging sejauh 10 kilometer, jadi baginya 500 meter hanya masalah kecil.

"Huang Renjun!"

Namanya dipanggil, itu berarti dirinya harus siap di garis start. Saat dirinya hendak melangkah, posisi startnya sudah diisi oleh sang kekasih. Dan itu mengundang banyak perhatian.

"Jeno, bapak memanggil nama Renjun bukan kamu. Lagi pula kelas kamu nanti penilaiannya." Ucap sang guru saat melihat anak didiknya kembali berulah.

"Bapak gak liat Renjun udah kecil, mungil kek gitu disuruh lari sejauh ini? Bapak juga gak mau tanggung jawab kalau pacar saya pingsan terus jatuh sakit gara-gara lari kan? Mending saya aja yang ngegantiin dia, daripada dia yang sakit terus bapak gak mau tanggung jawab." Jelas Jeno tanpa melihat sang guru sedikitpun. Pandangannya terpaku ke titik berhenti dia nanti.

"Ya sudahlah terserah kamu, tapi nilainya akan bapak bagi dua."

"Ya udah, nanti kalo nama saya dipanggil terus dapet nilai sempurna tinggal bagi dua lagi buat nilai Renjun, jadi nilai kami masih seratus."

Just NorenminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang