.
.
.
.
.Pagi menjelang, sinar matahari mulai meringsek masuk ke dalam sebuah ruangan melewati sela-sela jendela. Sekarang kita bisa melihat sepasang anak adam tengah berbaring di atas ranjang empuk mereka. Keduanya terbungkus selimut tebal, saling berpelukan demi mencari kehangatan. Tak lupa dengan beberapa potong baju yang tergeletak sembarangan di atas ranjang. Sudah dipastikan jika tadi malam adalah malam yang panas bagi keduanya.
Secercah cahaya berhasil menerpa wajah pria mungil, itu menganggu tidur nyenyaknya. Dirinya bergerak sambil mengeluarkan erangan. Kedua manik hitam itu terbuka perlahan. Perasaan hangat menerpa wajahnya dan rasa berat hinggap di perutnya. Ah, ada sebuah tangan besar yang tengah memeluknya ternyata. Di lepaskannya tangan besar itu dengan perlahan. Setelah bebas dari kungkungan tangan besar itu, si mungil beranjang dari tempat tidur. Tubuhnya terasa dingin, ah dia lupa jika semalam mereka baru saja melakukan itu dan sekarang kondisinya dia tengah telanjang bulat.
Dilihatnya sekitar dan matanya terpaku pada sweater jingga. Tangannya mencoba meraih sweater oversize itu dan memakainya. Ah sweater itu benar-benar besar ternyata hingga bisa menutupi seluruh paha si mungil. Si mungil pun beranjang dari kamar, turun menuju dapur untuk membuat sarapan.
10 menit setelah kepergian si mungil, pria yang masih setia di atas ranjang mulai merasakan keanehan. Tangan kiri yang tadinya ia gunakan untuk memeluk seseorang kini tergeletak begitu saja di atas kasur. Tak ayal membuat pria itu meraba sekelilingnya. Belum juga menemukan yang ia cari, kini, dengan keadaan setengah nyawa dirinya mendudukkan diri. Dilihatnya kekacauan disekitarnya. Kamar itu seperti kapal pecah setelah malam panas berdua dengan kekasihnya. Diambilnya boxer di dekatnya dan memakainya. Matanya memindai keseluruh ruangan, mencari atasan yang sempat ia pakai semalam. Tidak ada, baju itu hilang. Hanya ada kemeja putih miliknya yang tergeletak di dekat kaki ranjang dengan keadaan kusut seperti habis diremat seseorang.
Dirinya pun menghela napas dan berjalan menuju kamar mandi untuk memperbaiki keadaan wajahnya yang bisa dibilang cukup kacau. 5 menit bergulat di dalam kamar mandi, kini ia sudah terlihat manusiawi. Wajah yang segar setelah mencuci muka. Napas yang wangi setelah sikat gigi. Dan surai pirang platinumnya yang sudah lebih baik ketimbang tadi. Masih dengan keadaan tanpa atasan, pria gagah itu turun ke bawah.
Begitu dirinya sampai di area ruang makan, sudah tersaji pancake beserta buah dan sirup maple di atas meja makan. Tapi dia belum melihat orang yang sudah membuatkan hidangan tersebut. Dirinya pun memilih ke dapur untuk mengecek keadaan sekaligus mencari seseorang. Dan benar saja, sesosok mungil mengenakan sweater jingga tengah menunggu air panas untuk menyeduh kopi. Si mungil di depannya tampak menggemaskan mengenakan sweater oversize itu. Dan sweater itu yang dia cari-cari sedari tadi.
"Injunnie~" Yang dipanggil menoleh dan melemparkan senyum manis kearahnya.
"Pagi Nana!"
Nana—atau Na Jaemin, mendekat pada kekasih mungilnya. Memeluknya dan tidak lupa mengecup kedua bilah merah milik Renjun.
"Sudah lapar?" Tanya Renjun yang kini tengah memandang Jaemin sambil mengalungkan kedua tangannya di leher sang dominan.
"Lumayan. Kau memakai sweater ku, sayang?" Pertanyaan Jaemin dibalas dengan sebuah anggukan dan senyum manis.
"Sayang, bisa aku dapatkan kembali sweater ku?" Tanya Jaemin dengan lembut, tak lupa dengan tatapan teduh miliknya. Sementara itu, si mungil tampak tengah berpikir mencari jawaban yang pas untuk pertanyaan sederhana milik kekasihnya.
"Kalau begitu... bisakah aku mendapatkan virginity ku kembali?" Dengan senyuman jailnya, Renjun membalas pertanyaan Jaemin.
Kini pria Na itu hanya bisa melongo mendengar pertanyaan Renjun. Skakmat.
"Tidak bisa?"
"Tentu saja sayang, bagaimana mungkin...?"
"Kalau begitu sweater ini milikku sekarang. Sana pergi ke meja makan dan duduk manis, kopi mu sebentar lagi jadi."
Renjun mendorong tubuh besar Jaemin keluar dari dapur. Jaemin menurut saja tubuhnya di dorong keluar, raga nya masih terkejut dengan pertanyaan retoris milik kekasih mungilnya tadi. Sementara Renjun masih terkekeh melihat wajah blank milik kekasihnya.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Norenmin
FanfictionHanya ada Jeno, Jaemin, Renjun Start : 26 - 08 - 19 End : ∞