Late

6.1K 566 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.


Jarum jam menunjukan angka 12 dan keadaan di luar sana sedang hujan dengan lebat. Di ruang tengah, di salah satu sofa panjang terdapat seorang pemuda manis yang tengah tertidur pulas sembari memeluk bantal.

Huang Renjun, pemuda manis yang tengah tertidur itu awalnya berniat untuk menunggu seseorang yang belum pulang hingga sekarang.

Tepat saat jarum panjang mengarah pada angka 6, pintu dorm terbuka. Menampakkan seorang pemuda dengan kemeja flanel dan kaos putih sebagai baju dalaman. Tak lupa dengan tas punggung yang dia bawa. Tangan kanannya mengelap tangan kiri nya yang basah terkena air hujan. Tak lupa menggerakkan kepalanya kanan kiri untuk membenarkan rambut panjangnya dan menatanya kembali dengan tangannya.

Dirinya pun masuk lebih jauh dan berhenti di sekat pembatas yang menghubungkan tangga dengan ruang tengah. Dia melihat tv di sana menyala tanpa ada orang yang menonton nya. Mungkin Jeno lupa mematikan tv. Dengan santainya dia menuju meja untuk mengambil remot tv dan mematikan layar yang menyala itu.

Akan tetapi penglihatan nya menangkap sesuatu berbaring di atas sofa. Matanya membulat saat tau siapa yang tengah berbaring di sana. Kekasih mungilnya tertidur di atas sofa. Pasti ketiduran saat menunggu dirinya pulang. Mencoba mendekat dan mengusik tidur pulas si manis.

"Injun-ah... ayo bangun dan pindah ke kamarmu."

Tangannya mengelus surai coklat itu dengan halus. Pemuda Na itu baru sadar jika surai kekasih nya mulai panjang. Dia tersenyum manis. Surai panjang itu malah menambah kesan manis pada kekasih imutnya.

"Injun sayang, ayo bangun. Di sini dingin."

Berhasil. Kekasihnya mulai terusik dengan aksinya.

"Umhh... Nana? Sudah pulang?"

Jaemin tersenyum gemas dengan kekasih nya yang baru bangun itu. Akan tetapi rasa khawatirnya masih terselip di sana.

"Sudah, ayo bangun dan pindah. Di sini dingin. Aku tak mau kau masuk rumah sakit lagi seperti kemarin. Beruntunglah aku menemukanmu tepat waktu di ruang latihan."

"Maaf..."

"Tak perlu minta maaf. Aku juga salah saat itu malah mendiamimu hanya karena masalah kecil. Aku minta maaf."

Kepala si mungil menggeleng lembut. Tangan kirinya mengelus pipi tirus milik pemuda di depannya ini. Kedua belah bibirnya terangkat ke atas.

Pemuda Na itu pun ikut tersenyum miris. Tangan kanan nya terangkat untuk memegang tangan dingin yang berada di pipinya.

"Ayo pindah ke kamarmu."

Yang lebih mungil mengangguk dan mencoba untuk duduk di atas sofa sebelum akhirnya diangkat ala pengantin oleh pemuda yang lebih besar darinya.

"Na, aku masih bisa jalan."

"Ssstt! Diam dan tidurlah. Aku juga akan tidur di kamarmu malam ini. Aku merindukanmu, my little happiness."

Semburat merah muncul di kedua pipi Renjun. Dirinya menundukkan kepalanya sebelum memberi kecupan pada pipi Jaemin. Jaemin tersenyum dan terkekeh melihat tingkah kekasih mungilnya itu. Dan senyumannya semakin lebar saat mendengar kata-kata yang ia dengan dari kedua bilah merah muda milik kekasihnya.

"Aku juga merindukanmu, my guardian."

Keduanya saling berbalas senyum hingga masuk ke dalam kamar kosong milik Renjun tanpa tau ada sepasang mata yang mengawasi mereka semenjak di ruang tengah.

Pemuda itu tersenyum miris melihat pemandangan manis di depannya tadi. Tangan kanannya meremat dada kirinya. Sakit menghantam jantungnya melihat sepasang kekasih itu saat bercengkrama. Perih. Itulah yang dia rasakan sekarang.

.
.
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Just NorenminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang