WAD 7

6.5K 333 17
                                    

Ganali : Prill .. janjian yuk? ditaman

Untuk apa Ganali mengajak nya janjian ditaman, padahal diri nya sendiri baru sampai. Terlebih lagi nanti Prilly harus chek up dan therapi

Prilly : Aku capek!

Mungkin balasannya sedikit ambigu, semoga saja Ganali tak salah paham akan balasan nya itu.

Ganali : Oh yaudah! Asal besok janjian ditaman, jam 3 siang ya!

Dan benar saja Ganali tak peka, Prilly tersenyum miris.

Sungguh Prilly sangat merindukan kebahagiaan yang tak pernah Prilly rasakan sejak lama. Namun, kebahagiaan itu datang dengan ada nya ..

Ganali disisi nya.

Tok tok

"Pintu nya nggak dikunci! masuk aja." Ujar Prilly.

Ternyata Ferra yang datang, Prilly tersenyum hangat melihat mama nya sudah sembuh dari penyakit types nya.

"Anak mama udah makan?"

"Belum ma .."

"kok belum? Nanti dulu ya, mama ambilin dulu makanan nya."

Fera kembali beranjak untuk mengambil makanan untuk Prilly, sungguh Prilly sangat merindukan manja manja dengan Fera, mama nya.

Samar samar Prilly kembali mendengar pertengkaran Mama dan Papa nya, itu lah yang Prilly sangat takuti.

Keluarga nya hancur ..

dan itu karna NYA

"Hiks." Prilly hanya bisa menangis sambil berdoa, agar keluarga nya tak hancur.

"Kau mengurus anak sialan itu ... sedangkan Tasya tidak kau urus!"

"Aku juga mengurus dia mas!"

"Alah omong kosong!"

Prilly menutup telinganya ketika mendengar pertengkaran Fera dan Fajar, sudah cukup fisik nya dikasari oleh Fajar.

Jangan mama nya yang menjadi korban Fajar.

"Hentikan hiks." Lirih Prilly

Braak

Prilly terkejut saat terbanting dengan kasar, ternyata Devan dengan nafas yang tersengal sengal.

"B-bang D-devan .." Devan meraih tubuh adik nya, Devan menyamakan posisi jongkok nya dengan kursi roda Prilly.

Agar Devan bisa leluasa memeluk Prilly.

"Kamu gak papa, 'kan dek?"

"P-prilly baik baik aja kok bang."

Devan mencari kebohongan dimata Prilly, ternyata Prilly benar, dia tak bohong.

"Mama sama Papa kenapa?"

"Biasa .."

Biasa .. dimata Devan pertengkaran mereka selalu setiap hari, jadi nya terbilang biasa untuknya. Namun tidak dengan Prilly.

Yang merasa sesak ketika kedua orang tuanya bertengkar dan itu karna NYA.

"Bang .. Tasya mana?"

"Main, mungkin."

Prilly mengelus pipi Devan yang sedikit berisi, ingatan nya malah kepada Ganali yang sama sama sedikit berisi di area pipi nya.

"Ck. kok aku malah mikirin Ali." Batin Prilly tak suka.

"Bang kalo seandainya aku gak dilahirin sama Mama, pasti semuanya gak akan seperti ini! Papa pasti akan menyayanyi Abang sama Mama. Ini karna ada nya Prilly dihidup kalian, kalian jadi hiks. jadi----"

Why i'm defferent [ TERSEDIA DI DREAME ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang