"Aaakk ...."
"Gak mau, mual."
"Sut sutt pesawat mendarat."
"Emang aku anak kecil,"
"Dimata gue, lo masih anak kecil."
Prilly mengerucutkan bibirnya, dirinya sudah berusia 23 tahun. Sudah dewasa bukan anak kecil lagi.
"Udah ah."
"Satu suap lagi,"
Dengan berat hati, Prilly menerima suapan Ganali. Sifat Ganali yang sangat gentle man membuat Prilly kagum.
"Gue sayang sama lo."
"Aku tau."
Ganali menggenggam tangan Prilly dan mengecupnya, Prilly tersenyum sambil mengusap kepala Ganali.
"Boleh aku tanya?"
Ganali mengangguk.
"Bagaimana dengan penyakit kamu, li? Aku pengen tau."
"Gue udah sembuh, waktu itu ada yang mendonorkan hatinya buat gue."
Lengkap sudah kebahagiaannya, Prilly tersenyum disela sela pusing dikepalanya.
Ting
"Li, tolong ambilin handphone aku dong?"
Ganali mengambil ponsel Prilly.
Adit : Aku datang ya kerumah? Mau minta bawain apa? Berhubung aku lagi dijalan nih
Prilly : Martabak aja
Read
What. Adit akan kesini. Prilly menatap gelisah kearah Ganali yang menatap bingung kearah Prilly.
"Adit kesini,"
"Biarin aja sih."
Tuk
Ganali meringis ketika Prilly mengetuk kepalanya, kenapa disaat seperti ini Ganali malah bersifat santai.
"Aku gak mau ya kamu ribut lagi sama Adit, sekarang kamu pulang ya? Besokan masih bisa ketemu."
Bukannya pulang, Ganali malah menarik tangan Prilly dan mengecupinya.
"Kalau gue gak mau gimana?"
Blus
Seumur umur, hanya Ganali yang memperlakukan dirinya layaknya seorang putri.
Tok tok
Siapa lagi yang mengganggu waktunya bersama Prilly?
Dengan amat malas, Ganali berdiri dan membukakan pintu.
"Kak Illy, Kak Gana. Ada Kak Adit tuh di ruang tamu."
Tubuh Prilly melemas seketika, ketika Adit kesini nya terlalu cepat.
"Ziaa ...?"
Ganali segera menutup pintu kemudian dengan gerak gerik bingung Ganali mencari tempat sembunyi.
"Aduh. Gimana nih? Sekarang kamu sembunyi dibawah ini aja."
Ganali segera bersembunyi dibawah kolong ranjang Prilly yang sangat besar.
Clek
Saat pintu terbuka, Prilly pura pura tidur dengan menarik selimutnya sebatas dada.
"Lho kok tidur, tadi kata Zia kamu santai santai aja."
Prilly membuka matanya lemas, dirinya tersenyum lemas kemudian mengusap pipi Adit.
"Maaf ya, udah bikin kamu repot repot kesini." Ujar Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why i'm defferent [ TERSEDIA DI DREAME ]
JugendliteraturPROSES REVISI Sebagian part sudah dihapus Jika ingin tau ending. Baca di Dreame Tersedia di Dreame "Maa .. Prilly capek! Prilly harus nya mati aja dari dulu, apa hidup Prilly hanya disiksa terus. Prilly pengen bahagia Maa .. hiks. agar kalian bahagi...