WAD 9

6.3K 332 13
                                    

"Akhh .. sakit!"

"Rasakan ini .."

"S-sakit pa .."

"MAS BUKA! JANGAN SAKITIN PRILLY."

Bug

ctak

Wajah Fera sudah berair, tangan nya masih tetap mencoba membuka pintu gudang.

Didalam sana, Fajar kembali menyiksa Prilly.

Sungguh ayah yang kejam

"Mama ..."

"diam kau! Anak sialan."

"aaaaa ..."

Fera berlari untuk menelpon Devan agar pulang cepat, Fera takut Prilly kenapa kenapa. Dan semakin parah luka nya.

"H-halo bang?"

"Ada apa ma? Evan lagi belajar nih."

"Evan hiks. Pulang sekarang ya? Mama takut Prilly kenapa napa."

Tuuut tuut

Tanpa berkata apapun, Devan memutuskan panggilan sepihak nya.

"Hiks. Mama ..."

Jeritan dari Prilly membuat Fera melemas, ia kira Fajar sudah berangkat menuju kantornya.

Ternyata tidak!

Fajar menyiksa Prilly digudang, Fera berusaha membuka pintu gudang namun hasil nya sia sia.

Didalam sana,

Prilly meringis kesakitan pada sekujur tubuhnya, ingin lari pun tak bisa.

"Hiks. asal papa senang! Prilly rela disiksa pa, biar Mama baik baik aja hiks." Lirih Prilly.

ctaak

"HARUS NYA KAU DARI DULU MATI SAJA." Teriak Fajar.

"S-sakit p-pa."

Terbuat dari apakah hati Fajar? mengapa menyiksa anak nya sendiri oleh karna sekelebat masa lalu yang menyertai.

"Pa .. Prilly juga anak papa."

"SUDAH KU BILANG! KAU, ANAK SIBRENGSEK ITU." Teriak Fajar.

Ctaak

Fajar kembali mencabuk tubuh Prilly yang dipenuhi oleh garis merah, tangisan tanpa suara adalah hal yang menyakitkan.

Braaak

Pandangan Prilly mulai buram bertepatan dengan pintu terbanting dengan kasar.

"P-papa .."

Prilly jatuh pingsan, Fera segera menopang Prilly agar sadar.

"Anda orang tua biadab! menyiksa putri anda sendiri!!" bentak Devan.

Sungguh Devan sangat menyerupai Fajar pada saat marah.

"Sudahlah Evan! Hiks.
mending kita bawa Prilly sebelum dia kenapa napa."

Mata legam Devan tak lekas dari tubuh Prilly yang terulai lemas, ia segera menggendongnya untuk menangani lebih lanjut dirumah sakit.

"Hiks. yang tahan ya Nak."

Fera mengelus pucuk rambut Prilly, ia merasa sudah gagal menjadi ibu yang baik untuk Prilly.

Ting

"Ck." Decak Devan

Kenapa dalam situasi darurat seperti ini masih saja ada yang menganggunya.

Walau pun sedikit kesusahan Devan berusaha melihat sang pengirim pesan.

Why i'm defferent [ TERSEDIA DI DREAME ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang