"A-alii ..."
Prilly tak menyangka, ada Ganali di sini.
"Ini beneran kamu?"
"Hiks. aku kangen!"
Prilly memeluk tubuh Ganali yang dingin karena basah oleh air hujan.
"Maaf!"
"Maaf, udah bikin lo nangis!"
"Maaf, udah bikin mata hazel lo ngeluarin air mata kesedihan untuk kesekian kalinya!"
"Gue gak bakal ganggu lagi."
"Maksudnya?"
Prilly mengerutkan kening nya, kenapa Ganali berkata seperti itu.
Ganali mengatupkan pipi chubby Prilly, ia tau ini semua akan menjadi kesedihan untuk Prilly.
Namun, semua ini untuk kebahagiaan Prilly. Wanita yang ia cintai setelah Mama.
"Aliii.. please! Jangan pergi, stay by wity me, aku mohon!" Isak Prilly.
Mata Prilly terbelalak melihat darah mengalir di hidung Ganali, dan Ganali hanya diam saja tak berkutit.
"Gue pamit!"
"Enggak! Kamu harus di sini sama aku terus, kita harus berjuang sama sama li. Kita lawan semua cobaan yang menerpa kita, kamu hiks. udah janji sama aku! Hiks. mana janji kamu, please jangan pergi lagi!"
Prilly mengeluarkan uneg uneg nya pada Ganali yang yang diam.
Duaar
Prilly memeluk Ganali yang memeluk nya sambil terduduk, Prilly takut. Setelah Ganali pergi, diri nya akan kembali hampa.
Bruk
"Aliii ...."
Prilly menjatuhkan tubuh nya ke tanah, tubuh Ganali terjatuh ke tanah yang di genangi oleh air hujan.
"Kamu jangan becanda!"
"Bangunnnn ..."
"Aku butuh kamu!"
"Please! Jangan tinggalin aku!"
"Aliii, bangun!"
Prilly memeluk tubuh Ganali yang dingin, kenapa Ganali tak bangun bangun.
"Aliiiiii ....."
Prilly terbangun dengan nafas yang tersengal sengal, ternyata mimpi.
Tetapi, kenapa mimpi itu seperti nyata. Prilly mengusap wajah nya gusar, mungkin terlalu memikirkan Ganali. Jadi terbawa mimpi.
"Apa kamu bahagia? Liat aku kaya orang stres."
"Aku rindu kamu."
"Kamu di mana?"
Prilly menutup wajah nya dengan kedua tangan nya, terlalu lelah memikirkan dimana ke beradaan Ganali.
Clek
Tap
Tap
Prilly membuka tangan dari wajah nya, ia mengadahkan wajah nya ternyata Devan.
"Nih?"
Sebuah dvd kecil Devan sodorkan pada Prilly, dvd kecil pemberian Ganali sebelum operasi.
"Itu berharga buat kamu, kamu pasti kangen sama Gana, 'kan? Abang enggak berhak nyimpen pemberian Gana." Tutur Devan setelah itu melenggang pergi.
Prilly memerhatikan dvd kecil ini, dengan amat hati hati. Prilly meraih laptop milik Aya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why i'm defferent [ TERSEDIA DI DREAME ]
Ficção AdolescentePROSES REVISI Sebagian part sudah dihapus Jika ingin tau ending. Baca di Dreame Tersedia di Dreame "Maa .. Prilly capek! Prilly harus nya mati aja dari dulu, apa hidup Prilly hanya disiksa terus. Prilly pengen bahagia Maa .. hiks. agar kalian bahagi...