WAD 32

5.4K 405 31
                                    

"PERGI!!"

Plak

Prilly tersungkur ke tanah, niatnya hanya ingin bertemu dengan Fajar. Namun, malah tamparan yang ia terima.

"Pa, Prilly kangen!"

"Aku bukan Papa mu, heh!"

Ini memang salahnya datang ke rumah Fajar, semua itu salah hati nya yang terlalu memaksa.

"Pa, beri aja Prilly sepercik hiks. kasih sayang Pa! Hiks. Prilly cuman pengen itu hiks. Prilly mohon, Pa!" Isak Prilly sambil berlutut di hadapan Fajar.

Dirinya butuh Fajar.

Kasih sayang seorang Ayah yang tak pernah ia dapatkan selama ini.

Kapan dirinya bisa seperti orang di luar sana.

Kapan ..

"Prilly mohon hiks."

Duk

Fajar menendang Prilly, hati dan logika nya berperang. Hati nya sangat iba melihat Prilly seperti ini, namun logika nya malah sebaliknya.

"PERGI!!"

Prilly mengelap air matanya, kapan Fajar memeluknya dan mengatakan Fajar sangat menyayanginya.

Kapan semua itu terjadi?

"Pa, hiks. Prilly mohon! Sekali ini aja."

Tatapan tajam Fajar sangatlah menusuk, Fajar mengapit kedua pipi Prilly.

"HEH! KAU SIAPA? KAU BUKAN ANAKKU."

Plak

Pipi kanan nya terasa panas setelah dua kali ditampar oleh Fajar.

Duarr

Hujan datang di sertai oleh petir, air mata Prilly tersamarkan oleh air hujan.

Fajar pergi begitu saja, Prilly menatap nanar ke arah Fajar. Ingin sekali, memeluknya.

Namun, apa daya nya.

"Kapan aku seperti orang orang diluar sana? Hiks. Kapan? Kapan aku bisa memeluk Papa? Kapan hiks. kapan hiks." Isak Prilly.

"KAPAN AKU KAYA MEREKA!!"

"AKU BENCI SEMUANYA!"

Prilly berusaha berdiri walau pun kakinya mati rasa, dirinya harus kuat. Masih ada hari esok untuk memohon kembali pada Fajar.

Memohon..

Prilly rela mengemis kasih sayang pada Fajar agar Fajar bisa memaafkan kesalahan dirinya di masa lalu.

Bahkan kesalahannya pun ia tak tau.

"Hiks. kenapa Ma? Kenapa Papa benci aku hiks. Kenapa Ma? Kenapa aku enggak bahagia,"

"AKU CAPEK! hiks."

Prilly terduduk di aspal yang tergenangi oleh air hujan.

"AKU CAPEK! AKU PENGEN MATI AJA."

"KENAPA SEMUA INI TERJADI KEPADA KU, YA TUHAN!"

"KENAPA? hiks."

Tangannya mengusap anak rambut yang semakin berantakan, Prilly merasa hari ini sangatlah kacau.

Dari kabur untuk kerumah Fajar, Fajar menampar dirinya, ditendang.

Kapan semua ini berakhir?

"Jangan sedih sedih lagi,"

Prilly menoleh mendapati sebuah payung di atas kepalanya.

"Adit ...?"

Adit memegang bahu Prilly dan mengangkatnya, bahu Prilly berguncang hebat.

Why i'm defferent [ TERSEDIA DI DREAME ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang