"Pelan pelan, kamu pasti bisa!"
"Ah hah. Aku b-bisa!"
"Aku tau, kamu kuat!"
Langkah demi langkah Prilly pijak di bantu oleh Adit yang senantiasa menemani nya beberapa bulan ini.
Dari kejauhan, Devan hanya bisa menghela nafas melihat kedekatan kedua nya.
Namun, jika itu kebahagiaan untuk Prilly. Devan bisa apa.
Adit memegang kedua tangan Prilly untuk menuntunnya kembali duduk di kursi roda.
"Mau es krim?"
Prilly menggelengkan kepala nya.
Bukan nya tak suka, namun makanan itu mengingatkan nya tentang Ganali. Tepat di sini, Ganali menghiburnya.
"Kamu harus move on, Prill?"
"Enggak semudah itu!"
"Mudah, Prill."
Kenapa semua orang mengatakan mudah?
Tak semudah itu melupakan seseorang yang sangat berarti untuk kehidupannya.
Tak semudah itu.
"Cinta itu seperti whitte coffe, enak di minum pas panas. Tapi, cepet habis. Kalo mau enggak cepet habis, minumnya pelan pelan. Tapi juga resiko nya keburu dingin."
"Kaya cinta, ia akan habis juga!"
Entahlah, Prilly pusing memikirkan ini. Abang nya sudah berbulan bulan mencari keberadaan Devan.
"Udah ah, aku males!"
Adit menyeringai, ternyata begitu sulit menaklukan hati Prilly.
Prilly menatap Adit yang melambaikan tangan nya ke arahnya, diri nya menampilkan wajah flat. Hari ini begitu malas untuk tersenyum.
"Dek, ini ada surat?"
Surat siapa?
Prilly menatap nanar surat bersampul pink, surat siapa?
"Dari siapa? Bang."
"Enggak tau, tadi Abang pos yang nganterin." Balas Devan.
Surat dari siapa ini? Apa dari Ganali, ahh .. diri nya pusing
Prilly membuka surat itu, hati nya begitu penasaran dari siapa surat ini.
Assalamualaikum, apa kabar?
Mungkin kehadiran gue enggak lagi lo inginkan. Gue kangen lo.Lo pasti udah cantik, jangan nunggu gue ya. Gue tau lo udah capek dengan semua nya! So.. lo jangan pernah nunggu gue datang, gue mau lo bahagia tanpa kehadiran gue Prill.
I love you Prilly
Ganali syarief
Tes
Ternyata dari Ganali, Prilly menghapus air mata nya tak kala mengingat kembali kenangan nya bersama Ganali.
"Aku enggak bisa li!"
"Kenapa kamu begitu mudah nya bilang gitu!"
"Aku bakal setia menunggu li!"
"Aku menunggu!"
Prilly meremas kertas itu, hati nya kembali sakit. Kapan dirinya bahagia?
Tok tok tok
Prilly menoleh pada pintu depan kontrakan nya bersama Devan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why i'm defferent [ TERSEDIA DI DREAME ]
Teen FictionPROSES REVISI Sebagian part sudah dihapus Jika ingin tau ending. Baca di Dreame Tersedia di Dreame "Maa .. Prilly capek! Prilly harus nya mati aja dari dulu, apa hidup Prilly hanya disiksa terus. Prilly pengen bahagia Maa .. hiks. agar kalian bahagi...