WAD 12

5.9K 353 33
                                    

Prilly merasa sesak kembali melihat Ganali menggenggam tangan Tasya dengan lembut.

Mengapa sesak ini selalu datang?

"Nak. Kita masuk ya?"

Prilly menganggukan kepalanya, ia melihat kembali Ganali dan Tasya yang membuat hatinya sesak.

Sungguh itu sesak!

saat Prilly akan memasuki kamarnya, ia melihat shilet Fajar sedang menerima telpon.

Ada nada menggoda dari Fajar, Prilly merasa aneh pada Fajar yang tak biasanya seperti itu.

Lamat lamat Prilly mendengar kata 'Manis dan 'Sayang, apa jangan jangan...?

"Tidak mungkin!!" batin Prilly

ia segera memasuki kamarnya, air matanya sudah luruh. Beruntungnya Fera tak jadi mengantarkannya kekamar.

Ting

Ganali

Hm.. lagi lagi dia

Ganali : Jangan sedih sedih, ada gue disini

Prilly : iya

Ganali : 😗

Read

Prilly menghembuskan nafasnya, hari ini terlalu banyak sesak dihatinya.

Apa ia harus periksa ke dokter?

rasanya tidak!!

tatapannya kini jatuh pada buku diary yang tergeletak dilantai, sudah lama Prilly tak mencurahkan disana.

Mungkin hampir 2 minggu, ia tak menulis. Rasanya sangat rindu.

Namun, Prilly urungkan ketika mendengar pintu berdecit. Ia dapat melihat Aya dari cermin, Prilly tersenyum manis.

"Prill..? Kok aku liat kamu enggak homescooling lagi?" tanya Aya.

"Mrs. Reina nya resign!"

Prilly ingat betul, Mrs. Reina menghubungi dirinya dan menyatakan akan resign. Jadi Fera kontang kanting mencari pengganti Mrs. Reina.

Aya memeluk Prilly dari samping, kalau saja Prilly sekolah umum. Mungkin, mereka akan menjadi sahabat karib.

Seperti sekarang

"Mau jalan jalan?"

Prilly menggelengkan kepalanya

hening

sungguh Prilly tak suka keheningan, walau pun Prilly berteman dengan rasa kesepian.

Ting

Aya melihat ponsel Prilly yang tergeletak dinakas, ia melihat dengan jelas bahwa nama Devan disana.

Tanpa sepengetahuan Prilly, Aya mengambil dan melihat pesannya.

Bang Devan : Dek, ada kak Aya nggak?
Bang Devan : Kok cuman diread
Bang Devan : Dek
Bang Devan : Kamu marah?

Read

Aya terkekeh pelan, ternyata sifat Devan sangat protetif pada Prilly juga. Sungguh bother goals.

"Ehh .. maaf Prill, aku gak sengaja!"

Prilly terkekeh pelan, ia mengambil dengan lembut ponselnya yang dipegang oleh Aya.

Prilly : Ada kok sama aku
Prilly : Maaf deh bang, lagi salfok
Prilly : Aku enggak marah!

Why i'm defferent [ TERSEDIA DI DREAME ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang