WAD 6

7K 335 13
                                    

Prilly sedang berada dilantai 2 rumah Ganali, mungkin sore nanti Prilly akan pulang. Karna Fera akan pulang siang ini, sebenarnya Prilly ingin pulang siang ini juga.

Namun, Devan melarang nya agar menunggu Devan jemput.

"Gak ada diary," lirih Prilly.

Prilly lewat kamar Ganali yang sedikit terbuka, Ganali pagi tadi berangkat sekolah. Dan tante Latusha sedang arisan sedangkan om Zoni sudah berangkat kekantor nya.

Jadi nya Prilly berdua dengan asisten rumah tangga.

Tangan nya mendorong kursi roda agar mendekati kamar Ganali. Mata nya menyipit melihat banyak obat yang berada di atas meja belajar Ganali.

Sejak kapan Ganali mengomsusi obat?

Prilly lihat Ganali sehat sehat saja, tak kelihatan kesakitan apa pun.

Prilly semakin mendekati dan berhasil masuk, beruntung ini masih jam 10 belum memasuki jam pulang sekolah Ganali

ACE inhibitor

Prilly membaca nama obat itu, sangat asing, berbeda dengan nya yang juga mengomsusi obat namun berbeda.

"Ini obat apa sih?"

derap langkah kaki membuat Prilly meletakan kembali obat itu kemudian memutar balik arah rodanya untuk keluar. Namun, Prilly malah berpapasan dengan Ganali.

"Lho .. lo ngapain dikamar gue!"

Prilly gelagapan harus bagaimana ini, dan mengapa Ganali sudah pulang jam segini. Bukan nya ini bukan waktu nya pulang sekolah.

"A-anu tadi a-aku cari jepitan iya jepitan."

Mata Ganali menyipit ketika melihat gelagat Prilly yang aneh, mata nya menatap jepitan yang berada ditangan Prilly.

"Ohh .. kirain apaan!"

"kok kamu udah pulang?"

"guru pada rapat!"

"Trus, Tasya kamu anterin pulang enggak?"

"Ya anterin lah, dia kan calon pacar gue."

Prilly memutar roda nya namun Ganali malah mengambil alih dengan cara mendorong kursi roda Prilly.

"Lho kok--"

"Udah jangan berisik!"

mengapa hati nya menjadi sakit seperti ini mendengar Ganali menaruh hati pada Tasya,

apa ia jatuh cinta?

Ahh .. tidak mungkin!

Ganali hanya sebatas malaikat tak bersayap yang selalu ada didekatnya.

"Jangan ngelamun! Takut kesambet lho."

Prilly tersentak ketika suara Ganali menceletuk, ia menyelipkan anak rambut yang tergerai menutupi rambut nya.

Tiba tiba Ganali menggendong nya secara replek membuat Prilly tanpa sengaja mengalungkan tangannya dileher Ganali.

"Kok digendong sih?"

"Lo mau gelesotan ditangga."

Didalam perut nya seperti ada ribuan kupu kupu yang berterbangan, Prilly bisa mendengar suara jantung Ganali yang berdetak secara teratur.

"Dahh .. si Devan nungguin tuh!"

ternyata Devan menjemputnya, bibir Prilly merenggut ketika Devan menjemputnya sekarang yang katanya akan sore.

"Hallo .. baby."

"Siapa ya gak kenal?"

"Haha .."

Why i'm defferent [ TERSEDIA DI DREAME ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang