Prilly tersenyum melihat gambar nya, hasilnya tidak terlalu berantakan, Prilly membereskan lukisan seseorang yang ia kagumi.
Ganali
entahlah, hanya terbenak wajah Ganali yang sedang tersenyum di pikirannya. Membuat Prilly berinsiatif untuk melukis nya.
Braak
Prilly terjengkit ketika hasil lukisan nya di banting oleh Tasya, mengapa dengan dia?
Prilly menatap nanar lukisan nya.
"Lo gak pantes buat Gana! Lo cuma cewek lumpuh yang gak bisa apa apa!! Jadi, JANGAN MIMPI!!" bentak Tasya.
Ia cukup sadar akan fisik nya, tapi apa bisa Tasya tak menyebutkan kata 'Lumpuh sudah cukup ia menahan sakit.
"Hiks."
Jrett
Tasya menjambak rambut panjang Prilly ketika mendengar isakan Prilly yang selalu membuat nya muak.
"Cengeng amat jadi cewek!! Denger ya, lo itu lumpuh! Gak ada apa apa nya sama gue, jadi sadar diri deh!" bentak Tasya.
Bug
Tasya membanting kepala Prilly ke meja membuat kening Prilly memar, baru saja kemarin ia sembuh. Sudah diperlakukan begini oleh Tasya.
Adik yang tak berkemanusiaan
dengan berlinangan air mata, Prilly mengusap rambut nya yang perih, ia menatap nanar ke arah punggung Tasya yang semakin menjauh.
"Ampuni Papa sama Tasya ya Allah." Batin Prilly.
Prilly beringsut dari kursi roda nya untuk sekedar mengambil lukisan nya yang sudah tak terbentuk lagi.
"Ya Allah, gimana ini!" batin Prilly
"Sayang, kamu kenapa di bawah?"
Suara Fera membuat Prilly mendongak dan tersenyum lembut, syukurlah ada Fera disini.
"Sini Mama bantu!"
Prilly menahan sakit pada kaki nya yang tak bisa berjalan, dengan bantuan Fera. Ia bisa kembali duduk.
"Kamu tidur ya? Udah malam."
Prilly mengangguk kemudian Fera mendorong kursi roda Prilly menuju kamar Prilly.
Beruntung
Fajar sedang lembur kerja, jadi tak ada siksaan yang menyelimuti malam ini.
Setelah Fera keluar, Prilly mendorong kursi roda nya menuju meja belajar nya yang langsung menghadap ke arah jendela.
Pemandangan malam yang Prilly sukai adalah bintang serta bulan yang berkelip kelip.
Tangan nya mengadah, seperti memegang bintang. Prilly sedikit tersenyum lirih.
Bintang adalah teman nya ketika malam, selalu menemani nya walau pun bintang bukan makhluk hidup.
Namun, Prilly sangat menyukai hal berbau bintang. Prilly iri pada bintang yang mempunyai banyak teman di atas sana.
Sedangkan diri nya, hanya Ganali yang mau berteman dengan orang seperti diri nya.
Tangan mungil nya bergerak diatas buku diary terlintas sebuah puisi di otaknya.
Bintangku ..
kelap-kelip cahaya Mu
menghiasi langit malam
dengan beraneka warna TuhanBintangku ..
kau selalu menemani ku
disaat malam datang
dan disaat matahari telah pulang
KAMU SEDANG MEMBACA
Why i'm defferent [ TERSEDIA DI DREAME ]
Novela JuvenilPROSES REVISI Sebagian part sudah dihapus Jika ingin tau ending. Baca di Dreame Tersedia di Dreame "Maa .. Prilly capek! Prilly harus nya mati aja dari dulu, apa hidup Prilly hanya disiksa terus. Prilly pengen bahagia Maa .. hiks. agar kalian bahagi...