WAD 26

5.8K 421 53
                                    

Devan mengelus rambut Prilly yang masih basah, baju kumuh Prilly sudah Aya gantikan dengan milik Aya.

Ingatan Devan tertuju pada siang tadi, sungguh Devan sangat kesal pada Adit yang mengaku pacar nya Prilly.

Enak saja!

Mata elang Devan menatap sebuah amplop yang dari Ganali, ingin memberikan nya pada Prilly.

Tapi, Devan sendiri tak tau apa isinya.

Setelah menimang nimang, akhirnya Devan membuka amplop itu yang ternyata berisi sebuah DVD kecil.

Di sana tertera sebuah pesan.

Pakai headset, biar dia denger!

Devan mengambil laptop Aya, kemudian menyetelnya. Di sana tertera wajah Ganali lengkap selang infus yang ada di badan nya.

"Kasih tau dia!"

Sebenarnya Devan tak yakin untuk memberitahu Prilly soal ini, mungkin ini bakal menyakitkan untuk Prilly.

Namun, apa boleh buat. Mungkin ini sudah waktu nya Prilly tau semua tentang seorang Ganali Syarief.

"Ce-cepet!"

"Dek. Bangun?"

Walau pun Devan tak tega membangunkan Prilly, namun Devan tetap membangunkan Prilly.

"Ng. Ada apa Bang?"

Devan memakaikan headset pada telinga Prilly, tentu saja itu membuat Prilly sedikit kaget ketika mendengar suara Ganali ada di sana.

"Abangg, keluar sebentar!"

Devan memilih keluar untuk mempermudah apa yang akan di lakukan oleh Prilly.

"I-ini suara kamu li, hiks."

"Gue harap, setelah lo tau tentang gue. Lo gak bakal benci ataupun jijik sama orang penyakitan kaya gue." Suara Ganali begitu merdu di telinga Prilly.

"Alii.. aku butuh kamu!"

"Mungkin, dari awal gue udah ada rasa sama lo, lo itu menarik bagi gue. Tasya cuman jadi pelampiasan gue buat deket sama lo, gue cinta bahkan sayang melebihi nyawa gue sendiri. Tapi..."

"Hiks. Jadi kita saling mencintai.."

Prilly meremas tangan nya pada selimut tebal, cinta nya terbalaskan.

"Tapi.. ada yang harus lo tau tentang gue. Gue bukan orang sehat Prill, gue kaya mayat hidup! Hidup cuman tergantung sama obat, gue tau! Lo bakal benci sama gue, setelah lo tau semua nya."

"Hiks. Maksud nya apa? Li."

Andai saja, mata nya bisa melihat. Mungkin Prilly bisa meminta langsung jawaban tentang ini semua pada Ganali.

"Do not cry, gue gak suka lo nangis!"

Hanya sebuah suara saja yang terpasang di telinga Prilly dapat membuat Prilly menangis tersedu sedu.

"2 tahun lalu, gue di vonis mengidap penyakit kanker hati. Gue tau! Lo bakal jauhin gue, gue tau itu."

"Hiks. Jadi ini!"

Prilly memekik tak bersuara, rasa nya begitu sakit mendengar Ganali menderita penyakit yang teramat ganas itu.

"Aku gak benci!"

"Aku cuman pengen senyum kamu."

"Tawa  kamu,"

"Cinta kamu."

Hati nya begitu sakit, telinga dapat mendengar suara tangisan Ganali.

"Haha. Gue cuma orang yang suka di kasihin gue, tapi gue gak butuh itu semua! Mungkin, setelah lo liat rekaman ini. Gue udah enggak ada di negara tercinta ini."

Why i'm defferent [ TERSEDIA DI DREAME ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang