part 41

1.2K 62 11
                                    

Ada gak yg mau buatin cover nya...?

.

Ini waktu ke 6 bulan,atta dan Shifa sudah menikah 2 bualn lalu. Dan mereka tinggal di rumah GH,atta menang telah merencanakan segalanya iya membangun rumah di sebelah rumah GH persis rencananya akan di gabungkan menjadi satu. Iya bekerja sama dengan orang tuanya beserta saudaranya yg lain.

Sohwa juga sudah bertunangan dengan Wildan di pernikahan atta,atta meminta adiknya itu juga segera menyusul. Alhamdulillah setelah kepulangan keluarganya semua berjalan dengan baik,dan bulan depan sohwa juga akan sah jadi istri Wildan.
.
.
Sajidah iya sibuk mengurus cafe saaih,iya menambah beberapa menu disana dan iya sebagai chef-nya.cafe saaih sekarang semakin maju bahkan banyak cabang yg telah iya buka. Namun ada yg spesial dalam diri Sajidah dalam kesibukannya iya tetap telaten mengurus anaknya yg kini sudah mulai berbicara bahkan berjalan.

Reno? Masih ingat kan?
Reno karyawan saaih yg setiap harinya bertemu dengan Sajidah mulai merasakan benih benih cinta disana. Iya juga akrab dengan anak Sajidah,karena banyaknya pengunjung cafe yg sekarang pusatnya itu sudah seperti restoran maka tak jarang banyak pengunjung beserta keluarganya disana.

Pernah dalam suatu waktu saat Sajidah,Reno beserta saaih tengah duduk di salah satu meja.
Saat itu pengunjung tak terlalu ramai hanya ada beberapa saja.

Noel berlarian ke sana kemari, iya memperhatikan satu anak seumuran dengannya yg tengah bercanda dengan ayahnya,sesekali anak itu menyebut kata 'ayah'. Iya berlari ke arah Sajidah dan naik ke pangkuan Reno

"Ayah" ucapnya memegang pipi Reno,iya berpikir karena ayah dari anak yg tadi melakukan hal yg sama seperti yg Reno lakukan padanya.

Sajidah mematung saat itu,iya tidak tau anaknya ini ternyata sudah mulai beranjak besar. Iya melihat Reno yg tengah menatapnya juga.

"Maaf ren, mungkin dia iseng" jawab Sajidah meraih tubuh mungil Noel

"Gpp" jawab Reno tersenyum

"Noel knp ngomong gitu" tanya Sajidah pada anaknya

"Oel iat Cana" ucapnya belum jelas menunjuk ke meja tadi

Sajidah melihat memang ada keluarga kecil yg bahagia.

"Trus knp tadi manggil ayah"tanya Sajidah lagi

"Cama ma" jawab anak itu

Sajidah mengerti memang Reno sering bermain dengan anaknya mungkin menurutnya sama apa yg terlihat.

"Let's play with uncle Noel" ajak saaih menyadari ada yg aneh disana.

Saaih dan Noel pergi ke dalam ruang pribadi saaih dulu yg sekarang dijadikan sebagai rumah kedua bagi noel.karena mainannya beserta tempat tidur untuknya sudah ada disana.

Bukanyya orang rumah tidak mau menjaga Noel,hanya saja Sajidah tak ingin berjauhan dari anaknya.

"Maaf soal tadi" kata Sajidah

"Hmm gpp bu, saya mau ngomong sesuatu sama ibu. Jika ibu tak bisa menerimanya anggap aja ini ga pernah saya ucapkan" jawab Reno

"Emang knp" tanya Sajidah pasti

"Saya cinta sama ibu. Saya juga sayang sama anak ibu" jawabnya ragu iya tau Sajidah tak bersuami dari saaih

"Hah. Tapi ren,"

"Saya tau ini berat bagi ibu,saya ga maksa ibu saya tunggu jawaban ibu nantinya."

"Makasih ren kamu mau ngerti. Untuk saat ini kita berteman aja dulu"

"Teman" jawabnya senyum.
"Yaudah Bu,saya mau lanjut lagi"

"Etss, Kuta kan sudah berteman jadi jangan panggil ibu lagi panggil Jidah aja"

"Ok jid" ucap Reno lantang meninggalkan Sajidah.

Sajidah juga pergi ke tempat dimana saaih dan anaknya.iya melihat anaknya itu sedang tertidur.iya duduk di samping anaknya itu sambil mengelus elus kepalanya.

"Suatu hari kamu pasti bertanya dimana ayah kamu nak"(batin Sajidah)

"Ih Kaka mau cerita"

"Ada apaan ka" tanya saaih
.
.
"Terserah Kaka sih kalo mau buka hati,saaih sih setuju aja Reno juga baik orangnya. Tapi Kaka jangan mikirin untuk Noel pikirin untuk diri Kaka dulu." Saran saaih setelah mendengar cerita sang Kaka

"Iya ih makasih" jawab Sajidah.

Karena tidak mungkin iya menerima Reno jika hanya untuk noel, nantinya iya juga harus memikirkan dirinya dan juga perasaan reno.
.
.
Mereka sudah berkumpul di rumah, rumah yg dulunya besar kini 2 x lebih besar.
Shifa yg dulunya seketaris atta sekarang berubah menjadi ibu rumah tangga. Satu persatu iya urus semua dengan benar didalam rumah itu beesama saudara atta lainnya.
.
Salsa tidak pernah kembali lagi, iya memutuskan melanjutkan pendidikannya disana karena ibunya sakit. Dan beberapa bulan lalu mereka memang sudah menjenguk ibu salsa yaitu adik dari umi mereka.
.
Mereka baru saja beristiratat setelah membersihkan segala alat makan yg tadi mereka semua gunakan.

Fatim tengah duduk di sofa besar disana menherjakan pekerjaan rumah nya dari sekolah, disana juga ada fateh, saaih dan iyyah. Fatim yg baru saja selesai mengerjakan tugasnya beralih menatap saaih yg fokus dengan buku buku tebal disisinya.

Iya sangat merindukan saaih yg dulu masih SMA yg masih memiliki banyak waktu bercanda dengannya. Iya menatap saaih lekat, sadar dirinya sedang ditatap saaih melihat ke arahnya.

"Kenapa tim" tanya saaih memudarkan lamunan adiknya itu

"Hehe gapapa bang" janwabnya dengan senyum khasnya

"Kenapa liat abang" tanya saaih kembali sembari bangkit menuju tempat sang adik.

"Atim kangen deh main sama bg aih"ucapnya pelan namun jelas

Saaih yg mendengar itu berpikir ulang, memang benar sekarang ini iya jarang menghabiskan waktu nersama fatim. Tidak seperti dulu kemana saaih melangkah pasti ada fatim bersama nya.

Bahkan untuk pergi ke sekolah bukan saaih lagi yg mengantar, melaikan naldy yg setiap pagi sudah stand by di depan rumah mereka. Fatim dan fateh berangkat bersama karena tujuanya juga sama. Fateh yg belum genap 17 tahun tidak di jizinkan orang tuanya membawa motor ataupun mobil.

Saaih setiap harinya berangkat dengan iyyah, sama denhan fatim dan fateh. Meski saaih mendapat kelas siang iya akan tetap berangkat pagi untukengantar sang kaka yg sekarang memasuki semester 4.
.
'Besok minggu kita jalan" bisik saaih pada fatim

"Benerean emang ada waktu, bukannya bg aih ke cafe besok kan minggu biasanya rame"

"Beneran"menunjukan jari peacenya.

"Thanks bg aih botak" jawab fatim lumayan keras dan memeluk sang abang.

"Pelan tim"jawab saaih membalas pelukan adiknya itu.

Mereka melepas pelukan masing masing, dan beralih pada fateh dan iyyah yg fokus belajar. Tiba Tiba ide konyol terlintas di pikiran saaih.

Iya menatap fatim memberi intruksi untuk mengerjai keduanya, fatim berdiri dan diikuti saaih. Fatim duduk perlahan di nelakang fateh dan saaih di belakang iyyah.

1,2,3 saaih memberi kofe lewat jarinya

"Dorrr"

"Astagfirullah"kaget iyyah dan fateh bersama.

Saaih dan fatim tertawa puas melihat itu. Sedangkan iyyah masih tidak percaya kedua adiknya ini masih saja terlihat ke kanak kanakan padahal umurnya bukan lagi''. Sedangkan fateh tanpak ingin membalas fatim tapi iya bingung apa yg harus iya lakukan.

Iya beralih ke saaih dan langsung menjatuhkan saaih ke lantai dengan iya di atasnya. Saaih tidak kalah dalam kondisi itu, iya menggelitiki fateh sampai anak itu berguling guling tidak jelas. Hal itu menambah bahan tertawaan bagi mereka.

Walau besok weekend mereka tetap mengerjakan tugas mereka. Karena biasanya tiap weekend mereka menghabiskan waktu bersama baik menonton bersama berbelanja dan berbagai hal lainnya hingga larut malam.

.
.



Vote N komen.!✌

See u next part 💕

Gen halilintar||Drastically change||√ #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang