part 51

1K 58 7
                                    

"Mimah udah siap" panggil wildan.

"Iya" jawabnya yg tengah menarik koper miliknya.
"Tapi kita kerumah bang atta dulu  ya" pintanya dan diangguki wildan.

Keduanya akan berpindah menetap di negara paman Sam.  Amerika.  Wildan memiliki urusan pekerjaan di sana dan dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun kefepan mereka akan disana.

"Assalamualaikum " ketuk sohwa dan wildan.

"Wa'alaikumsalam,  ehh kalian ayo masuk" sambut shifa yg tengah mengandung 5 bulan lebih.

"Bang attanya ada kak, " tanya sohwa

"Masih dikantor sih mim,  bentar lagi pulang untuk makan siang" jelasnya lagi.

"Ade ade? " tanya sohwa lagi.

"Ada diatas mereka lagi belajar sama gurunya"

"Ooo"

"Emangnya ada apa" tanya shifa.  Sohwa tak menjawab ia hanya menyenggol lengan wildan meminta dirinya yg memberi jawaban.

"Kita mau pindah,  ada urusan di luar negri. Dan itu butuh waktu lama" jelas wildan

"Ooo.  Kaliam berangkat  kapan"

"Nanti sore"

"Assalamualaikum ma... " teriak atta

"Wa'alaikumsalam" jawab semuanya

"Ehh ada kalian.  Kenapa" ucap atta ikut duduk  diantara mereka.

Sesudah mendapat izin dari atta sohwa dan Wildan segera berangkat. Mereka tak memberitahu kepada saudara mereka yg lain dikarenakan waktu mepet.
.
.
"Billy lelah menemani iyyah memutari mall besar dikota itu. Tangan gadis itu sudah berwarna warni oleh beberapa polesan make up yg ingin iya beli. Banyak pasang mata yg memperhatikan Billy yg terus menerus mengekori iyyah.

"Ini bagus yah, ini juga"ucapnya menaruh make up yg sama sekali tidak iya mengerti sama sekali. Pasalnya iya sudah lelah mengikuti iyyah.  Bukan nya iyyah malah memberinya tatapan tajam yang membuat billy mendengus kesal.
.
.
"BRAK" bantingan pintu keras itu mengejutkan keduanya yg tengah bermain. Noel berdiri dan segera menyembunyikan kepalanya di leher fatim iya takut sekarang.

"Noel itu uncle"ucap fatim menenangkan. Anak itu mendongkakkan kepalanya melihat ke arah uncle yg dimaksud fatim.

"Oel kaget angtel" ucap Noel berjalan ke arah saaih

"I'm sorry" jawabnya
"What are you doing" tambah saaih. Iya memang menggunakan bahasa Inggris pada Noel sejak dini,agar nanti iya mulai besar iya sudah mengerti.

"Just play with unti"
"Come on let's play with me" ucapnya kembali menarik tangan saaih.

Saaih mengikuti langkah kecil anak itu menuju ranjang milik fatim. Pertama iya membantu Noel yg kesusahan naik ke atas ranjang itu setelah itu iya duduk. Canggung menutupi keduanya, bagaimana tidak?  Setelah berminggu-minggu ini mereka tak saling berbicara.

"I'm sorry" ucap saaih tulus.  Jujur iya merasa tak nyaman bila harus bertengkar lama dengan adiknya.  Fatim mendongkakkan kepalanya melihat saaih yang tengah menatapnya juga. Fatim hanya mengangguk sekilas dan kembali bermain dengan Noel.

Sebelumnya saaih memang ingin marah pada fatim, dimana adiknya itu bisa mengatur dirinya sendiri untuk bolos. Belum lagi alasannya adalah dirinya sendiri. Namun niatnya iya batalkan ketika melihat adiknya itu sedang bersama keponakan nya. Duduk bersama tanpa ada topik pembicaraan rasanya seperti orang asing. Mungkin dorongan dari hati saaih mau membuka pembicaraan dengan fatim.

Gen halilintar||Drastically change||√ #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang