part 47

848 47 11
                                    

" assalamualaikum mama,papa pulang" teriak atta

"Waalaikumsalam pa,"ucap Shifa menyalim atta lalu membantu atta melepas jasnya serta menyingkirkan tas itu dari tangan atta.

"Bang atta"teriak saleha dan Qahtan memeluknya

"Hy kids,kok kalian di sini" tanya atta

"Aku yang bawa pa,kasian mereka kesepian disana.kaka abangnya kan pada sibuk sama sekolah"jelas Shifa.

"Oo,yaudah aku mau mandi dulu ma" ucap atta meninggalkan ketiganya.

   "Hufttttt gimana ya keadaan Ade Ade gw,lama gw ga ketemu mereka." Pikir atta dalam kamarnya.

"Maafin bg atta" ucapnya lalu merendam badannya di dalam badtub
.
.
Seluruh anggota gh yg masih tinggal dirumah itu sedang bersiap makan malam. Tapi fatim belum juga pulang.

"Fatim kemana" tanya saaih

"Gatau ga bilang tadi mau kemana"jelas Sajidah

"Ko bisa ga tau,bukanyya fatim pulang siang"

"Iya habis pulang dia pergi lagi. Sering kok kayak gini"jelas Sajidah pada saaih kembali.

"Sering? Trus kalian ga nanya gitu dia kemanA?"

"Nanya sih dia bilang ada urusan udah itu pergi" ucap Sajidah sambil menguap anaknya.

"Urusan? Teh Lo kan 1 sekolah sama fatim dia kemana gitu"

"Ateh ga tau,ateh aja pulang sore kan ateh anak basket" ucap fateh sambil melahap makanannya.

"Udah sih ih makan aja dulu, entar lagi juga pulang"suruh jidah.

Tak lama suara ketukan pintu terdengar."assalamualaikum"ucapnya dari luar

"Waalaikumsalam"jawab semuanya.

"Itu kan pulang sana bukain pintu km doang yg belum makan"suruh sajidah. Dan diangguki oleh saaih.

"Kok baru pulang" ucap saaih mengintrogasi fatim

"Atim ada tambahan exsta kurikuler di sekolah" jawab fatim santai

"Kok bisa Sampe malam,emang exkul apaan"

"Nari"jawab fatim singkat

"Ga bohong?"tanya saaih memastikan

"Atim capek mau tidur" ucapnya pergi

"Makan dulu tim" tawar Sajidah

"Atim udah makan diluar kak"

"Abang tau kamu bohong awas aja tim" ucap saaih memperingatkan fatim yg terus berjalan tanpa menjawabnya.

Sampai di kamar fatim duduk termenung, iya sedih semua nya kembali berubah. Tak ingin larut dalam kesedihannya iya membuat kesibukan sendiri.

Fatim tak menyadari saaih sudah berada di kamarnya. Saaih menatap adiknya itu yg tengah melamun dengan menatap langit-langit kamarnya. Iya meninggalkan acara makanyya demi mengetahui segala hal yg tengah ditutupi adiknya ini.

"Ekhhm" suara saaih memudarkan lamunan fatim
"Ada masalah" tanya saaih

"Ga ada"

"Tadi kemana aja"

"Kan udh dibilang latihan nari"

"Sejak kapan sekolah itu punya extra kulikuler nari"

"Sejak atim naik kelas"
"Atim capek pengen tidur,bang aih keluar" suruh fatim

"Okay,"ucapnya ragu

Saaih berjalan keluar dari kamar tersebut,tapi salah satu sudut kamar itu menarik perhatian nya. Yaitu rak sepatu milik fatim,banyak sepatu high heels disana.

"Kok km punya banyak high heels tim"tanya saaih memegang sebelah high heels yg tumitnya sejengkal tangannya

"Atim lagi suka" jawabnya santai pasti tersirat kebohongan didalamnya.

"Km mau pake ini kemana" tanyanya kembali

"Buat koleksi, udah ah bg aih banyak nanya atim mau tidur" ucapnya meraih high heels itu dan mendorong tubuh saaih keluar.

"Bg aih tau km bohong awas" ucap saaih kembali namun pintu itu langsung ditutup oleh fatim membuatnya tambah curiga.
.
.
Thariq mulai lagi mengembangkan usahanya,dengan bantuan atta itu studionya kembali dapat berdiri. Iya mampir ke butik sohwa yg ada di Bandung yg sudah dialih tangankan kepada chindy. Sering kali iya kesana entahlah apa tujuannya.mungkin chindy.

Iya duduk di ruang khusus sambil melihat lihat majalah pakaian muslim disana. Halaman demi detik iya buka,anehnya iya melihat foto fatim disana. Iya bingung apakan adiknya ini menjadi model pemasaran pakaian atau entah lah.

"Riq ini minumnya"tawar Shifa membawa 2 cangkir kopi

"Ohh iya makasih. Hmm sin aku mau nanya ini fatim jadi model dibutik ini ya"

"Hah. Fatim adik kamu"

"Iya ini" ucapnya menyerahkan majalan pada chindy

"Lah kok bisa ya, ini bukan di butik ini. Dari nama butiknya ini rekan bisnis kok yg punya"

"Dimana itu"

"Di Jakarta sih. Di daerah Senayan"

"Ohh okay"

Mereka bersama menghabiskan minuman serta tak luput candaan keluar dari mulut Thariq hingga sore hari.

"Sin aku pamit ya,sekalian aku mau bawa ini"ucapnya memeganh majalah tadi

"Ok. Bawa aja gapapa"

"Assalamualaikum,makasih waktunya"

"Waalaikumsalam.sama" liq"

Thariq melajukan mobilnya ke Jakarta,untuk meminta jawaban atas segalanya. Ataupun juga atta tidak menafkahi sudranya hingga adik kecilnya itu harus bekerja. Pikirannya menduga duga segalanya, dimatanya fatim hanyalah bocah kecil yg bertubuh besar manja. Manja dalam artian ngegemesin dimana adiknya itu tidak malu menangis jika iya dijahili "dulu".

Kemana saaih,bukanyya cafenya saat ini berkembang pesat. Kenapa membiarkan adik yg dari dulu iya bela itu bekerja. Sepelit itu kah dia. Duganya terus menerus..
.
.

Bersambung......

Vote N komen yak ....

See u next part 💕



Gen halilintar||Drastically change||√ #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang