part 45

936 52 6
                                    

Sudah banyak air putih yang sohwa minum,  iya sangat gugup menanti hari esok. Seluruh keluarga sohwa sedang bercanda ria dibawah sana tapi dia. Iya malah disuruh tidur,betapa kesal dirinya yg tak diizinkan ikut bergabung disana.

Iya merendam badannya di Badrun dengan air hangat,berharap itu dapat merilekskan tubuh nya. Setelah cukup rileks baginya iya keluar dari kamar mandi. Iya memaksakan diri nya tidur tak lupa iya mengenakan krim malam agar iya terlihat fresh esok hari.

Lagi lagi iya tak bisa tidur karena mendengar nyanyian nyaring dari bawah sana, ternyata seluruh keluarga nya sedang pesta tanpanya. Iya mengambil headphone memutar lagu favorit nya dengan volume tinggi. Akhirnya iya tertidur.
.
.
Pagi pagi buta Shifa datang ke kamar sohwa,hendak membangunkan adik iparnya itu. Berulang kali iya memanggil manggil tak ada jawaban dari dalam. Iya masuk melihat sohwa yg tengah tertidur dengan headphone yg masih menempel di telinganya.

"Calon pengantin tidur aja pake headphone" guman Shifa melepaskan headphone itu perlahan. Iya penasaran musik apa yg saat ini terputar disana. Iya memakaikannya ke telinganya,dengan cepat iya singkirkan kembali benda itu karena volumenya yg sangat merusak pendengaran.

"Mim bangun ayo shalat subuh dulu" mengguncangkan badan sohwa

"Emhh, ka Shifa udah subuh ya"

"Udah ayo turun"

Sohwa duduk di tepi ranjang,dengan nyawa yg msh belum terkumpul penuh.

"Km knp tidur pake headphone"tanya Shifa

"Emm,kalian nyanyi nyanyi dibawah enak enakan sohwa disuruh tidur" adunya pada Shifa.

"Hahahaha,km ada ada aja. Yaudah sana wudhu terus itu turun bareng"

"Ok"

Mereka turun berbarengan mendapati seluruh keluarga dan kerabatnya sudah siap,ada pula yg masih terdiri di sofa karena keluarganya ada yg non muslim.
.
.
Mereka sampai di gedung pernikahan,sohwa sangat nervous tapi iya bahagia. Terlihat pula saudaranya yg lain juga ikut merasa bahagia.
.
.
Dengan lantang Wildan mengucapkan akad,sekarang Wildan dan sohwa sudah sah menjadi pasangan suami istri. Acara berjalan dengan lancar hingga resepsi.

Ini adalah saat paling ditunggu tunggu bagi para penghadir pesta yang jomblo atau single. Yaitu seikat bunga yg akan dilemparkan pengantin. Begitu banyak saudara dan teman teman mereka yg menunggu dibawah sana.

Bunga itu terlempar ke arah paling belakang, Reno dan Sajidah yg tengah duduk di bangku belakang kerumunan orang itu dengan Noel. Bunga itu hendak mengenai Sajidah,dengan sigap Reno juga ikut menangkapnya takut terkena Noel yg di pangkuan Sajidah. Kedua tangan itu bersatu pada ikatan bunga itu,serta pandangan yg beradu.

Semua mata berbalik menatap ke belakang namun tak ada yg menyoraki lantaran bingung. Suasana seketika hening disana.

"Jid" panggil atta dari bangku sebelah bersama Shifa.

Tangan itu terlepas karena suara atta, ikut dengan pandangan tadi. Sajidah membawa Noel dari tempat itu lantaran bingung. "Akankah ini pertanda" pikir saaih yg juga ikut melihatnya.

Acara kembali berjalan baik hingga selesai. Semua tamu undangan sudah pulang yg tersisa hanyalah kerabat mereka. Kerabat mereka juga pulang mengingat hari ini adalah hari yg melelahkan dan berkesan bagi sohwa maupun wildan.
.
.
Pagi hari telah tiba kembali, rasanya lelah kemarin sudah hilang. Banyak kerabat mereka yg kembali ke kampung halaman mereka. Sohwa hari ini akan tinggal bersama Wildan, suasana haru dirumah itu. Sohwa memeluk uminya erat,mengingat mulai sekarang wajah itu akan jarang terlihat.

"Sohwa ingat umi, selalu bersikap baik dan jangan lupa sama tuhan" ucap Abi memeluk anaknya itu

"Iya Abi"

Sohwa beralih ke seluruh keluarganya mulai dari yg terkecil, namun saat giliran iya pamit pada atta lelaki itu menghindar dari pelukan sohwa. Iya malah tertawa melihat wajah sohwa yg dibanjiri air mata serta suaranya yg sedikit serak.

"Bang atta" rengek sohwa saat lelaki itu berulang laki menghindar. Lelaki itu terus tertawa hingga terbatuk batuk. Sohwa beralih pada Shifa memeluk kakak iparnya itu yg berperan baik dalam rumah besar itu.

"Imah Pamit ya umi Abi. Imah janji bakal sering sering main ke sini. Imah harap Imah bisa kaya umi" ucap sohwa memeluk kedua orang tuanya.

"Iya nak, kalian berdua hati hati. Jangan pernah lupakan Tuhan"pesan Abi pada keduanya.

"Iya bi" jawab wildan dan sohwa serempak.

Mereka keluar dari rumah itu perlahan, sohwa menatap atta yg berdiri dekat tangga. Entah apa salahnya hingga laki laki itu tak mau memeluknya. Perlahan tapi pasti mereka akan hilang di balik pintu di depan sana. Sohwa berharap abangnya itu akan memanggilnya. Dan ya..

"Mim" panggil atta, sohwa langsung berbalik dengan senyuman
"Hati hati" tambah atta kembali tertawa.sohwa berbalik kembali dengan air matanya yg kini mengalir kembali.

Satu langkah lagi iya akan keluar dari rumah itu.

"Mim" panggil atta kembali tapi tak dilihat adiknya itu

"Mim"panggil atta kembali karena adiknya itu hanya diam.

"Mim" ucapnya ketiga kali. Sohwa berbalik melihat atta yg merentangkan tangannya. Sohwa berlari memeluk atta. Pelukan erat dari keduanya terasa hangat.

"Udah nikah beneran. Dulunya orang yg nikahin boneka Barbie sama pangeran. Hahha," ucap atta mengundang tawa disana.

Tak banyak kata yg bisa diucapkan atta pada sohwa,hanya pelukan yg menjelaskan dari hati pada sohwa disana. Mata atta juga memerah,lucu baginya partner berantemnya akan dibawa orang.

Setelah pelukan itu terlepas atta memberi tangannya pada sohwa. Sohwa menjabat tangan perdamaian itu, setelahnya mereka melakukan tos ala ala mereka berdua.
.
.
Rumah itu terasa semakin sepi setelah pernikahan sohwa. Umi Abi yg harus berpergian saat ada panggilan kerja dari negara sebelah,belum lagi iyyah yg sudah berada di kota New York. Amerika. Untuk melanjutkan pendidikannya. Ditambah lagi Thariq yg memutuskan menetap kembali di Bandung.

Hampa. Itu yg tergambar disana. Hanya ada suara qahtan dan saleha yg bermain setiap harinya. Atta sudah berumah tangga pasti iya akan sibuk pada keluarga kecilnya. Meski tinggal 1 atap mereka hanya makan dan saat berpapasan mengeluarkan suara. Semuanya sadar Orang tua mereka lah yg membuat suasana di dalam rumah itu hangat.

Seolah mengerti posisi atta yg kian bertambah sibuk adik adiknya tak ingin mengganggu atta.
Meski begitu Shifa tak pernah menyueki ipar iparnya, iya malah sangat memperhatikan segalanya.
.
.

Bersambung....


Vote n komen ok

See u next part 💕

Gen halilintar||Drastically change||√ #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang