Btw, kalian berasa ga sih para penulis cerbung GH lainya pada hilang'? N klo kalian punya cerita GH juga bisa di-share ya... Saya mau baca juga karena library ga ada yg update...
Fatim terus menangis di belakang pintu kamarnya. Menurutnya ini bukan hak saaih lagi untuk melarang-larang nya, iya sudah dewasa. Menurutnya.
Derap langkah kaki itu semakin terdengar mendekat ke telinganya. Berulang kali atta memanggil manggil namanya tapi iya enggan membuka suara.
"Fatim buka pintu" teriak atta di depan pintu kamar fatim. Perasaan atta saat ini marah,iya seperti dianggap tidak mampu menafkahi adik adiknya. Dan menurutnya secara tidak sengaja adiknya ini merendahkan dirinya.
"Fatim buka pintunya atau Abang dobrak" ucap atta setelah berulang kali menggedor pintu.
"Abang hitung sampai 3 Abang dobrak" ucap atta kembali
"Satu. DuuuuuuA. Tiiiiiiii" belum sampai selesai hitungannya pintu sudah terbuka. Terlihat fatim yg masih menangis,namun iya berusaha angkuh di depan atta.
"Kenapa" tanya fatim sinis menatap seolah tak suka pada atta.
Atta tak menjawab,iya hanya menatap dalam dalam mata fatim yg tengah menatapnya juga tajam. Seolah menemukan kebencian dan kemarahan dalam mata fatim iya berdecih tak suka.
"Cih. Jangan sok pintar" ucap atta menyenderkan dirinya di dinding luar kamar fatim
"Sorry bukan sok pintar atim memang pintar. Buktinya fatim bisa berdiri sendiri tanpa campur tangan kalian" jawab fatim santai tentunya menusuk ke atta. Seketika atta berdiri tegap menghadap sang adik, iya hendak melayangkan pukulan ke fatim namun iya teringat sebentar lagi menjadi seorang ayah.
"Thariq" teriak atta kembali. Tak lama Thariq datang bersama saaih dari bawah. Tentu semuanya tak datang mengingat ada anak kecil dibawah.
"Kenapa" tanya keduanya sembari menatap fatim yg menatap mereka tak suka.
"Gw ga mau hilang kendali. Gw udah punya keluarga yg harus gw jaga, gw ngak mau buang buang waktu untuk "BOCAH" nakal seperti dia" ucap atta sinis sambil menunjuk fatim. Dan sengaja menekankan kata bocah.
Setelah itu iya pergi turun ke bawah.Thariq mendekat ke arah fatim iya menarik fatim ke dalam rangkulannya memeluknya erat,tapi fatim hanya biasa saja. Bahkan tangannya tidak ikut terulur membalas pelukan Thariq.
"Udah deh tim,jangan buat masalah terus. Keluarga kita udah kepenuhan drama, jadi jangan tambahin lagi" ucap saaih berdacak pinggang.
"CK. Drama" ucap fatim sinis melepas paksa pelukan Thariq dan masuk ke kamar nya dengan membanting pintu keras.
.
.
***Sejak kejadian itu fatim lebih tertutup pada saaih dan atta. Terlebih pada saaih ia tak pernah mau bertegur sapa lagi dengannya mengingat beberapa Minggu lalu Abang tersayangnya itu telah melontarkan kata yg menyayat hati nya.
"Teh ayo berangkat keburu telat" teriak fatim pada fateh.
"Iya kak bentar. Emang taxi online nya udah di pesen"
Tanya fateh"Bentar lagi Dateng,makanya buruan" balas fatim
Taxi? Ya- setelah kejadian itu naldy tak pernah lagi menjemputnya. Bahkan hubungan keduanya juga tak tau bagaimana sekarang. Iya selalu berangkat bersama fateh kesekolah dengan taxi online. Uang yg ia hasilkan dari pekerjaannya dulu masih banyak.
Naldy sendiri pindah dari sekolah itu, kabarnya iya ikut bersama orang tuanya ke luar negri tanpa pamit pada fatim.
"Ayo kak" ajak fateh
Mereka menunggu di gazebo depan rumah mereka cukup lama. Saaih keluar bersama motornya,iya hendak memanaskannya diluar. Namun kedua adiknya itu masih menunggu saja disana.
"Kok belum berangkat" tanya saaih
"Taxinya belum Dateng" jawab fateh
"Yaudah ayo Abang anter aja" tawar saaih
"Ayo" jawab fateh antusias
"Ayo ka fatim" ajak fateh kembali"Taxinya mogok, km duluan aja" jawab fatim lalu meraih ponselnya menghubungi teman kelasnya
Call on...
Fatim: assalamualaikum Mon, tolong izinin gw ya. Gw ga masuk bilang aja sama guru gw sakit atau apalah"
Mona: waalaikumsalam tim. Lo beneran sakit. Yaudah nanti gw izinin"
Fatim:"makasih ya mon. Assalamualaikum"
Call off...
Fatim mematikannya tanpa menunggu jawaban salam dari sana. Iya beranjak masuk ke dalam rumah dengan seragamnya."Ka fatim kok gitu? Ayo berangkat masih ada waktu. Kebetulan dianter bang saaih"
" Km aja teh, Kaka males"
" Jangan anggurin pendidikan. Diluar sana masih banyak orang yg mau sekolah" serkas saaih
"Hah. Atim malah mau jadi salah satu dari mereka. Ga bisa sekolah tapi bahagia" jawab fatim lalu meninggalkan keduanya.
Saaih kembali menjalankan motornya untuk mengantar fateh sekolah. Iya tak tau harus apa sekarang, apakah iya salah melarang adiknya bekerja jika dirinya masih mampu? Hah. Itu hanya membuatnya pusing.
"Kok balik lagi tim" tanya Sajidah yg tengah bersiap bersama Noel
"Atim ga mood ka. Kaka mau ke cafe ya" tanya fatim
Nampak sekilas Sajidah mengkerut kan dahinya bingung namun iya tak ambil pusing.
"Iya tim"
"Noel sama fatim aja ka. Atim juga kesepian dirumah"
"Emang gpp, yaudah deh Kaka titip ya"
"Iya ka"
"Noel sama aunty ya, mama keluar bentar jangan nakal ok" ucap Sajidah mencium kedua pipi anaknya
" Oke ma" ucap anak itu tersenyum.
Sajidah tersenyum bangga melihat anaknya, dimana usianya hampir menginjak 2 tahun anaknya itu sudah mengerti bak orang dewasa.
"Main di kamar aunty yuk" ucap fatim pada ponakan pertamanya
Anak itu malah merentangkan kedua tangannya meminta digendong oleh fatim. Dan dengan senang hati fatim mengangkat tubuh kecil itu.
Dengan suara cadelnya anak itu sangat menggemaskan. Fatim juga sangat merindukan 2 adik terkecilnya yg sekarang menetap bersama atta.
" Noel" ucap fatim pada Noel yg tengah duduk di atas kasurnya. Anak itu mengangkat kepalanya menatap fatim yg saat ini masih mengenakan seragam.
"Noel tau ga, aunty sedih banget. Naldy ga tau sekarang dimana, mungkin naldy marah sama aunty ya. Uncle aih juga jahat sama aunty, uncle atta juga. Tapi aunty kangen sama qahtan dan soleha. " Ucap fatim seperti curhat pada anak itu. Sepertinya paham Noel ikut menatap matanya sendu,tapi tatapanyya itu tenang.
Noel naik ke pangkuan fatim menghadap dirinya. " Unti angan edih, unti Ica ain ama oel" ucap anak itu cadel memegang pipi fatim. "Ecok ecok klo ada yg nakal Ama unti ilang Ama oel" tuturnya lagi bak jagoan, sepertinya ini turun dari fateh.
"Emang Noel mau apain" tanya fatim kembali.
"Oel gigit" ucapnya mencium pipi fatim yg masih iya pegang. Jujur Noel sangat dekat dengan fatim, karena siang hari saat dirinya pulang sekolah iya akan menjemput Noel ke cafe dan membawanya pulang.
"Ga boleh gigit gigit, gigit itu sakit lagi pula gigi Noel bisa putus" ucap fatim
Anak itu menggeleng kan kepalanya cepat, dam memeluk fatim. Iya menyembunyikan kepalanya di leher fatim yg masih dibaluti hijab. Fatim hanya mengelus elus punggung Noel,iya sangat menyayangi anak itu.
Setelahnya iya mengganti pakaian dan kembali duduk bermain dengan Noel. Sesekali fatim menjahili Noel sengaja agar dapat melihat wajah lucu nan berisi itu.
Bersambung......
Maaf jarang up, aku lihat para penulis lain juga udah jarang. Akunya jadi ga mood!
See u next part 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Gen halilintar||Drastically change||√ #Wattys2019
Historia CortaEntah apa yang terjadi sebelum keberangkatan umi abi dan adik"ku. Dan Dari itu juga perubahan demi perubahan terlihat. Mulai dari keluargaku yg sangat overprotective kepada kami gh girl, entahlah aku tidak tau apa", dan aku sekarang bingung menghad...