Prolog

16.2K 319 0
                                    

"Astaga Kanella Naurora Wijaya .!! Kau masih belum bangun juga..!"

Bentak wanita paruh baya saat melihat seonggok wanita cantik yang masih asyik dengan mimpinya.

Namun tak ada respon dari wanita cantik itu yang ada ia semakin mempererat pelukannya dengan gulingnya.

Byuurrr...!!

"Ataga.." ucap Kanella dengan gelagapan gaya orang kelelep Empang

Nella yang masih shok pun menepuk - nepuk dadanya yang hampir saja terkena serangan jantung mendadak

"Mama capek ya sama kelakuan kamu Nel , apa kau lupa kalau hari ini adalah hari pertama kau masuk kuliah,dan tentunya di kampus baru mu"

Seakan mengingat sesuatu Kanella yang tadinya mau ngamuk dengan mama nya itupun mengurungkan diri dan segera ngacir ke kamar mandi.

Mama nya hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan putri nya itu.

"Mama dan papa tunggu di bawah ya Nella sayang.. " teriak mama Kanella sambil menutup pintu kamar anaknya .

Tak butuh waktu lama Kanella kini sudah ada di meja makan bersama kedua orang tuanya.

"Bagaimna apa kau sudah siap dengan kampus baru mu nanti " tanya papa Kanella sambil meletakan Koran yang baru saja ia baca

"Ya siap gak siap lah pah" jawab Kanella asal sambil nyomot roti panggang keju sosi kesukaannya

"Nella kalau papa ngmg tu jngn kaya gitu.. nanti mama potong uang jajan mu" ucap mama Kanella lalu nyentil tangan anaknya yang malah asik menyuapkan roti ke dalam mulutnya.

Kanella pun meletakan roti nya dan menatap papanya

"Pa.. jujur ya Nella capek harus pindah kampus terus , udah berapa kali aja Nella pindah dalam 4 semester ini,Nella capek berinteraksi sama teman-teman baru,sama lingkungan baru,sama dosen-dosen baru"
Crocos Nella panjang lebar

"Papa tau nak,tapi mau bagaimana lagi.. prusahaan papa di sini berkembang sejauh ini,maka dari itu kita harus pindah ke kota ini, janji deh ini yg terakhir.." rayu papa Nella sambil mencubit pipi anak gadisnya

"Iss papa apaan sih , ya udah lah ya Nella mau ngampus dulu males ribet kalau udah siang.."
Ucap Nella sewot sambil mencomot lagi roti kesukaannya. Tak lupa ia mencium tangan kedua orang tuanya.

"Anak itu.. masih aja gak bisa berubah..beda tak seperti Bella yang selalu patuh dan nurut "
Ucap mama sambil tersenyum dan mengingat anak gadisnya yang satu lagi.

Suami Dadakan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang