Bagian 14

4.9K 196 1
                                    

Hari berlalu begitu saja, tanpa mengubah apapun yang sudah di sepakati.

Saat ini Nella sedang duduk di bangku kelas nya dan memandang wajah pria yang akhir-akhir ini selalu menemani nya.

"Psssttt..pssstt.."

Nella menoleh kearah caca

"Lu dari tadi ngeliatin pak Vano gitu amat Nell? Jangan bilang lu naksir sama pak Vano.?!"

"Apaan sih ca .. "

"Awas aja kalau lu sampe naksir sama pak Vano.. gue laporin sama Alexs baru tau rasa lu.."

"Bodok amat.. dia juga kan punya pacar kenpa gue gak boleh.."

"Duh au ah..pusing gue sama hubungan kalian"

Nella mengedikan bahunya dan kembali mendengarkan penjelasan dosen muda dan mapan itu.

Jam kelas sudah usai kini Nella dan Caca menghabiskan waktu di kantin sambil ngobrol syantik .

"Eh Nel..lu gak suka kan sama pak Vano?"

"Apaan sih ca.. dari tadi yang di tanya itu terus.. "

"Gue takut aja..lu kan udah nikah.."

"Gue bingung ca.. pernikahan macam apa coba ini.. masa Alexs yang katanya suami gue tapi malah masih asyik jalan sama Kanaya .. gue di anggep apaan coba .."

"Ciye..udah baper-baperan nih ceritanya.."

"Au ah ca .. ngmg-ngmg lu sama mika gimna?"

"Gak gimna-mana..dia romantis..dan selalu mengutamakan kemauan gue di banding kemauan dia"

"Hmm..enak ya.. andai gue bisa kaya kalian.."

"Sabar ya sayang.. pasti Alexs bisa kok kaya mika"

"Ngimpii hahahahaha "

"Ye si Nella mulai sablengnya"



Setelah lama menghabiskan waktu nya bersama Caca kini Nella memutuskan untuk pulang ke rumah mertuanya lebih awal karena ia merasa dirinya butuh istirahat.

Berhubung Nella tak membawa mobilnya jadilah ia menunggu bus atau taxi di halte .

"Yaelah lama amat " ucap Nella sambil mencari-cari yang di tunggunya.

Tiba-tiba di hadapannya berhenti mobil sport berwarna merah yang membuat matanya menyipit karena silau dari warna mobil di hadapannya yang terkena sinar matahari.

Tak lama keluar dua orang pria tampan yang satu memiliki kulit sedikit gelap dan yang satu bertubuh jangkung mengenakan pakaian formal .

"Kalvien.. Vano.."

"Kamu nunggu bus Nell?? Kenpa gak bawa mobil?" Tanya Vano ketika turun dari mobil dan mendekati Nella

"Kan mobil, gue tinggal di rumah bokap nyokap gue van..skrng kan gue tinggal di rumah keluarga Sanjaya.."

"Ya udah kita antar .. dari pada kamu sendirian di sini.. belum tentu juga bus nya datang cepat.."

"Tapi gue takut ngerepotin.."

"Yaelah Nella .. yuk deh ikut aja.. lagian lu kan istri Alexs.. masa ia kita tega ninggalin elu di sini .." timpal Kalvien.

"Ya udah deh gue ikut"

Nella pun naik mobil dengan Kalvien dan Vano.

Di perjalanan ketiganya mengobrol santai sambil mendengar kan alunan lagu jazz.

"Oya.. kalian mau kemana kok tumben ?" Tanya Nella

"Oh ini ada meeting di Club nya Andrean, gue jemput Vano kebetulan tadi Vano gak bawa mobil"

"Meeting? Di club? Mau meeting atau mau ngedugem?" Tanya Nella

"Haha ya meeting lah Nella..kan di sana ada ruangan khusus buat kita meeting.."

"Emang kalian mau meeting tentang apa?"

"Rencananya Kita mau buat restoran .. kita kerja sama gitu.. jadi harus di obrolin matang-matang" sambung Vano

"Alexs ikut dong.."

Vano dan Kalvien mengangguk kompak .

"Kalau ada Alexs.. apa Kanaya juga ada?"

"Bisa jadi " sahut Kalvien

Nella mengangguk paham dan kembali asik dengan pemikiran nya .

Setibanya di depan rumah keluarga Sanjaya .

"Thanks ya Vien,Van..gue masuk dulu..kalian hati-hati "

"Oke "

Dan Nella masuk ke perkarangan rumah Alexs .

Setibanya ia di depan pintu betapa terkejutnya Nella ketika pintu terbuka dan di sana menampakan sosok Alexs .

"Lexs..bukannya lu.."

Alexs menatap Nella dengan tatapan tajam.

"Lu jadi cewek gatel banget ya.. kemarin ngaku udah jadian sama Vano..sekarang lu di anterin sama Kalvien.. gak sekalian aja Bian,Aska,Andrean juga lu Pepet."

Plak..!

Sebuah tamparan mendarat di pipi Alexs.

"Apa-apaan lu Ha..!" Sentak Alexs

"Lu yang apa-apaan ..! Gue gak semurahan itu ya..! Gue benci sama lu lexs..!

Nella pun membalikan tubuhnya dan berlari meninggalkan kediaman Alexs.

Alexs sangat menyesali atas ucapannya .

Ia pun bingung mengapa ucapan itu harus keluar dari mulutnya.

Namun Nella kini telah tak ada di hadapannya,dan membuat hatinya sangat mesnyesal.


Nella menghentikan langkahnya dan duduk di bangku yang di sediakan pemerintah untuk pejalan kaki.

"Gue gak seburuk itu lexs.. apa di mata lu gue hina lexs.. gue cuman nebeng sama Kalvien..emang lu peduli sama gue.. gue berangkat dan pulang kuliah juga naik bus .. lu selalu mentingin Kanaya dan Kanaya..lama-lama gue capek dengan semua ini..rasanya gue gak sanggup..oh tuhan.. apa yang harus gue lakukan.. kalau pun tak ingat kesehatan papa mungkin gue udah minta pisah sama manusia berlidah tajam itu"

Nella memandang kendaraan yang lewat,air matanya masih saja terus mengalir tanpa ada niatan untuk berhenti.

Suami Dadakan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang