Bagian 20

5K 182 0
                                    

Ke esokan harinya.

Nella bangun seperti biasa , dan kali ini sebelum beranjak dari tidurnya dengan takut ia melirik ke sebelahnya yaitu suaminya.

Ntah kenapa senyuman merekah di wajah cantik khas bangun tidurnya , dan tak tau dorongan dari mana tangannya menyentuh pipi pria yang kini sedang tertidur di sebelahnya

Saat itu pun Nella terkejut

"Kok panas.." dan Nella sedit lebih berani lagi untuk memeriksa kening Alexs

"Lu demam lexs.."

Nella langsung menyibakan selimutnya dan pergi menuju dapur untuk mangmbil kompresan dan kotak P3k .

"Loh non.. ini baskom sama air nya untuk apa? "

Tanya Bi Ning yang baru saja tiba dari rumahnya ,ya Bi Ning tak menginap di karenakan ia memiliki suami yang sudah sakit-sakitan rumahnya pun tak jauh dari rumah keluarga Sanjaya .

Nella menatap Bi Ning sesekali sambil mengotak - Atik ponselnya

"Eh bi Ning udah Dateng ya, ini buat ngompres Alexs"

"Tuan muda sakit non?? " 

"Iya demam nya masih bisa di atasi sama kompres bi.. Oya bi, nanti kalau ada yang ngantar bubur ayam tolong di trima dan di antar ke kamar ya "

"Baik non.."

Nella tersenyum dan meninggalkan Bi Ning.

Sebelum tiba di anak tangga suara papa mertua Nella pun terdengar

"Loh Nella.. itu semua untuk apa sayang??"

Nella memalingkan wajahnya ke arah mertuanya dan tersenyum sejenak

"Eh papa.. ini buat ngompres Alexs pa..dia demam..tapi masih bisa di atasi kok pa,semalam kehujanan"

"Anak itu masih saja seperti bocah..baiklah papa Titip alexs sama kamu ya Nell.. papa ada meeting dengan papa mu pagi ini "

"Iya pa tenang aja.. slamat bekerja pa,dan salam untuk papa Wijaya "

Papa Sanjaya tersenyum dan berjalan menuju meja makan sedangkan Nella kembali berjalan menuju kamarnya .

Pelan-pelan ia membuka pintu dan di sana masih terdapat Alexs yang sedang tertidur di dalam selimutnya.

Nella berjalan mendekati ranjang dan setibanya di sudut ranjang sebelah Alexs ia memulai aktivitas nya mengompres kening Alexs

"Kok lu masih peduli sama gue"

Nella seketika kaget bukan main ketika mendengar suara alexs

"Loh lexs..lu ngelindur atau emang dah bangun sih " tanya Nella sambil ngelongo menatap wajah Alexs yang masih seperti orang tidur itu  sangat dekat

Dan tiba-tiba mata Alexs terbuka dan mengunci pandangan Nella

Jarak keduanya kini sangat dekat, dan sama persis ketika hari pertama mereka bertemu dengan kasus plastik es seribuan.

Saat keduanya sedang tatap-tatapan suara pintu kamar terdengar di ketuk dan membuat keduanya tersadar .

"Sory lexs..gue kira tadi lu ngelindur .."

Elak Nella dan beranjak dari tempatnya

Nella membuka pintu dan ternyata

"Bi Ning.. ada apa??" Tanya Nella

"Ini non ada 4 box bubur ayam "

"Emm ini yang dua bawa ke bawah gih,buat bibi  dan pak Darto ya nah yang ini buat saya dan Alexs " ucap Nella sopan

"Tapi non.."

"Udah gak ada tapi-tapian .. bibi belum sarapan kan.. dah sarapan dulu gk usah repot-repot masak dulu,yang penting isi perut bibi biar kuat kerjanya..jangan lupa pak Darto juga ya bi.."

Bi Ning menatap Nella haru

"Non.. tak salah tuan muda memilih non sebagai pendamping.. sifat non mirip sekali dengan mendiang nyonya besar"

Nella tersenyum

"Saya dulu nya juga gak sperti ini kalai bi..saya ini tipe orang yang masa bodok, asal-asalan tapi saya sadar skrng saya sudah menikah,saya harus merubah sifat Saya.."

Bi Ning mengangguk dan berkata

"Ya sudah non saya pamit ke dapur dulu,itu tuan mudanya sudah nungguin"

Nella mengangguk dan menutup pintu kamarnya lagi.

Ia berjalan menuju tepi ranjang lagi dan duduk di sana

"Lexs minum dulu ya" ucap Nella sambil meraih gelas berisi air mineral yang ada di atas nakas

Ntah mengapa Alexs langsung nurut dan meminum sedikit air yang di sodorkan Nella

"Nah sekrng lu sarapan dulu.. ini bubur ayam kesukaan gue.."

Alexs memandang wajah Nella lekat saat Nella masih sibuk membuka box berisi bubur ayam .

"Ayo buka mulutnya.. isi dulu perutnya , nanti baru minum obatnya "

"Gue bisa sendri kok nell.. lu juga makan punya elu..udah gitu berangkat kuliah"

Nella tersadar akan kuliahnya dan menatap jam di nakas.

"Gue hubungin Vano dulu bentar..lu makan sendri dulu gak apa kan.. di habisin loh"

Dan Nella mengotak Atik ponselnya tanpa ia ketahui kalau Alexs selalu memperhatikannya

"Emm Hallo.. Van sory pagi-pagi nelfon.."

"......"

"Jadi gini.. gue hari ini gak bisa ngikut kelas elu,"

"......"

Nella melirik sebentar ke arah Alexs yang sedang memakan buburnya

"Alexs demam..gue mau ngurusin dia dulu.. lu tau kan bibi di sini cuman kerja sampai siang..gue takutnya ntar kalau gue ngampus gue lupa pulang hihihi"

"......."

"Sa ae lu , ya udah ah.. gue ijin nih ya pak dosen Vano.. "

"...."

"Ok mksih.. "

Dan telfon terhenti.

"Lu Deket bngt ya sama Vano..apa lu benar gak ada hubungan sama Vano??" Tanya Alexs

Nella memalingkan wajahnya kembali ke Alexs

"Ih lu ni apaan sih sakit-sakit masih souzon aja sama gue.. "

"Habisnya lu akrab bngt sama dia"

"Emang kenpa kalau gue akrab sama dia??" Tanya Nella sambil menyimpitkan matanya

"Nih buburnya dah habis,mana obatnya.." Alexs mengalihkan pembicaraan dan membuat Nella memajukan bibirnya

"Ya udah ni obatnya ni minumnya.."

Alexs tersenyum melihat exspresi wajah Nella saat ini

"Ngpa lu senyum-senyum..??" Tanya Nella

"Gak papa cuman tu ada belek di mata lu"

Dan Nella langsung sepontan memegang kedua sudut matanya

"Mana.. gak ada.. "

"Emang gak ada.."

Nella semakin memajukan bibirnya dan berdiri membereskan obat dan bekas makan Alexs dan juga makanan nya yang belum sempat ia sentuh.

Alexs malah tertawa walau hanya kecil.

Setelah membersihkan ruangan kamarnya kini Nella akan membersihkan dirinya yaitu mandi.

Sebelum masuk ke kamar mandi ia mengambil salinannya .

Alexs memperhatikan setiap garak gerik Nella dan ia merasakan sesuatu timbul di benaknya.

Namun ia tak yakin.

Suami Dadakan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang