•••
Orang-orang bilang Chan sedang emosional.
Dia bertengkar dengan Jisung karena Jisung memiliki banyak sepatu yang berserakan di depan pintu. Dia bertengkar dengan Woojin karena masalah sarapan. Dia juga memarahi Jeongin dengan Felix yang banyak bermain game sedari pagi.
Hyunjin dan Seungmin masih dalam posisi aman, alias mereka belum keluar kamar dan bertemu dengan Chan.
"Hyunjin-hyung."
Hyunjin yang sedang menjemur pakaian di teras depan kamarnya segera menengok, melihat siapa yang memanggil. Jeongin berdiri di sana, memamerkan giginya yang kini sudah rapih—kawatnya dilepas. "Lagi apa?" tambahnya, berjalan mendekati Hyunjin.
"Ini lagi apa coba?"
"Jemur."
"Iya itu tau."
Hyunjin mengambil pakaian yang berada di dalam ember kecil. Kemudian menaruhnya di tempat jemuran. Jeongin tidak melakukan apa-apa di sana. Hanya memper-hatikan Hyunjin sambil senyum-senyum sendiri.
"Ikut ngegym, nggak?" tanya Jeongin.
"Nggak, gue belum makan," ujar Hyunjin jujur. Tadi dia akan bergabung ke meja makan, tapi karena mendengar perdebatan antara Woojin dan Chan, nafsu makannya menghilang.
Jeongin ber-oh sedih, meninggalkan Hyunjin yang harus menyelesaikan tugas mingguannya.
Setelah selesai, ia pergi ke dapur. Niatnya hendak membuat semangkuk sereal. Tapi tiba-tiba Chan menyuruhnya untuk bersiap, mereka harus pergi berolahraga.
"Gue nggak ikut dulu, gue belum fit," tukas Hyunjin.
"Gara-gara muntah kemarin doang? Lemah lo." Felix tertawa, bergurau. Mengingat hari kemarin, Hyunjin memang sempat muntah, sepertinya karena masuk angin.
Chan menarik napasnya dalam. "Gue liat udah sehat-sehat aja tuh."
"Gue belum sarapan." Hyunjin mengganti alibinya. Pokoknya dia sedang tidak mau berolahraga karena banyak alasan. Salah satunya malas.
"Males, kan? Lo kok bisa males-malesan gitu, udah punya apa?" Chan mengangkat kaos yang dipakai Hyunjin. Otot perutnya yang belum terbentuk sempurna itu terekspos. Sontak, dia dijadikan bahan tertawaan oleh member lain yang sedang duduk santai di ruang tengah.
"Lo jangan bikin gue makin males olahraga," pekik Hyunjin.
"Belagu." Felix mendorong pundak Hyunjin pelan.
Oke, Hyunjin semakin tidak menyukai saat-saat di mana mereka berkubu, sedang dirinya merasa sendirian, tidak ada teman. Mereka mengolok-olok. Walau dengan maksud bergurau, itu tetap melukai.
"Kalo nggak mau ikut olahraga, lo beresin asrama sendirian."
"Kok gitu, hyung?" Hyunjin menaikkan nada bicaranya pada Chan. "Sekarang jadwal Woojin-hyung sama Seungmin yang beresin asrama," lanjutnya.
"Kita semua jelas olahraga. Lo di sini ngapain? Maraton drakor?"
"Oke gue ikut."
Setengah hati, Hyunjin akhirnya ikut berolahraga. Buruknya adalah dia melewatkan sarapan pagi. Hanya meminum segelas jus jeruk buatan Felix. Kemudian pergi ke tempat gym bersama member lain.
Di perjalanan, dia tidak mengatakan sepatah kata pun.
"Lo belum makan, ya?" bisik Jisung pada Hyunjin yang duduk di sebelahnya.
Hyunjin mengangguk kecil, pasrah.
"Makan, cepet! Ke dalem gym nggak boleh bawa makanan." Jisung menaruh sebuah kotak makan ke tangan Hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grow Up [ ✓ ]
Fanfiction[ Telah dibukukan. ] ❝You did well, Hyunjin-ah...❞ Sepanjang Hyunjin melewati mereka, dia dihormati. Dia dihargai atas perjuangannya selama ini. Dia akan dikenang dunia sebagai si kuat Hwang Hyunjin. Dia akan dijadikan lambang semangat mulai tahun i...