23. The Bells of Happiness

11.6K 1.6K 721
                                    

•••

Ia memakai kupluk hangat pemberian sahabatnya dengan tangan gemetar.

"Saya punya kejutan untuk kamu, Hyun." Dokter Kang menyentuh pundak Hyunjin dari belakang. Setelah memastikan Hyunjin duduk dengan nyaman, barulah ia mendorong kursi rodanya ke luar.

Awalnya tidak ada yang aneh, lorong terlihat kosong. Hyunjin tidak mendapati apapun. Namun ia tersadar, kala menengok ke samping. Di ujung, ada lonceng yang sepertinya baru di tempel.

Rasanya tidak asing, Hyunjin beberapa kali melihatnya. Tapi, dimana?

"Loncengnya saya pindahkan kesini. Kamu harus lebih semangat, Hyun. Supaya bisa cepat-cepat membunyikan lonceng itu." Dokter Kang merendahkan tubuhnya, berbisik.

Itu adalah lonceng yang penuh kebahagiaan. Hyunjin mengingatnya. Dulu, lonceng ini ditaruh di lantai bawah, dekat ruangan Dokter Kang. Siapa saja yang telah berhasil melawan kanker, berhak membunyikannya beberapa kali.

Hyunjin menatap benda itu, tanpa berkedip.

"Kira-kira kapan ya, Dok?" Ia bergumam sendiri.

"Secepatnya." Balas Dokter Kang.

Selepas perbincangan singkat itu, Dokter Kang mengajak Hyunjin ke lantai dasar. Disinilah kejutannya dimulai. Semua perawat dan dokter yang berpapasan dengan Hyunjin pasti berhenti sesaat, untuk sekedar mengucapkan selamat ulang tahun.

Kalau dihitung-hitung, Hyunjin mendapat puluhan ucapan ulang tahun secara langsung hari ini. Itu membuatnya benar-benar bahagia.

Sampai di taman belakang, Hyunjin tercekat.

"Selamat ulang tahun, superhero Papa!"

Jae membuat sebuah pesta kecil-kecilan di sana, bekerjasama dengan Dokter Kang juga. Indah, walau tidak banyak hiasan. Beberapa pasien hadir, kebanyakan adalah anak kecil dan remaja. Mereka sama-sama mengenakan pakaian yang seragam, sangat kompak.

Hyunjin tidak memberikan respon.

Jae mengerutkan keningnya, menghampiri Hyunjin, berjongkok di hadapannya.

"Hyunjin kenapa?" Tanya Jae lembut.

Sejurus kemudian Hyunjin mengedipkan matanya berkali-kali. Dokter Kang ikut mengecek, takut-takut sesuatu terjadi.

Hyunjin mengusap kedua matanya terus-menerus, bahkan sampai berair. Dokter Kang menyuruhnya untuk berhenti, tapi Hyunjin tidak mendengarnya. Pandangannya bermasalah dan itu membuat Hyunjin panik sendiri.

"Tenang, tenang dulu. Jangan terlalu kasar, nanti mata kamu luka." Dokter Kang berusaha menghentikan pergerakan tangan Hyunjin tapi itu sia-sia.

"Aku nggak bisa liat apa-apa, aku nggak bisa liat." Tangan Hyunjin tidak berhenti, sampai-sampai keluar air mata.

"Hyun, tenang." Dokter Kang coba menenangkan. Dia menengok kanan kiri, memanggil perawat untuk datang, membantunya.

Terpaksa Jae mengunci kedua tangan Hyunjin. Keduanya sama kuat. Hyunjin berusaha untuk melepaskan cengkraman Jae, tapi ternyata Ayahnya lebih kuat. Hyunjin kalah, dia berhenti menyeka matanya.

Grow Up [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang