09. Hallway

15.1K 2.3K 643
                                    

•••

"Hyun, bangun dong." Jisung memegang sebelah tangan Hyunjin yang dingin.

Lelaki itu masih saja terlelap. Padahal sudah hampir lima jam yang lalu dia jatuh pingsan. Salah satu member sempat menghubungi Mama Hyunjin dan mengabarinya soal kondisi Hyunjin dan akan segera dibawa ke rumah sakit. Mama meninggalkan pekerjaannya. Dia langsung tancap gas menuju rumah sakit yang disebutkan.

"Ayolah. Nggak lucu," rengek Jisung lagi.

"Gue tau lo denger, jangan pura-pura budeg."

"Nanti gue traktir eskrim stroberi lagi, janji."

"Janji.. ya.."

Jisung melepaskan tangan Hyunjin. Matanya membulat, hampir keluar dari tempatnya. Mulutnya membentuk huruf O besar. Dengan ekspresi yang tak kalah lucu bila dibanding komedian Sule.

"Ih tuh kan udah bangun, nyebelin emang!" Jisung berpura-pura marah dengan tidak ingin melihat ke arah Hyunjin. Member lainnya hanya tertawa. Karena Hyunjin memang sempat membuka mata. Tapi hanya Jisung yang tidak menyadarinya.

"Apa kata dokter, Hyun?" tanya Woojin yang berdiri di samping kiri Hyunjin.

"Nggak kenapa-kenapa. Biasa, anemia. Jadi harus nginep dulu di sini tiga hari," balas Hyunjin dengan suara sedikit serak.

"Gimana, sih, rasanya anemia? Gue jadi pengen ngerasain," ujar Jeongin. Hyunjin tersenyum kecil sebelum menjawabnya, "Rasanya pusing, gue juga anemia gara-gara sering mimisan, jarang makan. Jadi gue kurus. Iya, kan? Haha," goda Hyunjin. Berusaha membuat member lain tertawa meski dalam keadaan seperti ini.

"Chan-hyung mana?"

Tidak ada yang menjawab pertanyaan Hyunjin kali ini. Semuanya diam, tak ada yang berniat memberi jawaban. Hyunjin mengerutkan keningnya. "Kenapa?" tanyanya mempertegas.

"Dia kurang sehat juga, Hyun. Jadi harus istirahat," Changbin menjawab setelah sekian lama bertransformasi menjadi limbad.

Padahal mereka dengan sengaja meninggalkan Chan tadi. Salahnya sendiri mematikan telepon disaat member membutuhkannya; ketika Hyunjin tiba-tiba saja pingsan, dan tak kunjung bangun sekitar satu jam setelahnya.

Akhirnya mereka memanggil ambulans. Tanpa izin dari Chan, ataupun manager. Tak apa, mereka rela kalau harus dihukum bersama karena mengambil tindakan sendiri, tanpa persetujuan.

Mereka semua sempat membicarakan beberapa hal. Hyunjin berpesan pada Seungmin untuk mengangkat jemuran yang belum diangkat Hyunjin tadi. Dia juga meminta bantuan Jisung untuk merapihkan tempat tidurnya yang akan cuti selama tiga hari ke depan.

"Kalau gitu kita pulang dulu, oke? Besok pagi gue bakal ke sini lagi, nggak usah kangen," ucap Jeongin dengan kepercayaan diri melebihi batas.

"Najis. Jangan lupa traktir eskrim stroberinya, Sung." Hyunjin mengingatkan. Jisung hanya meng-iyakan. Menyesal dengan drama yang dibuatnya sendiri tadi.

Semuanya sudah berpamitan. Tapi tidak sempat bertemu dengan Mama, karena dari tadi sibuk mengurus registrasi, katanya.

Felix masih belum ingin keluar dari ruangan Hyunjin ketika member lain sudah berada di luar.

"Lix.."

"Get well soon, pabo."

"Lo semua harus latihan dari sekarang, supaya nanti terbiasa tanpa gue."

"Hyunjin sembuh! Hyunjin sembuh! Hyunjin sembuh besok pagi!" seru Felix. Membuat Hyunjin tersenyum. "Gomawo, Yongbok-ah," ia membalas.

Felix akhirnya pergi ke luar. Sempat melambaikan tangan di ambang pintu. Lalu bayangannya hilang begitu saja. Hyunjin menutup matanya lagi. Sedari tadi dia menahan rasa pening yang luar biasa. Harusnya dia istirahat total. Tapi tidak mungkin juga Hyunjin menyuruh member yang baru saja datang untuk segera pulang.

Grow Up [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang