DUA - VIDEO CALL
Incoming video call....
Kelvin
Ponselku bergetar di atas meja laptop, mengalunkan suara Raisa yang begitu merdu. Dengan bersemangat, kurapikan terlebih dahulu penampilanku dan memoleskan sedikit lip gloss sebelum meraih ponsel berlayar sentuh itu dan mengangkat panggilan.
"Hai!" Sapaku yang agaknya—terlalu antusias. Aku meletakkan ponsel pada posisi terbaik, agar angle yang tercipta tidak membuat wajahku tampak bulat. "Bagaimana harimu?"
"Lumayan asyik. Tadi siang cabut dari sekolah sama anak-anak lain, kabur ke warnet. Kamu? Gimana ulangannya, lancar?" Kelvin tersenyum di ujung sana, di bibirnya terselip sebatang rokok putih, tangannya meraih korek api dan menyalakannya tepat di ujung rokok.
Alih-alih menjawab pertanyaan Kelvin, aku lebih tertarik untuk menasihatinya. "Heh, kamu masih muda, ngapain sih merokok begitu? Apa kerennya?"
"Enggak ada, enak aja," ucap Kelvin yang malah mengepulkan asapnya ke layar ponsel, membuat wajahnya samar-samar tertutup oleh asap.
"Nggak ada bagusnya, ih. Nanti muda-muda udah penyakitan kamu. Lagian ngapain sih kalian pada ngerokok, kayak keren aja. Tuh lihat Steve sama Chris, kalian satu sekolah 'kan, kok bisa sih mereka enggak nakal tapi kamunya nakal begini. Nggak usah bandel gitu, ah," nasihatku yang lebih mirip seperti omelan.
Kelvin tertawa. "Iya... iya... cerewet ah, kamu."
Dibilang cerewet, aku langsung cemberut.
"Jangan cemberut dong, nanti makin jelek," goda Kelvin yang membuatku agak jengkel.
"Ngejek mulu, ih!"
"Biarin, kan lucu. Haha," tawa Kelvin. "Belum ngantuk kamu? Tidur gih, udah malam."
"Nyuruh tidur benaran atau karena sebenarnya mau lanjut nge-game?" tanyaku, mengangkat sebelah alis.
"Benaran, lah. Nanti kamu kurang tidur, sakit, gimana? Aku nggak mau kamu sakit. Kita jauh, nggak bisa ngejagain kamu."
Aku tersenyum simpul. "Bisa aja. Ya udah deh kalau gitu, aku tidur dulu. Besok harus bangun pagi."
"Okay, goodnight. Sweet dream, ya," ujar Kelvin, sebelum melanjutkan, "jangan mimpiin aku. Biar aku aja yang mimpiin kamu."
"Haha. Iya deh."
Aku mengakhiri sambungan telepon dan mengunci ponsel. Kutatap langit-langit kamar sambil merenung. Ke mana sebenarnya hubungan ini akan membawa kami?
***
Segini dulu ya geng! Nanti kalau sempat tengah malam update lagi, cuma pengen mendengar suara kalian. Mana nih, kangen aku tuh. Dulu lapak rame, sekarang lapakku kok sepi kayak hati haha. Jangan jadi silent reader ya, yuk bantu vote dan follow! Love you!