TIGA - SEKOLAH
SEPERTI remaja pada umumnya, aku harus bersiap-siap di hari Senin pagi untuk bersekolah. Rika, tidak ada embel-embel kepanjangan lain, remaja berusia enam belas tahun yang saat ini duduk di bangku SMA tahun kedua. Yep, itu aku, pelajar yang masih suka membuat keonaran di sekolah.
Omong-omong soal hari Senin.
Siapa sih yang suka dengan hari Senin?
Kurasa tidak ada.
Semua orang menganggap Senin itu bagaikan momok.
Yang membuat remaja sepertiku malas untuk berangkat ke sekolah adalah karena Senin artinya upacara bendera. Eh, bukannya aku tidak cinta Indonesia, aku ini alergi matahari, kalau wajahku terpapar terlalu lama sinar matahari, bisa seperti kepiting rebus dan iritasi. Belum lagi kalau suhu tubuhku terlalu panas, aku bisa pingsan!
Karena alasan itulah, guru-guruku akhirnya maklum dengan kebiasaanku yang sering dilarikan ke UKS ini. Dasar, anak manja!
"Rika, lo ngerjain PR yang dikasih sama Bu Hotma, nggak?" tanya teman sebangkuku, Vira, di ambang pintu kelas. "Bu Hotma nanya tuh!"
"Hah? PR yang mana?" tanyaku balik, tidak mengerti apa yang dimaksudkan oleh Vira.
"Geografi. Masa lupa, sih. Kebanyakan main game sih lo. Jadi bloon," sahut Vira tertawa. "Kebanyakan telponan sama Kelvin! Makanya jangan curhat terus, PR dikerjakan, Nak."
"Eh, kasar ngomongnya," balasku tertawa. "Iya, gue lupa ada PR. Trus sekarang gimana dong?"
"Iya dipanggil ke kantor, lah! Tempat langganan."
Seisi kelas menoleh dan tertawa ke arahku.
"Rika, Rika... tobat! Mau sampai kapan lo kelahi sama Ibu Hotma terus? Sampai kiamat?" tawa Juna meledak, mengejekku.
Ih! Juna nyebelin, padahal kan aku pernah suka sama dia, kok tega-teganya sih dia malah ngetawain aku.
Ketimbang marah, aku cuma cengengesan.
"Ya udah, gue ke kantor sekarang."
Sahabatku, Febri, bersorak ria. "Mantap! Ini baru ketua kelas panutan!"
"Ngejek!" balasku nyengir.
"Ya udah sana," usir adik angkatku, Yuni. "Semoga beruntung, Kak."
Begitulah, masa SMA kujalani, tidak jauh dari perbuatan menyimpang. Eits, bukan ngobat dan sejenisnya, kok! Memang hanya sekadar kenakalan remaja biasa.
***
Segini dulu, geng. Ini lebih ke short story gitu karena pengen isi waktu luangku di kantor, nanti pelan-pelan ceritanya aku satuin. Oh iya, aku juga nggak ada rencana sama sekali untuk nerbitin yang ini, jadi cerita ini pasti aku lanjutin sampai ending. Pokoknya kalian vote aja terus, jangan lupa follow aku ya, biar makin rajin update!