TIGA BELAS - GAME MALAM

6.8K 128 5
                                    

TIGA BELAS - GAME MALAM

          HARI pertama di Pekanbaru kulewati dengan penuh kebahagiaan. Mulai dari pengalaman pertama naik pesawat di usia enam belas tahunku, saat aku merasakan telinga berdengung sepanjang perjalanan sampai harus menelan ludah berkali-kali, melepas rindu dengan keluarga besar dari pihak Mama, dan bertemu Chris secara langsung. Semuanya... seru!

Lagi-lagi aku masih merasa lucu mengingat pertemuan kami yang mulanya hanya berkenalan lewat game, kini tengah duduk berhadap-hadapan dan bermain kartu remi bersama Rina dan Vanessa. Tidak ada judi, tidak bertaruh menggunakan uang dan lainnya. Kami bermain secara sportif, yang kalah harus merelakan wajahnya dipenuhi bedak atau polesan lipstick.

"Yey, menang!" teriak Vanessa kegirangan, dia melawan Chris yang kalah telak. "Coret pakai lipstick! Biar menawan!"

Aku tertawa paling keras atas kekalahan Chris, puas sekali menjahilinya. Saatnya memoles Chris menjadi wanita jadi-jadiaan, Hahaha.

"Gue yang coret!" usulku langsung meraih lipstick merah menyala yang sudah tersedia. "Siap-siap, Chris!"

"Hadeh...." Chris hanya bisa pasrah, tidak memberontak. Lucu, 'kan? Haha.

"Yang tebal," kata Rina ikut tertawa. "Biar cantiknya ngalahin Syahrini."

"Udah, udah, cukup," tolak Chris ketika aku terus memoles lipstick ke bibirnya. "Kok nggak berhenti-henti, sih?"

"Done," kataku menjauh beberapa senti dari Chris, melihat bibirnya yang terpoles cantik. "Sumpah, cantik banget kamu, Chris. Kalau gue cowok, udah jatuh cinta sama lo."

Kami semua tertawa, menikmati permainan malam ini. Terutama melihat Chris menjadi badut jadi-jadian. Untunglah Chris bukan tipikal yang mudah ngambek, kalau tidak sejak tadi dia sudah kemas-kemas pulang ke rumahnya, tidak jadi menginap. Haha.

"Sok atuh, lanjut lagi mainnya," ajak Rina mengocok ulang kartu.

"Aku nggak mau ikut," ucapku mundur dari permainan. Aku lagi pengin chatting Steve sambil baring-baring di kasur, nge-bucin dulu.

"Yah, nggak asik lo, Rika," tutur Chris melempar bantal ke arahku. "Bilang aja lo takut kalah!"

Aku memutar bola mata malas. "Ah, sabodo amat. Gue mau chatting."

"Jangan cemburu gitu dong, Chris," ledek Vanessa terbahak.

Hah, kubiarkan saja mereka saling melempar olokan sementara tanganku meraih ponsel dan membuka aplikasi LAIN.

Enam pesan tak terbaca dari Steve, dikirimnya sekitar delapan jam yang lalu. Wah, aku terlalu asyik dengan para sepupuku sampai lupa membalas. Kuharap dia tidak menunggu balasanku.

Steve : Wesdew. Emang panas di sini, Rika.

Steve : Rekomen, ya? Paling-paling makan, kuliner di sini lumayan enak. Banyak variannya.

Steve : Kalau jalan biasanya ke mall.

Steve : Btw, Rika.

Steve : Udah ketemuan sama Chris belum?

Steve : Heheheh :3

Rika : Test 1... 2... 3!

Rika : Hi, Steve.

Rika : Sorry banget baru balas, aku seharian main sama sepupu. Terus pas ke rumah Chris. Diejekin sama pamanku :)

You're My ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang