Menjemput Cinta[A Doctor]✓

2.What is this?

بسم الله الرحمن الرحيمن

°°°

     SUDAH dua hari saya dan keluarga sampai di Bali. Dua hari itu juga, saya tetap berdiam diri di kamar hotel.

Saya enggan untuk keluar, apa lagi ke tepi pantai, saya takut tidak bisa menjaga mata. Secara, pantai Bali banyak di huni bule wanita yang berpakaian mini.

"Abang!" Teriak seseorang di ambang pintu.

"Hm."

"Gimana si, kan liburan, ko ngerem aja di kamar?" Ucapnya duduk di atas kasur tempat saya berbaring.

"Males keluar."

"Ihh, seru tau! ayodong main pasir sama Sinan." Ucapnya menarik-narik tangan saya.

"Gamau, Sinan."

"Ga! pokonya harus mau." Ucapnya bersikeras.

Saya tetap diam dengan posisi berbaring di atas kasur, Sinan duduk di sebelah saya dengan terus menarik tangan--dan kaki.

"Abang ayok!" Ucapnya menarik kaki saya hingga terseret.

Bugh'

Sinan terjatuh, membuat saya langsung terbangun dan melihat keadaannya.

"Sakit?" Ucap saya melihat dia berekspresi diam, kaget.

"UMII" rengeknya sambil menangis.

Sinan. Adik tercengeng.

"Udah jangan nangis, Abang temenin mainnya." Ucap saya pasrah ikut bersamanya keluar.

"Gitu dong!" Ucapnya bangkit dan membawa saya keluar.

"Pura-pura nangis?" Tanya saya.

Sinan nyegir menunjukan deretan giginya.

Hotel yang saya sewa tidak terlalu jauh dengan pantai, jadi untuk pergi ke pantai bisa dengan berjalan kaki.

"Bang, banyak yang liatin kita, apa mereka pikir kita kekasih ya?"

"Gatau."

"Ihh! Abang gandeng dong tangan Sinan, biar soswet."

Saya hanya nurut, saya genggam tangannya. Dari pada harus terus mendengar ocehannya, yang hanya membuat telinga saya linu dan sakit.

Setelah menempuh jalan selama 10 menit, kamipun sampai di tepi pantai, duduk di atas pasir, menunggu ombak air laut menerpa bagian kaki.

"Abang, ko dari tadi nunduk Mulu."

"Udah liat aja pemandangannya, gaada yang berpakaian mini ko." Ucap Sinan.

Sayapun mendongak, melihat sana sini, dan ternyata..

"Astagfirullah, Sinan.."