Menjemput Cinta[A Doctor]✓

10. Di satu desa

بسم الله الرحمن الرحيم

🌹Baca Al Qur'an 🌹

°°°

     SUBUH pagi, apartemen yang saya tinggali sudah bising oleh ocehan sinan, setelah shalat subuh, ia terus saja berbicara, merengek minta ikut.

"Abang, pokonya Sinan mau ikut!" Rengeknya.

Kemarin malam, saya memberitahunya bahwa, 3bulan kedepan, saya akan pergi bertugas ke luar kota eskişehir. Dan dia, malah merengek ingin ikut.

"Ga bisa, abangkan tugas, bukan mau liburan."

"Tapi, Sinan mau ikut! nanti sepi gaada Abang."

"Kan ada umii Abi. Udah ya, jangan ikut."

"Ish Abang! mau ikutt.." ucapnya sembari menarik-narik baju saya.

"Sinan! kamu sudah besar, bisa tidak berpikir dewasa sedikit? Abang mau kerja, bukan liburan." Ucap saya sedikit keras.

"Nanti Abang disana sama siapa? siapa koas Abang? cewe apa cowo?"

"Cewe."

"Tuhkan. Gamau ah, nanti Abang berduaan terus, terus kalo Abang sa--" ucapnya saya potong.

"Sama Meera." Ucap saya sukses membuat bibirnya melongo.

"Hah?! beneran? koas Abang ka Meera?!" Ucapnya heboh.

"Iya."

"Yaudah Sinan ga jadi ikut, jagain ka Meera ya, awaslo..."

"Awas, apa?"

"Nanti cinta."

"Apaansi, ga."

"Ah, Sinan yakin, nanti hati Abang ke syemsyem..." Ucapnya sembari menarik turunkan alisnya.

"Udah ah, Abang mau berangkat." Ucap saya bangkit dari meja makan, bersiap menuju kamar.

"Sini Sinan bawain kopernya, Abang bawa tas aja." Ucapnya mengambil koper kecil yang saya bawa.

"Pokonya Abang harus jagain ka Meera ya, jangan sampe dia kenapa-napa, atau sampe sakit, jangan sampe juga ada laki-laki lain yang naksir kedia! secarakan ka Meera cantik, dokter lagi, pasti banyak yang suka." Ocehnya selama perjalanan menuju tempat parkir.

"Sebenarnya, yang jadi kk kamu itu, Meera apa Abang?"

"Abang, lah."

"Terus, kenapa ngawatirinnya, Meera terus?"

"Yaelah, cembukur ya? lagian Abang udah gede, ga perlu di kasih ajeungan."

"Ngomong apa sih."

"Pokonya jaga ka Meera!"

"Iya-iya."