Tinggalin jejak yuhu**
Hari ini Fani sudah di perbolehkan pulang oleh dokter. Dan ia berniat sekolah hari esok.
Sesampainya di rumah Fani hanya di perbolehkan berbaring di ranjangnya tanpa melakukan aktivitas apapun.
Tak lama saat Fani sedang mencoba untuk tidur terdengar suara gemuruh,ramai,bising. Tidak aneh di telinga Fani. Fani sudah dapat menebak bawa ada teman temannya yang menjenguk.
Jeje, Nay,Juned,Oda sama Dayo. Mereka datang ke kamar Fani dan memenuhi seisi ruangan.
"Hay Fan"
"Udah sehat kan lo?"
"Kapan sekolah?"
"Maap baru sempet jenguk sekarang"Beberapa pertanyaan keluar dari mulut mereka ber-5.
"Efrans mana?" Ucap Fani dengan bola mata yang melirik kesana kemari.
"Yeh bukannya kita yang di tanyain malah orang yang gak ada yang di tanya!" Dayo menjawab pertanyaan Fani.
Fani langsung memonyongkan bibirnya.
"Nih Fan ada jeruk sedikit" Jeje memberikan seplastik yang berisi beberapa butir jeruk.
"Oh iya gue juga bawa kue,menu baru di toko nyokap" juga Naya yang memberikan satu kotak yang berisi kue.
"Yaelah pake repot repot segala si" ujar Fani yang sedang menerima bingkisan dari kedua sahabatnya.
"Eh curut curut kalean gak bawa apa apa gituh?" Tanya jeje kepada komplotan Efrans.
Goldan, Yordan dan Davin pun hanya tersenyum dan segera mengambil bingkisan yang ada di tangan Fani.
"Justru gue ke sini mau numpang makan hha" Yordan yang begitu polosnya pun langsung melahap kue yang berada di dalam kotak.
"Ish malu maluin lu mah" Goldan menepis tangan Yordan yang sedang memegang kue.
"Biasanya juga gitu" jawab Yordan singkat.
"Mau kehed" Davin menyambar jeruk yang ada di tangan Yordan.
Jeje, Naya dan Fani pun hanya menggelengkan kepalanya.
"Btw Elvira kemana?" Tanya Fani kepada Jeje den Naya.
"Sekarang kan hari selasa. Kan osis kalo hari selasa kumpulan" ujar jeje yang sambil bermain gadget.
"Tadi si Efrans bilang ke gue dia cuma titip salam, katanya semoga cepet sekolah" Naya menyambungkan.
Fani tersenyum kecil saat mendengar perkataan dari Naya.
"Anjir lu punya PS Fan?" Davin membuyarkan fikiran Fani.
"Punya emang kenapa?kalo mau main? ya main aja gratis ko hha"
"Stick nya cuma satu nih?" Tanya Goldan.
"Ituh di kerdus di dalem lemari bawah tv ada dua,keluarin aja!" Ucap Fani halus.
Kurang lebihnya satu jam mereka berada di kamar Fani. Berantakan,kotor,berisik semua langsung terbuat begitu saja. Karena tangan teman teman Fani yang tidak mau diam.
"Fan gue cabut ye...cepet sembuh kudanil" ucap Goldan meledek.
"Fan kita pamit dulu ya,lo cepet sekola deh" Jeje mengelus rambut panjang Fani.
Fani setengah tersenyum. Bukan tidak bahagia Fani di jenguk sahabat sahabatnya,namun kebahagiaan nya belum terasa lengkap jika tidak ada Efrans.
Sahabat sahabat Fani telah menghilang dari kamarnya. Sekarang hanya sepi yang menyelimuti fikiran Fani.
Sesekali ia menoleh ke arah handphone miliknya. Tak ada getaran atau nada dering yang keluar dari spiker hpnya.
Padahal ini sudah jam pulang rapat OSIS. Apalagi yang Fani kerjakan selain menunggu chat dari Efrans.
Bodoh memang. Fani tak seharusnya menunggu seseorang yang belum tentu menunggunya. Jangankan menunggu memikirkan pun sepertinya tidak.
--
Fani mencob memejamkan matanya sekejap. Namun,lagi lagi ia terbangunkan oleh suara ketukan pintu kamarnya dari seseorang.
"Fan makan dulu,abis makan minum obat" Esti membawakan nampan yang berisi nasi beserta obat.
Errrrghh...
Mendengar kata obat? jujur Fani sedikit membenci itu. Ia anti sekali dengan hal hal yang berbau medis.
"Iya mah" ujarnya lirih.
Meskipun Fani sudah menginjak usia remaja,namun perhatian dan kasih sayangnya masih terjaga untuk anak sematawayangnya ini.
Esti dengan sabar mengurus anak tunggalnya dengan sabar. Walau terkadang Fani suka bertingkah seperti bayi. Namun, Esti tidaklah mempersalahkan hal itu.
"Mah Fani besok mau sekolah" ujar Fani seraya menatap mata sang ibu.
Esti yang sedang menyuapi putrinya ini pun langsung menyorotkan matanya tajam.
"Plis mah. Fani kangen temen temen" ringik Fani.
"Enggak Fan. Mamah bilang enggak!" Ucap Esti tegas.
"Mah!!!" Fani berusaha membujuk mamahnya.
"Enggak! Besok mamah ada rapat pagi di kampus. Mamah gak sempet anter kamu. Dan nanti ayah kamu udah mau terbang lagi. Kamu berangkat sama siapa?" Ucap Esti.
"Gojek"
"Gak!!! Mamah gak izinin."
"Ish mamah nyebelin deh"
"Gak Fan, kecuali kalo ada yang njemput kamu mamah setuju. Udah minum obatnya abis itu tidur." Esti membereskan piring dan segera keluar dari kamar putrinya.
Fani mengerutkan keningnya. Ia ingin sekali sekolah,ia rindu teman teman nya. Bukan sepenuhnya rindu teman si. Efrans lah target pertama yang di rindukan Fani.
-Dring-
Beberapa getaran notifikasi masuk ke handphone miliknya.
"What Efrans?" Fani membuka mulutnya lebar-lebar melihat nama pengirim yang masuk di WhatsApp nya.
"Fan,gimana udah sehat belum?"
"Kapan sekolah wey?"
"Gimana kalo besok gue jemput?"
"Boleh gak?"Spam dari Efrans sangat membuat Fani bahagia. Apalagi di tambah Efrans berniat njemput Fani ke rumah.
"Gue udah sehat ko"
"Kebetulan gue pengen berangkat besok"
"Gak ngerepotin nih?"Fani membalas chat Efrans secepatnya.
Fani segera berlari keluar dari kamarnya dan menghampiri Esti yang sedang memasak di dapur.
"Jangan lari lari nanti jatoh" ucap Esti.
"Mah besok Fani berangkat sama Efrans,dia mau njemput Fani. Bolehkan? Hhe" Fani spontan memberitahukan kepada Esti tentang Efrans.
Esti hanya tersenyum dan memanggutkan kepalanya. Yah Esti sudah sepenuhnya percaya kepada Efrans.
Esti bisa mengandalkan Efrans unuk menjaga putri sematawayangnya ini.
Y/n: cie udah dapet restu ni ee. Kapan jadiannya?
Thanks for reading^^to all. Jangan bosen ya hhi
KAMU SEDANG MEMBACA
jealous
Teen FictionPria berdarah dingin sedingin es balok,dan ia pria cuek se jagat raya. Pria ter anti terhadap wanita dengan sifatnya yang sedikit posesif dan pencemburu, efrans. Mengapa efrans bisa menyukai wanita yang satu ini. Karena wanita yang satu ini menurut...