19

465 11 0
                                    

Weekend​ kali ini tidak ada liburan di Kamus Fani. Yaps weekend kali ini Fani di sibukkan dengan tugas kelompok.

Seperti yang sudah di rencanakan kelompoknya,mereka akan mengerjakan tugas kelompok di rumah Alea. Rumah yang tidak jauh jaraknya dari sekolah mereka.

Alea: Jam 8 harus udah di gue ya

Fani: Gue mau mandi

Davin: kebo ragunan dasar.

Fani: bodoamad.

Elvira: berangkat sama siapa lo Fan?

Fani: ojol lah

Alea: brisik cucunguk! Pokoknya gue tunggu.
-------------------
Tak lama kemudian Fani sudah berada di halte,menunggu angkutan umum yang berhenti.

Awan mendung sudah menyelimuti dan dengan perlahan rintikan hujan mulai turun memasahi jalan.

Akhirnya angkot yang di tunggu Fani sedari tadi menghampirinya.

Sesaat terdengar suara notifikasi di handphonenya. Pesan dari Efrans di WhatsApp.

Efrans: Fan,lo sekarang kerkom gak?

Fani: lagi otw ke rumah Alea.

Efrans: oh ya udah.

Fani: Lo di mana?

Efrans: otw rumah Adel.
Kerkom.

Fani: yaudah,ketemu bentar ya di cafe depan sekolah.
Mau nitip sulaman buat Adel.

Efrans: iya tunggu aja di situ.
_________________

Weekend kali ini rasanya sangat berbeda. Hati Fani sangat tidak karuan semaleman. Serasa akan ada suatu hal yang membuatnya bahagia.

Tapi entahlah. Entah itu hal yang bahagia atau sebaliknya. Fani tak ingin menebak nebak.

Hujan yang masih mengguyur pun serasa tak ingin berhenti. Baju Fani basah dengan seketika. Sesaat ia turun dari angkot dan menuju cafe di sebrang jalan.

5 menit kurang lebihnya Fani menunggu Efrans di cafe. Sampai akhirnya Efrans menemui Fani dalam keadaan basah kuyup.

"Kadal nungguin ni ye" ucap Efrans selepas membuka jas hujannya.

"Ih lo mah demen banget koleksi nama panggilan buat gue" Fani melirik sinis. "Nih sulamannya,kasiin ke Adel suruh selesain cepet cepet" sambung Fani sambil memberikan kantung berisi peralatan menyulam.

"Santai dong,gue mau mabar dulu" Efrans mengeluarkan handphone dari saku celana jeans nya. "Mbak kopi tarik hot satu sama teh nya satu" sambungnya.

"Ish malah mabar gimana si !!!" Ucap Fani kesal.

Efrans hanya melihat ke luar cafe, hujan masih mengguyur dan membasahi jalanan."emangnya Lo mau ujan ujanan? Baju udah basah juga" ucapnya.

"Herrrrr... tapi kan gue janjinya jam 8" jawab Fani resah.

"Yaelah tungguin bentar kenapa si? Kalem ntar gue anterin lo ke si Alea" Efrans berusaha menenangkan Fani.

Pelayan cafe menghampiri meja Fani dan Efrans.Membawakan pesanan yang di pesan Efrans tadi.

"Nih teh buat lo" Efrans menyodorkan teh untuk Fani.

"Ish apaan gak usah" Fani menolak halus pemberian Efrans.

"Maksud lo apaan gak usah gak usah?! Bibir udah biru, tangan ngegeter,baju basah! Udah di minum aja teh nya" Efrans memaksa.

Mata Fani tak henti hentinya menatap wajah pria yang berada di depannya itu. Seketika ia membayangkan bahwa Efrans menjadi miliknya. Hayalan besar Fani cukup mampu membuat nya melamun selama beberapa menit. Dan menyadarkan Efrans,bahwa sedari tadi ada mata yang mengintainya.

jealousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang