23

993 25 10
                                    

Hari senin biasanya menjadi hari termalas sedunia bagi sebagian siswa yang terlalu menghayati betapa enaknya hari minggu kemarin.

Yah begitulah kita harus melaksanakan upacara bendera setiap hari senin. Dan kebetulan sekali upacara kali ini di laksanakan oleh anggota pengurus OSIS (APO) karena di JANE mempunyai peraturan tersendiri.

Peraturan untuk APO yaitu harus bergilir melaksanakan tugasnya sebagai petugas upacara setiap satu bulan sekali dan bertepatan pada setiap minggu ke tiga.

Semua APO sudah berkumpul di RO dan mengenakan jas almamater membawa peralatan upacara sesuai tugasnya.

"Fan" panggil Efrans yang baru saja datang ke ruangan itu. Efrans nampak berbeda,tidak seperti biasanya. Tampilannya sungguh berantakan. Dasi belum ia kenakan,dan rambutnya pun tanpak acak acakan. Tidak seperti biasanya yang selalu rapih dah bersih.

Fani terkejut melihat Efrans yang nampak sangat kucel dan mengantuk itu,"Ya ampun ini kenapa berantakan si?" Fani langsung menghampiri Efrans.

"Gue-gue-gue..." Ucap Efrans terbata bata karena mengantuk.

"Syuttt!!! Gue tau lo gadang main game tadi malem" Fani memotong pembicaraan Efrans. Dan Fani segera mengambil dasi yang berada di tas milik Efrans.

Efrans sepertinya tidak menyadari bahwa Fani sedang memasangkan dasi untuknya. Mata Efrans langsung mempunyai kantung mata yang sedikit besar.

"Lagian lo ngapain si maen game sampe larut malem segala hah?" Tanya Fani kepada Efrans yang masih saja menutup dan membuka matanya sedikit tidak sadar.Hingga tiba tiba ...

BRUK...

Efrans tak mampu berdiri tegap karena mengantuk hingga ia tak sadar dan tiba tiba jatuh ke pudak cewe yang sedang memasangkan dasi untuknya.

Fani terkejut akan Efrans yang tiba tiba memeluknya walau itu tanpa Efrans sadari. Deg degan yang bukan main. Ingin berkata pun rasanya sulit mengeluarkan suara.

"Cie cie wit wiw"

Di ruangan itu memang ramai,banyak anggota OSIS yang melihatnya. Semua menyoraki Fani dan Efrans dengan sangat ramai. Hingga Efrans dengan sendirinya tersasar dan bangun dari pundak Fani.

Malu. Iyah Fani sangatlah malu. Mukanya memerah tak kuasa menahan malu. Namun berbeda dengan Efrans yang terlihat sangat begitu santai dan cuek mengahadapi semuanya.

Hingga pada akhirnya mereka semua terdiam dengan sendirinya.

"Makasih Fan udah di pasangin dasi hhe" ucap Efrans sambil tertawa.

Fani hanya melirik kesal kepada laki laki yang lebih tinggi darinya. Tangan Fani tak segan segan untuk menampar pudak Efrans dengan kesal.

"Yang bener aja si jadi orang! Malu gue"

"Kenapa mesti malu si? harusnya lo bersyukur bisa di peluk ketos ganteng kaya gue"

"Idih ibu lo nyidam apaan si dulu?"

"Lah emang kenapa gue"

"Lo gesrek!" Fani langsung meninggalkan Efrans dan mengarah ke lemari tempat penyimpanan jas OSIS dan name tag untuk upacara.

"Fani" Efrans menghampiri kembali gadis jutek ini. Namun Fani begitu saja mengabaikannya dan meninggalkan Efrans kembali.

"Yaampun anak buah laknat emang" gerutu Efrans yang langsung membawa jas nya di dalam lemari.

Saat Efrans memakainya namun ada sesuatu yang tidak beres dengan jas yang ia kenakan. Jas yang Efrans kenakan ternyata itu milik Fani. Efrans pun langsung menghampiri Fani yang sedang mengaca.

"Hellow" Efrans melambaikan tangannya kepada Fani.

Fani menarik nafas kesal,"Lo itu bisa gak sejam aja gak ngejailin gue?" Fani menunjuk jari telunjuknya ke hadapan Efrans.

"Hellow bawahan laknak,coba deh lo liat jas siapa yang lagi lo pake hah?" Ucap Efrans ketus.

Dan Fani pun segera melihat nama di jas yang ia kenakan. Fani mengunjukan deretan giginya. "Hhe jas lo" ucapnya.

Efrans pun hanya melipatkan lengannya di dada bidangnya. "Copot!" Ujarnya tegas.

"Yeh santai aja kale! Eh...btw lo juga pake jas gue kan? Udah sini balikin"

"Dengan senang hati. Tanpa di minta juga gue balikin. Nih" Efrans segera mencopot jas Fani yang tadinya ia kenakan. "Siniin jas gue" sambungnya.

"Oke bos gesrek. Nih makan tuh jas" Fani langsung melemparkan jas milik Efrans ke mukanya.

****

Bel istirahat pertama berbunyi,semua suara gemuruh bergema di setiap sudut sekolah Jaya Negara.

Kelas 12 IPA 2.Kelas yang sering di beri gelar oleh setiap guru yang  masuk sebagai kelas rusuh dan semua muridnya gesrek gesrek,bandel,susah di atur dan keras kepala ini langsung berkeliaran sesukanya.

Tak jarang juga ada yang tetap memilih diam di kelas untuk menikmati gendangan gendangan tangan pria yang sedang bernyanyi dangdut di atas meja.

"Dorr" seorang Efrans mengagetkan Fani yang tengah duduk melamun di kursinya.

"Ish apaan si bikin orang kaget aja" Fani memukul keras bahu Efrans yang sedang duduk di kursi sebelahnya.

"Kenapa lo gak ke kantin?" Tanya Efrans sembari mengotak atik pucuk rambut panjang Fani.

"Lo sendiri?"

"Yeh gue nanya lo nanya balik"

"Mager,pusing gue"

Efrans langsung menundukkan wajahnya dan segera melihat ke arah wajah Fani yang sedang tertungkup itu. Fani yang sadar akan Efrans pun langsung mendongakkan kepalanya rusuh.

"Pusing kenapa?Lo sakit" Efrans langsung menempelkan punggung tangan nya ke jidat Fani.

Fani segera menepis tangan Efrans yang mengganggunya "apaan si lo?! Gue bukan pusing sakit" Efrans mengernyitkan dahinya "lalu?" Tanya Efrans.

"Gue mau pindah-"

"Kemana?!!!" Efrans memotong perkataan Fani "jangan dong nanggung. Kita kan berapa bulan lagi ujian" sambung Efrans panik.

"NORAQQQQQ"

Efrans mendengus kesal.

"Jadi gue itu bukan mau Pindah sekolah tapi cuma mau pindah rumah" jelas Fani yang sedang mengotak atik rubik miliknya.

"Anjay rubik baru ye?" Efrans merebut permainan Fani yang baru ia lihat.

"Ish EFRANS" Fani mendecak kesal.

"Di komplek rumah gue ada tuh rumah yang di jual" saut Efrans.

"Tipe rumahnya kaya gimana?berhantu nggak?"

"Ya enggak lah ogeb! Nih ya rumahnya itu cantik banget, besarnya ya sama lah kaya rumah gue hhe,tinggi bangunannya sama kaya rumah gue,ada halamannya! Luas deh" jelas Efrans.

"Ko semuanya mirip kaya rumah lo?" Fani bertanya heran.

"Karena di komplek gue rumah yang di bangung ukuran sama tingginya pada di samain cuma arsitektur dan pengayaan aja yang berbeda"

Fani yang sedang mengucel rambut Efrans pun tak sadar telah menariknya "Ajak gue survei rumah itu Fan"

"Awwh,iya iya ntar pulang sekolah deh"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

jealousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang