Sesampainya di rumah Alea,mereka langsung masak mengerjakan tugas kelompok yang di berikan bu Fasya.
Step demi step pun telah mereka kerjakan dengan rapih.
"Cabe woy masukin" ucap Maya santai.
"Woy cabe" ucapnya kembali.
"Santai dong"
"Cabe gak ada lupa beli"
Di akhir memasak ternyata terdapat kendala,bahan utama untuk membuat sambel ayam geprek tidak ada. Dengan terpaksa Fani harus pergi ke pasar untuk membeli cabai dan kebutuhan lainnya.
"Dayo antar gue ke pasar" pinta Fani kepada Davin.
"Ah ogah ah. Bau"
Fani menggeser geserkan giginya."Ampun deh Dayo lo kaya banci deh. Mau gue coret nama lo dari kelompok?" Ucap Fani ngegas
"Ya ampun bu kalem napa.Anceman nih mainnya?" Davin menghela nafas dan langsung membawa kunci motor miliknya di atas meja makan.
"Udah buruan" Fani mendepak punggung Davin keras.
---
Tak lama Fani dan Davin sampai di area parkir pasar. Fani melepas helm yang ia kenakan.
"Vin mau ikut gak? Di sini panas" ajak Fani pada Davin.
"Dih ogah mending gue panas panasan dari pada masuk ke dalem pasar. Not really Fan". Ucap Davin.
"Dasar cowo lemahhh" gerutu Fani sambil menatap tajam mata Davin.
Kurang lebihnya 15 menit Fani belanja di dalam pasar tradisional. Fani yang telah selesai pun langsung memberikan barang belanjaannya kepada Davin.
"Eh eceng gondok nih bawa gue gak mau tau" Fani langsung memberikan belanjaannya kepada Davin.
"Dasar cewe lemah" ucap Davin kesal. "Lama banget si beli cabe doang juga seabad. Panas tau" sambungnya kesal.
"Uh dasar cowo lemah" ledek Fani.
"Yaudah buruan balik" Fani menarik narik jaket Davin.
"Ya sebentar ke,orang mau parkir"
BRUK
"Yaelah kalo jalan pake mata dong tuh kan cabe gue jadi pada..." Davin yang kesal karena cabe nya jatoh pun langsung berhenti mencerca saat ia tahu siapa yang menabraknya.
"Eh neng Naya cantik" goda Davin.
Namun Naya tidak menghiraukan Davin yang sedang cari sensai kepadanya. Naya langsung menyapa Fani yang berdiri tepat di belakang Davin.
"Habis beli apa Fan?" Tanya Naya langsung.
"Gue abis beli cabe" jawab Fani seadanya.
"Nay buruan"
Ucap seorang pria yang sedang membayar parkir.
"Efrans kan?" Tanya Fani dalam hatinya.
"Iya itu Efrans gue kenal jaketnya" tanyanya lagi dalam hati.
"Gue duluan ya" ucap Naya. Dan ia pun langsung mengarah pada seseorang yang memanggilnya tadi.
"Itu beneran Efrans deh. Gue tau motor sama jaketnya. Helm nya pun gue hapal. Yah beneran kesempatan si Naya ini mah" gumam Fani dalam hati.
"Woy ko bengong si?" Davin mencubit hidung Fani keras.
"Sakit bego!" Ucap Fani refleks.
Saat di perjalanan pulang,Fani terus saja terpikir akan lelaki tadi yang memanggil Naya di parkiran. Fani yakin seyakin-yakinnya bahwa itu Efrans. Namun Efrans tak menyapanya.Apa Efrans tidak tau bahwa di situ ada Fani?
KAMU SEDANG MEMBACA
jealous
Teen FictionPria berdarah dingin sedingin es balok,dan ia pria cuek se jagat raya. Pria ter anti terhadap wanita dengan sifatnya yang sedikit posesif dan pencemburu, efrans. Mengapa efrans bisa menyukai wanita yang satu ini. Karena wanita yang satu ini menurut...