10

492 17 0
                                    

Pagi ini adalah pagi ter ter malas bagi Fani. Hujan turun dengan derasnya, mempersulit keadaan Fani untuk berangkat menuju sekolah.

Fani ingin sekali di antar oleh sang ibu. Tapi sikap ke-tidak enakkannya yang selalu membuatn Fani gagal untuk mengungkapkannya​.

Fani berdiri tepat di depan pintu memandangi setiap deraian air yang turun."Kapan wey hujannya berenti. Udah telat nih" Fani menggumam.

"Yu mamah antar" Esti ternyata mendengar gumaman anaknya. Dan segera mengambil kunci mobil.

Akhirnya Fani dapat di antar oleh sang ibu tercinta menuju sekolah untuk pertama kalinya.

Saat Fani melewati halte yang biasanya ia menyetop angkot,terlihat jelas Dafa yang sedang berteduh. "Itu Dafa kan Fan?" Esti melambatkan laju mobilnya.

"Iya mah" saut Fani

"Ajak bareng aja kali ya?" Esti memberi usulan kepada sang anak. Fani bingung, semenjak kejadian kemarin mereka berdua sudah tidak ada kabar lagi, lost contact sepertinya Dafa mengganti nomer telepon nya.

"Aduh mah, Fani udah kesiangan nih. Lagian sekolah Dafa jaraknya lebih jauh dari sekolah Fani" Fani berusaha meyakinkan sang ibu untuk tidak mengajak Dafa.

"Yaudah deh" Esti langsung mencepatkan laju mobilnya.

****

"Cie di hujat sama netizen"
"Aduhay di tembak sama anak SMA 1"
"Wow di tembak sama kapten basket ni y"

Fani masih berjalan di koridor depan kelasnya untuk menyimpan sepatu di rak. Namun lelucon itu sudah menabraknya dengan sadis.

"Ish apaan sih kalian, gak lucu!" Fani menyimpan sepatunya dengan emosi.

Terlihat di kursi sudah ada El. Dan entah mengapa rasanya air mata Fani tak terbendung lagi saat melihat El. Fani pun langsung jatuh di pelukan El dengan sejuta buliran air mata yang membasahi bajunya El.

"Hey lo kenapa?" El bertanya sambil mengelus rambut panjang Fani yang tidak di ikat.

Namun Fani tetap saja menangis tanpa henti. Sampai akhirnya Efrans datang menghampiri El dan juga Fani.

"Si curut kenapa El?" Efrans langsung to the pion. El hanya mengangkat bahunya.

"Udah Fan,jangan nangis terus cantiknya ilang loh" El berusaha menghibur Fani.

"Si curut mah mau nangis mau gak nangis tetep aja jelek" Efrans meledek. Fani yang mendengar pun langsung menarik sweter Efrans yang berwarna biru dongker.

"Woy ngomong apa tadi hah?" Fani seketika berhenti dari menangisnya dan hanya terfokus pada Efrans.

Efrans pun hanya terkikik melihat wajah Fani yang masih memerah dan tak lupa beserta umbelnya."Di tanya malah cekakakan" Fani masih menarik sweter Efrans.

"Ah lepasin curut, sweter gue tar rusak" Efrans memegang tangan Fani yang masih menarik sweter nya. Fani langsung melepaskan sweter Efrans.

"Modus anjay" ujar Fani.

"Bodo amat!" Saut Efrans. "Liat kan El. Gue mah hebat soal bikin cewe berhenti nangis mah hha" Efrans bertepuk tangan untuk dirinya sendiri.

El yang menyaksikan pun hanya mengacungkan jempol kepada Efrans.

"Udah rut gak usah mewek lagi,jelek tau gak!" Efrans balik mengarah ke mejanya.

"Efrans Efrans,kenapa si lo selalu bisa bikin gue ketawa lagi" ujar Fani dalam hati.

****

Sepertinya Efrans tidak tau menau tentang apa yang sedang di alami Fani. Di permalukan,di hujat,di olok olok. Semua itu yang sedang di rasakan Fani.

Hanya gara gara menolak 1 cowo yang sekolah nya di sekolah favorit dirinya harus merasakan seperti ini. Sungguh tidaklah​ wajar.

"Eh Fan,lo kenapa si?" Tanya El kepadanya.

"Ah sebel tau,kalo tau kaya gini jadinya gue ogah kenal sama si Dafa." Fani mendecak kesal.

"Anjir buming tau di Instagram,banyak banget yang nge-hujat lo cuma gara gara lo nolak orang yang enggak lo suka. Gila emang tuh anak" El meremas kesal tangan Fani.

"Bego! Sakit hiw" Fani mendepak tangan El.

"Mentang mentang selebgram anjer" El nyerocos tanpa henti. Biasanya dia gak pernah peduli jika urusannya tentang laki laki. Tapi mungkin karena ini sahabat nya yang kena,jadi partisipasi lah dikit.

"Woy entar Osis kumpulan ya abis pulang sekolah" Efrans menggantikan topik pembicaraan para gadis ini.

"Yah ko sekarang sih?" Fani menggerutu.

"Ya emang biasanya juga hari selasa kan? El ntar lo yang ngumumin lomba itu ya! Gue mo nyantai dulu" perintah Efrans kepada bawahannya.

"Hadeh emang nasib punya pemimpin yang malesnya kaya kebo nasib nasib" keluh El.

"Emang lomba apa El?" Fani bertanya.

"Syuuuut....jan di kasih tau El" Efrans mencegah Elvira.

"Hiss so istimewa nih acara!" Ujar Fani.

A/n: kasian ya si Fani. Gue kira si Dafa baek heheu. Makasih ya yang udah baca. Chapter nya pendek tambah gaje ini mah. Thk for reading ❤

jealousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang