"Fan mamah berangkat nih" Esti mengetuk pintu kamar Fani yang tak kunjung di buka.
"Fani di dapur"
Mendengar suara Fani pun, Esti langsung menghampiri Fani dengan segera.
"Udah pake seragam? Emang bener udah kuat?" Esti duduk tepat di depan putrinya duduk.
Fani hanya manggut-manggut dan melanjutkan makan paginya.
"Efrans jadi njemput?" Ucap Esti kembali.
Dan kembali Fani hanya memanggutkan kepalanya pelan.
"Astagfirullah ngomong sama kamu kaya ngomong sama alien" Esti yang kesal langsung mencubit lirih pipi Fani.
"Awwww...sakit mah" Fani memegangi pipi yang terkena cubitan."kan lagi makan,masa mau ngomong.Ntar kesedek mati deh" sambungnya.
"Ngomongnya ngaco, yaudah mamah tunggu sampai kamu berangkat!" Esti menurunkan tas yang sudah berada di atas pundaknya.
"Ngapain?" Tanya Fani gugup.
"Mau mastiin aja Efrans beneran njemput kamu apa nggak" jawab Esti sembari tersenyum kecil.
Tak beberapa lama terdengar suara klakson motor, sepertinya itu Efrans. Dan Esti segera keluar untuk melihat siapa itu.
"Fan cepetan Efrans udah di depan" teriak Esti dari arah luar.
Fani segera keluar dari rumah dan berpamitan dengan Esti.
"Mah Fani berangkat" ucap Fani
"Efrans tante titip Fani ya" pesan Esti kepada Efrans.
"Mamah ih malu maluin"
Esti sepertinya sangat setuju jika di antara kedua remaja ini mempunyai setatus lebih selain sahabat.
"Good morning Curut" sapa Efrans hangat. Dan ia pun segera memakaikan helm kepada Fani.
"Bisa sendiri kali gue ge" Fani terkekeh kecil.
"Tan Efrans berangkat duluan" Efrans berpamitan dengan Esti.
"Jangan ngebut ngebut" ucap Esti.
--
10 menit waktu yang di tempuh menuju sekolah. Fani dan Efrans kini tepat berada di area parkir sekolah."Thanks ya Fan,jadi ngerepotin hhi" ujar Fani sambil membuka helmnya.
"Yoi santai ae" jawab Efrans yang sedang membenarkan gaya rambutnya di spion motor miliknya.
"Uh ngaca teros" Fani langsung menarik rambut yang sedang di otak atik oleh Efrans.
Memang dari dulu Fani mempunyai kebiasaan aneh yaitu menjambak rambut seseorang. Ntah itu laki laki ataupun perempuan.
Asalkan itu rambut yang menurutnya bagus dan menggemaskan Fani langsung menghajar, menarik rambut itu sampai seseorang pemilik rambut menjerit karena sakit.
"Errrrrghh mulai" ucap Efrans sambil memandang teduh mata Fani.
Namun berbeda dengan Efrans. Ia begitu santai saat rambutnya di jambak oleh Fani. Meski terasa itu sakit namun Efrans tetap saja dengan ke-enjoyan nya.
Gak ada wanita yang bisa memegang anggota badan Efrans walaupun itu hanya sepucuk rambut. Jangankan rambut,tak sengaja menyenggol tangannya pun Efrans langsung melotot atau menepuk nepuk bekas yang terkena.
Pria aneh,namun memang adanya begitu.Dan Fani,ia menjadi satu dari seribu wanita yang bisa dekat sekaligus memegang rambut Efrans.
Bahkan jika di bandingkan dengan Caca mantannya Efrans,Caca tidak bisa seenaknya menyentuh Efrans.Mungkin Fani bisa seperti ini karena ia teman sekelasnya.
"Habisnya rambut lo lucu" jawab Fani yang masih memegangi rambut Efrans.
"Gak mau di lepas nih?" Efrans terkikik kecil melihat tangan Fani yang masih berada di atas kepalanya.
Fani melirik sedikit ke atas dan ternyata benar, tangannya seperti enggan melepas rambut Efrans."ups sorry" ucapnya sambil tersenyum.
Mereka masuk ke dalam gerbang sekolah,banyak anak osis yang terdiri dari kumpulan adik kelas menyapa akan kehadiran Fani yang lama tak terlihat.
"Kak Feey"
"Udah sehat?"
"Kak Fani kemana aja"
"Osis sepi gak ada yang marahin kita"Fani tersenyum dan hanya manggut-manggut.
"Cie banyak fens nya" ledek Efrans.
"Yah most wanted iri" Fani membalas ledekan dari Efrans.
Efrans hanya merengut dan langsung memegang kepala Fani saat berjalan menyusuri koridor.
--
"Ellllll,Jeje,Nay" Fani yang berdiri di depan kelas pun langsung berlari menemui ke tiga sahabatnya.
"Cie sekolah"
"Udah sehat ni?"
"Wih seger banget ni anak"Sambut mereka bertiga bahagia.
"Ko bisa bareng sama Efrans?" Tanya Naya penasaran.
"Oh di jemput ya?" Sambung zepinka heran.
"Apaan sih! Nggak lah. Cuma kebetulan ketemu di koridor" elak Fani sambil melirik ke arah Efrans yang sedang membuka jaketnya.
Fani lebih memilih menyembunyikan semuanya yang menyangkut Efrans kepada teman temannya.Entah kenapa,namun jelasnya Fani tidak ingin mereka tahu bahwa Fani sedang menyukai seseorang.
"Oh gue kira lo bareng" ucap Naya cetus.
Deng-deng-deng
Suara bel bergema di seluruh penjuru JaNe. Pertanda jam pelajaran pertama akan segera di mulai.
Bu Fasya dengan sekejap sudah berada di kursi guru dengan membawa absensi di tangannya.
Bu Fasya adalah guru mata pelajaran prakarya.Guru yang tidak terlalu galak,juga jarang masuk kelas, tapi sekalinya ngasih tugas bikin stres kepala sama ngures saku. Seperti biasanya jika bu Fasya datang ke kelas dengan membawa selembar kertas yang berisi absensi,gak bakalan jauh ini pasti ada tugas kelompok.
Dan benar saja tugas kelompok kali ini adalah memasak. Mengolah berbagai macam makanan yang berbahan dasar ikan atau daging.
Bu Fasya langsung menunjuk sepuluh orang per masing-masing kelompok. Ada empat kelompok yang di buat bu Fasya.
1.kelompok Efrans
2.kelompok Goldan
3.kelompok Fani
4.kelompok Yordan.Sayang sekali Fani dan Efrans tidak satu kelompok. Selalu begini,jika ada pembagian kelompok Fani dan Efrans tidak pernah menjadi satu tim. Sekalinya satu tim di antaranya pasti ada halangan yang membuat di antara mereka berdua tidak bisa bertemu.
Untung saja Elvira dan zepinka satu kelompok bersama Fani.Tapi Naya ada bersama Efrans di kelompoknya. Entahlah Fani hanya bisa berharap semoga keduanya tidak saling memberikan kesempatan.
"Fan gue sekelompok sama Efrans" ucap Naya enteng saat mereka ber empat berada di kantin.
Mata Fani sempat melirik kepada Elvira,namun Fani lupa tiada yang tahu tentang perasaannya kepada Efrans.
"Terus?kok laporan ke gue sih?" Jawab Fani santai.
"Eh enggak,maksud gue ya iya gue sekelompok sama Efrans aja" Naya bicara dengan nada suara lebih nyaring di banding biasanya.
Fani tau dengan tingkah Naya. Ia amat sangat senang satu kelompok bersama Efrans. Fani hanya sanggup tersenyum kecil dan berharap rasanya kepada Efrans tidak di ketahui oleh teman temannya.
"Lo seneng banget Nay? Lo suka ya sama Efrans?" Celetuk Elvira pemasaran.
"Ya ampun Nay jangan ngimpi dong suka sama most wanted" sambung Jeje dengan tertawa.
"Eh gue gak ngimpi.Gue cuma lagi berusaha aja buat dapetin nih cowok"
Rasanya seperti tertusuk beribu-ribu pedang. Ternyata benar tiada yang paling menyakitkan dengan harus mengetahui bahwa sahabat kita sendiri menyukai seseorang yang kita cintai. Namun apa daya,kita hanya mencintai seseorang itu dalam diam dan kita tidak bisa berbuat apa-apa.
Y/n: asem greget tuh sama si Naya. Kira kira kalean setujunya Efrans sama Naya atau Efrans sama Fani?. makasih nih yang gak bosen baca 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
jealous
Teen FictionPria berdarah dingin sedingin es balok,dan ia pria cuek se jagat raya. Pria ter anti terhadap wanita dengan sifatnya yang sedikit posesif dan pencemburu, efrans. Mengapa efrans bisa menyukai wanita yang satu ini. Karena wanita yang satu ini menurut...