Ding dong / ding dong / ding dong
Bel rumah Adel berbunyi,suara yang menggema di penjuru rumah membuat adel segera membukakan pintu.
"Rame banget" tanya Adel terkejut.
"Tau tuh anak anak pada ngikut" jawab Fani.
"Eh kalean yang cowo cowo pada ngapain?" Tanya Adel kepada kaum Adam.
"Efrans nyuruh hhe" Davin mewakili jawaban teman temannya.
"Efrans"
"Efrans"
"Eh si Efrans budeg""Apaan si...eh kalian" ujar Efrans terpotong.
"Yaudah masuk aja kalian" Adel membukakan pintu rumahnya.
"Nyokap ama bokap lo Del?"
"Kagak ada,aman kok"
Memang selalu sepeti ini,jika main ke rumah teman mereka selalu menanyakan keluarga nya apakah ada di rumah atau tidak.
Bukan apa apa sih, tapi tak enak saja jika bermain ada orang tua nya.
"Udah jadi belum?" Tanya Goldan yang menghampiri Efrans.
"Boro boro baru juga nyala apinya" saut Efrans.
--
Fani tidak mengarah ke dapur. Fani hanya meminta sulaman yang di berikan Efrans tadi kepada Adel.
Karena ini praktek kelompok dari sekolah ya mau tidak mau dan bisa atau tidak bisa Fani harus kebagian dalam praktek ini.
"Del sulamannya mana? Gue tunggu di meja makan yah" ucap Fani.
"Nih Fan, motifnya belum sempet aku gambar. Jadi lanjutin aja yang kemaren besok kita lanjut di sekolah" Adel memberikan kantung yang berisi peralatan menyulamnya.
Fani tak terlibat dalam hal memasak di rumah Adel. Hanya saja ia sesekali melongok ke arah dapur bagaimana Efrans dan Naya saat bekerja.
Bukan apa hanya saja merasakan cemburu dalam diam itu lebih sakit jika di bandingkan dengan terang terangan (dia tahu bahwa kita itu cemburu padanya).
Sepertinya acara masak kelompok Efrans sudah selesai. Dan mereka pun seperti akan menyiapkan makanan di meja makan.
Fani yang sedang duduk di kursi meja makan pun langsung pindah ke depan kolam.
"Guys makannya mau di mana?" Tanya Adel seraya membawa makanannya.
"Kalo di meja makan gak bakalan muat" sambung Adel.
"Yaudah depan kolam aja" pinta Efrans yang langsung menuju kolam dan ia langsung menggelar tikar.
"Ko di sini?" Tanya Fani pada Efrans yang berada tepat di sampingnya.
Efrans membalikan badannya dan tersenyum."Ya itung itung nemenin kamu" ujarnya.
"What nemenin gue?" Tanya Fani dalam hati.
Semuanya sudah berada di tikar yang Efrans gelar tadi. Bukan hanya kelompok Efrans tapi ada sebagian kelompok Goldan dan Yordan yang ikut makan.
"Del Elvira sama Jeje ke mana? Perasaan tadi di dapur deh?" Tanya Fani yang masih fokus pada kerjaannya.
"Udah pulang kali. Lo tadi di panggil panggil juga gak noleh" jawab Adel cetus.
"Oh" Fani melanjutkan kembali kerjaannya.
"Hey"
"Tayo" jawab Fani kepada seseorang yang memanggilnya.
"Turun napa? Orang yang lain pada duduk di bawah juga" pinta Efrans kepada Fani yang masih duduk di atas ayunan.
KAMU SEDANG MEMBACA
jealous
Teen FictionPria berdarah dingin sedingin es balok,dan ia pria cuek se jagat raya. Pria ter anti terhadap wanita dengan sifatnya yang sedikit posesif dan pencemburu, efrans. Mengapa efrans bisa menyukai wanita yang satu ini. Karena wanita yang satu ini menurut...