Kedelapan

2.1K 294 73
                                    

Tring!

Lisa beringsut dari ranjang empuknya saat sebuah nada berdering dari ponselnya.

Sebuah nada yang mengartikan bahwa ada pesan yang baru masuk di ponselnya.

Meskipun masih benar benar mengantuk, gadis itu tetap meraih ponselnya yang berada di ujung nakasnya.

Ia mengusap matanya berkali kali sebelum akhirnya menajamkan penglihatannya yang sebenarnya masih mengabur karena baru terbangun dari tidur panjangnya.

"Lalisa" Gumam Lisa mengeryitkan dahinya saat menatap sebuah pesan yang hanya terdiri dari enam huruf.

"Lalisa?" Ulangnya lagi setelah benar benar memastikan pesan itu hanya mengeja namanya.

Lisa mengeryitkan dahinya, berusaha mengingat nomor siapa yang belum ia masukkan ke kontaknya.

Pasalnya, pesan yang baru masuk ke ponselnya kini hanya menampilkan sebuah nomor tanpa nama kontak apapun.

Nomor yang benar benar tak ia kenali

"Ck! Tak bisakah kau cuci muka terlebih dahulu Lis? Matamu bahkan belum terbuka" Ucap Jennie tak habis fikir saat melihat Lisa yang kini sudah duduk manis sembari menatap ponselnya di ruang tengah mereka.

"Ah, eonni apa kau sedang sibuk?"

Jennie menoleh sebentar pada sang adik sebelum akhirnya melanjutkan sarapan pagi untuk mereka.

"Waeyo? Kau ingin mengajakku bolos latihan lagi? Hmm?" Tebak Jennie yang malah membuat Lisa berdecak kesal.

"Ck! Aku bahkan hanya mengajak mu bolos sekali, tetapi kau mengatakannya seakan akan aku sering mengajakmu. Padahal dari beberapa bulan yang lalu Bobby oppalah yang selalu menculikmu dari ruang latihan" Cibir Lisa yang membuat Jennie merotasikan matanya.

"Apa aku salah?" Ucap Lisa tersenyum menang "Mulai sekarang tidak ada yang boleh bolos latihan lagi eonni, apalagi kita akan comeback beberapa bulan lagi" Pinta Lisa yang membuat Jennie mengangguk pasrah.

"Baiklah, baiklah. Apa yang ingin kau katakan sebenarnya?" Tanya Jennie setelah selesai menata empat piring di meja mereka.

"Anniyo, aku hanya ingin bertanya. Apa--kau mengenal nomor ini?" Tanya Lisa yang langsung mendekatkan layar ponselnya pada gadis bermata kucing itu.

Jennie memicingkan matanya "Anniyo. Aku tidak pernah kenal dengan nomor itu" Jujurnya.

Lisa yang masih mengamati nomornya kini mengalihkan pandangannya seorang gadis berambut pirang yang kini sudah terlihat sangat rapi.

"Ya, Chaeng kau ingin kemana?"

"Ah, Lis. Aku ingin ke SM entertainment lagi. Hari ini adalah jadwal latihan terakhir untuk minggu ini"

"Apa---kau tidak mengajakku lagi?"

Chaeng mengeryitkan dahinya, bukankah semalam gadis berponi itu mati matian memohon untuk diizinkan pulang saat Chaeng menculiknya ke agensi besar itu.

Tetapi lihatlah sekarang, mengapa sekarang ia terlihat seperti ingin di ajak oleh Chaeng?

Chaeng menggeleng pelan "Anniyo. Bukankah kau tidak ingin bertemu dengan Xiumin sunbaenim? Jadi untuk apa aku mengajakmu" Jujur Chaeng.

Ya, karena melihat bagaimana tak nyamannya Lisa semalam membuat Chaeng sedikit menyesal meninggalkan sang sahabat bersama member tertua Exo itu.

Sehingga, membuatnya enggan untuk kembali mengajak Lisa menemani dirinya kesana. Meskipun sebenarnya, ia memang menginginkan Lisa menemaninya.

Stalker Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang