keempatbelas

1.6K 229 34
                                    

Pria bergummy smile itu terkekeh pelan sebelum akhirnya kembali menuang alkohol dari botol ke empatnya. Namun gelas yang tadi nyaris masuk ke mulutnya kini berpindah kembali ke meja.

Pria itu mengeryitkan dahinya sebelum akhirnya beberapa kali mencoba mengerjapkan matanya guna memulihkan pandangannya yang semakin mengabur.

"Mmh? Lisa? Kau sangat mirip dengan Lisaku.." Xiumin mengembangkan gummy smilenya sebelum akhirnya kedua tangannya menyentuh pelan pipi gadis yang ia sebut sebagai Lisa.

"Oppa, berapa botol sudah yang kau habiskan? Hmm?"

Xiumin mengeryitkan dahinya, setelah beberapa detik kembali mengerjapkan matanya, pria itu tersentak "Kau benar benar Lisa?!"

Gadis berponi yang tadi melipat kedua tangannya kini menghela nafas panjang sebelum akhirnya memilih mendudukkan dirinya di depan pria tampan yang masih menatapnya dengan pandangan lucu.

"Kau sudah sangat mabuk oppa, sudahlah" Larang Lisa saat pria itu kembali mencoba menyicip alkohol yang sudah ia pegang.

Pria itu tersenyum lebar memandang Lisa dengan wajahnya yang sudah memerah "Kau tahu Lis, toleransi alkoholku sangat tinggi, aku tidak akan mabuk meskipun meminum berbotol alkohol"

"Ck! Kau bohong oppa, kalau kau tidak mabuk, tidak mungkin kau meletakkan ponselmu sebagai alas botol minuman" Lisa menggeleng kecil mengamati Xiumin yang masih tertawa bodoh menatap gelasnya.

"Ini ponsel oppa, bukan alas minumanmu" Terang Lisa mengambil ponsel yang entah sudah berapa lama diletakkan Xiumin menjadi alas minumannya.

"Lis, kau ingat? Ini adalah tempat pertama kita bertemu..."

Lisa mengedarkan pandangannya, dan benar saja ia baru menyadari tempat ini adalah tempat pertemuan pertama mereka. Tempat yang menjadi saksi bagaimana kebodohan seorang Lalisa yang tak bisa mengenali seniornya sendiri, kebodohan seorang Lalisa yang penasaran pada pria dan bahkan mengikutinya kemanapun pria itu pergi dan kebodohan seorang Lalisa yang akhirnya tanpa sadar menjatuhkan hatinya pada pria tersebut.

Pria yang bahkan tak tahu jika ia memiliki perasaan padanya.

Lisa kembali menoleh pada Xiumin, meskipun telat namun hatinya sedikit menghangat karena Xiumin bahkan ingat tempat pertama mereka bertemu, meskipun ia dalam keadaan mabuk seperti ini.

"Kau---benar benar sudah mabuk oppa" Lirih Lisa tersenyum kecut melihat Xiumin yang kini menjatuhkan kepalanya pada tangan yang bertumpu di meja.

Pria itu terlihat sangat berantakan. Lisa tidak tahu sudah berapa jam yang ia habiskan disini sendirian. Namun tentu saja melihat bagaimana rupa pria ini sekarang membuatnya yakin banyak hal yang sedang ia fikirkan. Apalagi Lisa sadar, pria itu adalah anggota tertua di grupnya seperti halnya Jisoo yang selalu mengurus mereka meskipun terkadang gadis itu hanya menunjukkan sisi kekanakannya.

Gadis berponi itu membuang nafas kasar, jari jarinya yang lentik kini tanpa sadar menyusuri setiap senti wajah tampan pria di depannya. Menyusuri sisi kanan wajah pria tersebut sampai akhirnya terhenti di rambut hitamnya.

Lisa mengembangkan senyumnya. Entahlah, memangdang pria itu dari jarak sedekat ini mampu membuatnya tersenyum. Pria bergummy smile yang selalu tampak imut itu benar benar terlihat tampan saat sedang terlelap seperti ini.

"Ck! Lalisa kau benar benar dalam masalah" Gumam Lisa yang kini terkekeh kecil memainkan rambut pria tersebut.

Namun baru beberapa menit terlarut dalam dunianya, Lisa akhirnya tersentak saat sebuah panggilan masuk di ponsel Xiumin.

Stalker Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang