BAB 16

28.2K 2.1K 270
                                    

MALAM yang TERTUNDA (16)

MALAM yang TERTUNDA (16)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raka Dewantara

Lisa

💖💖💖

Suasana warung es buah di sini cukup ramai, dan kebanyakan pembeli adalah para mahasiswa. Beberapa kali Raka disapa oleh mereka yang mengenal lalu sempat mengira aku adalah pacar baru Raka.

"Kakak ipar gue ini. Dia lagi ngidam es buah makanya gue ajak ke sini," jawab Raka dan membuatku malu seketika.

"Apa sih, Raka!" Aku menarik tangannya yang terbungkus jaket hitam.

Raka menyeringai lalu mengajakku duduk di salah satu kursi kosong. Di meja, sudah ada selembar kertas daftar menu berbagai macam es buah. Raka menyuruhku memilih apa saja yang aku mau. Dan akhirnya, kami sama-sama memesan es pisang ijo.

"Raka, kamu kenapa kelihatan benci banget sih sama Lisa?" tanyaku sambil menunggu pesanan.

Raka mengedikkan bahu. "Ya seperti yang kamu bilang. Jahat!" Ia terkekeh.

"Jahat kenapa?"

"Ya ada pokoknya. Gak perlu tau juga."

Dahiku mengernyit penasaran. "Terus, kenapa dia ngundang aku ke acara nikahan kakaknya? Padahal aku kan gak kenal sama kakaknya."

"Ya kan udah gue bilang, dia itu bukan cewek baik. Jadi mending jauh-jauh dan gak usah dipikirin. Bikin sakit hati doang."

"Tapi, aku beneran penasaran. Dia kelihatan gak suka banget sama aku. Apalagi tadi dia nyuruh aku dateng ajak Mas Aksa. Yang aku tahu, Mas Aksa kenal dekat dengannya."

Raka berdecak. Mencondongkan tubuh dan bertumpu tangan di meja. Kedua bola mata yang sama persis dengan Mas Aksa itu menatapku dalam. Sebelum kemudian berujar, "Dengerin aku. Kalau kita sakit hati, yang perlu disalahkan pertama kali itu adalah diri sendiri. Karena orang lain gak akan bisa menyakiti, kalau kita gak ngizinin. Paham maksudku?"

Mataku mengerjap pelan. Mencerna kata-kata dari Raka. Masih penasaran dengan Lisa itu siapa sebenarnya. Kenapa semua seolah disembunyikan.

"Woi!" Raka menjentikkan jari di depan wajahku. "Dibilang jangan dipikirin malah ngelamun."

MALAM yang TERTUNDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang