Sapu Tangan

414 34 4
                                    

Kita adalah dua dari ribuan benang yang terpintal sempurna dalam sebuah sapu tangan. Saling merengkuh dalam ikatan yang dalam. Tererat kita membentuk inti yang tak lagi bisa dipandang dengan mata telanjang. Hanya bagian titik-titik dalam sebuah sapu tangan.

Meski tak terpandang namun kita tak hilang peran. Sebab saat sang waktu memaksamu terlepas dari sisiku, rupa sang sapu tangan pun mengabu. Terobek kaku dalam kelu. Lalu kau menyayat sendiri ragamu untuk menjauhiku. Hingga terbelah sapu tangan kesayangan itu.

Kau pikir kita telah terpisah. Kau lupa kita tak hanya terikat sendiri. Ada ribuan benang lain yang menghentikan perpisahan kita. Terlalu kuat mereka hingga mana mungkin kau bisa meniada. Hanya kau yang memilih berpisah, hanya kau yang ingin terurai sendiri. Padahal saputangan ini tak pernah hanya tentangmu juga bukan tentang kita. Lebih luas lagi, lebih pelik lagi. Jangan pernah mencoba menyederhanakannya.  Sejauh apa pun kau menghindar, aku tak akan pernah meniada. Karena sejak awal kita telah tercipta dalam sapu tangan yang sama. Kenyataannya yang harus mulai kau terima.

***
Hai semua bersyukur bisa menyapa kalian lewat puisi pagi ini, moga pada suka deh karena idenya kayak tahu bulat alias dadakan 😂 (sumpah garing banget)
vote, komen dan share sesukanya ya dan selamat bertemu di puisi selanjutnya.
Prilda Titi Saraswati

Kata Tanpa SuaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang