C. 17

373 53 9
                                        

Taehyung POV
Sekarang dia benar-benar telah kembali ke Seoul. Aku harus menahan diri. Aku tak ingin Jennie terluka lagi. Tapi bagaimana bisa aku membunuh perasaan ini, setiap melihatnya detak jantungku selalu berdegup kencang.
Bagaimana pun caranya aku harus menghilangkan perasaan ini. Aku sudah berumah tangga. Aku harus dewasa dan bijak dalam bersikap.

Author POV
Mereka telah sampai di rumah Yerin. Daniel mengantar Yerin sampai ke pintu.

Yerin memencet bel.

Tak lama setelah itu pintu terbuka.

"Bibi Hee, aku pulang!"ucap Yerin mengejutkan Bibi Hee

"Non Yerin, kok ga bilang kalau pulangnya hari ini?"

"Aargh biar surprise, Bi. Ah aku kangen banget."jawab Yerin sembari memeluk Bibi Hee.

Daniel tersenyum melihat Yerin begitu bersemangat padahal tadi Yerin mengaku jetlag.

"Ngomong-ngomong, pria tampan ini siapa Non?"
"Ah iya sampai lupa, kenalin ini Daniel."
"Daniel, Kang Daniel."ucap Daniel memperkenalkan diri sambil menundukkan badan.
"Ayo masuk pasti kalian lelah sekali."
"Niel, masuk dulu yuk!"
"Oke."

Mereka bertiga masuk ke dalam rumah.

"Ayah kemana, Bi?"
"Ke kantor."
"Hari sabtu gini?"
"Katanya ada urusan sedikit. Sebentar lagi juga pulang."
"Oh."
"Tuan Daniel, mau minum apa?"
"Tidak perlu repot-repot."
"Biar aku aja, Bi. Bibi boleh istirahat."
"Kalau begitu, saya ke kamar non, mau diberesin dulu. Karena belum diberesin. Bibi pikir baru akan pulang besok."
"Oke."

Bibi Hee meninggalkan Yerin dan Daniel di ruang tamu.

"Tunggu disini dulu ya."

Daniel mengangguk. Yerin berjalan menuju dapur.

Daniel duduk di sofa sambil memperhatikan ruangan di sekelilingnya. Ada foto-foto Yerin saat masih belia bersama ayahnya. Sangat lucu dan menggemaskan. Daniel hanya bisa tersenyum melihatnya.

Tiba-tiba bel berbunyi. Seperti ada tamu. Daniel langsung berdiri membuka pintu.

"Anda siapa?"tanya Jung Woosung.
"Daniel."jawab Daniel membungkukkan badannya.
"Sedang apa disini?"

Daniel baru akan menjawab, Yerin sudah datang dengan membawa secangkir teh.

"Ayah!!!"

Yerin meletakkan teh di meja dan langsung berlari memeluk ayahnya. Yerin sangat merindukan ayahnya. Pun sebaliknya Woosung begitu merindukan putri tunggalnya itu. Mereka berpelukan lama.

Daniel hanya diam di tempat menyaksikan itu.

"Aku kangen banget yah!!!"
"Ayah juga sangat merindukanmu. Ngomong-ngomong pria ini siapa?"

Yerin melepaskan pelukan ayahnya.
"Kenalin ini Daniel yah, teman yang sering aku ceritakan."

Daniel membungkukkan badannya lagi di depan ayah Yerin.

"Oh jadi ini yang namanya Daniel. Terima kasih banyak telah membantu Yerin selama di Amerika."
"Sama-sama, Paman. Saya senang melakukannya."
"Ayo silahkan duduk lagi!"
"Maaf sepertinya saya harus segera pulang, karena orang tua saya telah menunggu."
"Minum dulu tehnya."pinta Yerin.

Mereka semua duduk di sofa. Daniel meminum tehnya. Beberapa kali.

"Jika ada waktu jangan sungkan berkunjung kesini."ucap Woosung.
"Tentu saja, paman. Tapi mohon jangan diusir jika nantinya saya terlalu sering datang kesini."
"Hahaha, tentu saja tidak anak muda."jawab Woosung tertawa.
"Kalau begitu saya pamit!"

Sorry! I Never Knew You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang