C. 23

96 15 1
                                    

"Sebenarnya ada yang ingin saya sampaikan pada kalian semua."

Mendengar ucapan Wonwoo, semua orang langsung menatap ke arah pria tersebut.

Yerin menatap Wonwoo, Wonwoo balik menatap Yerin. Pandangan mereka bertemu. Lama.

"Jung Yerin, mari menikah."

Mendengar ucapan Wonwoo, semua orang yang ada di sana tersenyum Sumringah kecuali si gadis cantik yang disebut namanya oleh Wonwoo.
Ya Yerin hanya mampu menunjukkan reaksi terkejutnya.

"Menikah?"gumam Yerin

Yerin memalingkan pandangannya dari Wonwoo. Ia menunduk sejenak lalu menatap sang ayah.

Tn. Jung memberi kode pada Yerin untuk segera menerima lamaran Wonwoo.

"Beri aku waktu."

Hanya kalimat itu yang mampu keluar dari mulut Yerin.

Terdengar helaan nafas dari Wonwoo yang tampak sedikit kecewa.

"Baiklah, saya akan menunggu sampai kamu siap memberi jawaban." tutur Wonwoo berusaha tersenyum.

Suasana menjadi sedikit canggung sebelum Sanha berhasil mencairkan suasana kembali.

"Kenapa semuanya jadi diam seperti ini, mari kita nikmati makanan gratis yang tampak sangat lezat ini."
"Keahlianmu memang hanya makan, Sanha."timpal Tn. Jung sembari tertawa membuat yang lain ikut tertawa.

Saat yang lain sudah memilih beristirahat sambil menikmati sejuknya udara perkebunan, Wonwoo dan Yerin berjalan-jalan bersama mengelilingi kebun sembari memetik beberapa buah strawberry.

"Jangan canggung seperti itu, biasa saja."ucap Wonwoo memecah keheningan di antara mereka.
"Siapa yang canggung, aku tuh lagi serius metikin buah strawberry."elak Yerin.
"Boleh nanya sesuatu?"
"Tanya aja. Ngapain pake izin segala."
"Pernikahan menurut kamu itu seperti apa?"

Ditanya seperti itu membuat Yerin mendadak diam. Lalu memikirkan kembali pernikahan impiannya dulu. Ya Yerin seperti kebanyakan perempuan yang memiliki pernikahan impian sebelum banyak mengalami kepahitan hidup hingga membuatnya takut untuk menikah.

"Ditanya kok malah melamun?"Wonwoo menyenggol lembut bahu Yerin menggunakan bahunya.
"Hah?"
"Iya, menurut kamu pernikahan itu seperti apa?"
"Pernikahan itu adalah janji suci dua orang yang saling mencintai untuk selalu bersama dalam keadaan apapun."
"Kamu percaya pernikahan yang dilandasi rasa cinta akan lebih awet?"
"Tentu saja."
"Oh."
"Kalau pernikahan di mata kamu seperti apa? Dan kenapa juga tiba-tiba banget ngelamar aku di depan orang tua kita?"
"Pernikahan menurut aku adalah komitmen. Cinta saja tidak cukup. Harus dilandasi komitmen yang kuat. Komitmen untuk selalu bersama, saling memperjuangkan, saling percaya, dan menjadi sandaran untuk satu sama lain dalam kondisi apapun. Itu adalah pondasi dasar dalam ikatan sebuah pernikahan."

Mendengar jawaban Wonwoo, Yerin jadi berpikir hubungannya yang gagal berkali-kali memang disebabkan karena tidak adanya komitmen yang kuat di antara mereka.

✳️✳️✳️

Sejak kepulangan mereka dari Damyang, Yerin dan Wonwoo kembali disibukkan dengan urusan pekerjaaan. Seperti hari ini, Yerin dan Wonwoo kembali menghadiri meeting untuk memperebutkan tender bernilai milliaran won.

Kali ini mereka akan menghadiri meeting di kantor PT Song Arrival.

Yerin dan Wonwoo sudah berada di ruangan meeting sejak 30 menit yang lalu.

Tak berselang lama rombongan pemilik perusahaan dan juga investor memasuki ruang meeting.

Song Minho yang juga merupakan CEO dari PT Song Arrival, yang merupakan salah satu anak perusahaan keluarga besarnya tampak terkejut melihat Yerin. Sementara Yerin hanya tersenyum ramah pada Song Minho, sang mantan.

Sorry! I Never Knew You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang