C. 13

395 58 12
                                    

"Yoojung!"

"Apa yang oppa lakukan disini?"
"Seperti yang kamu lihat, bertemu teman lama."
"Bertemu teman lama?"
"Iya."

Yerin tersenyum pada Yoojung. Meski terlihat canggung, ia berusaha bersikap biasa.

"Apa oppa tidak berpikir? kalau Jennie unnie tahu, dia pasti sangat sedih dan kecewa."

"Ini tidak seperti yang Anda lihat!"sangkal Yerin
"Tidak ada yang meminta Anda berbicara."balas Yoojung
"Yoojung! Bersikaplah yang sopan!"bentak Taehyung

"Udah ga apa-apa. Kalau begitu aku duluan. Udah malem juga."pamit Yerin.

Yerin pergi meninggalkan kakak beradik yang sedang bersitegang.

"Oppa benar-benar tidak punya perasaan."
"Memang. Sejak setahun lalu."
"Apa maksud oppa?"
"Kalian semua, kamu, ayah, ibu, Jennie bahkan orang tua Jennie tahu dengan jelas bagaimana perasaanku."
"Apa sih hebatnya wanita itu? Jennie unnie lebih segala-galanya dari dia."
"Itu bagimu, tapi tidak bagiku."

Yoojung tak lagi menjawab Taehyung.

"Kenapa dengan wajahmu, oppa?"

Bukannya menjawab, Taehyung malah meneguk hot greenteanya sekali lagi sebelum pergi.

Taehyung POV
Aku mengirim chat ke Yerin

"Terima kasih."

Aku sudah tahu, dia tidak akan membalasnya. Tapi setidaknya dia membaca setiap pesan yang aku kirim.

"Bisakah kita bertemu besok? Ada yang ingin aku tanyakan."

Aku berharap Yerin mau membalasnya sekali saja. Aku benar-benar ingin bertanya sesuatu padanya. Bukan soal hati, ini murni tentang pekerjaan. Sebagai ahli ekonomi, dia bisa sedikit membantuku memberi penjelasan tentang bagaimana sebuah sistem perusahaan bekerja. Ini berkaitan dengan masalah klienku.

"Aku akan datang ke rumah kamu besok. Penting!"

Terdengar sedikit memaksa, tapi tak ada yang bisa kulakukan selain mendatangi rumahnya agar ia mau bertemu denganku.

Tiba-tiba ponselku berbunyi.

"Tidak bisa. Aku harus kembali ke Chicago besok pagi."

Begitulah balasan dari Yerin.

Author POV
Incheon airport
Yerin buru-buru memasuki bandara. Ia segera menuju konter check in. Tapi tiba-tiba langkahnya dicegat oleh seseorang.

"Heiii!!"

Yerin sangat terkejut.

"Minossi?"
"Lama tak berjumpa."

Yerin hanya membalasnya dengan tersenyum canggung.

"Mau kemana, buru-buru banget?"

Tanya Mino santai seolah tak pernah terjadi apa-apa di antara mereka.

"Mau ke Chicago."
"Ada urusan apa?"

Yerin agaknya sedikit kesal, Mino terlalu banyak tanya.

"Sekolah."

"Kamu makin cantik. Kecerdasan tergambar jelas di wajahmu membuatmu makin mempesona."tutur Mino dalam hati.

"Saya duluan ya, udah hampir telat. Harus buru-buru check in."

"Oh iya iya, Okay. Bye."

Yerin menuju baggage handling untuk memasukkan barangnya . Setelah itu, Yerin menuju boarding gate. Saat tiba di boarding gate, ia kebingungan mencari boarding passnya.

Sorry! I Never Knew You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang