C. 5

532 71 6
                                    

Yerin POV
Lulus ujian dengan nilai yang bagus, tetap tak bisa merubah apa yang sudah terjadi. Aku sadar, aku yang dulu sudah hilang entah kemana. Berganti menjadi sosok yang pendiam dan lebih banyak menangis. Aku bisa apa, semua perjuanganku terasa sia-sia. Satu-satunya tujuanku saat ini adalah menjadi anak yang baik bagi ayah, karena untuk menjadi anak kebanggaan ayah sudah tidak mungkin lagi.

Author POV
Yerin sudah bersiap naik ke mobil, sebelum ponselnya berbunyi.

"Halo. Iya benar saya sendiri."
"Apa? Baik. Saya segera kesana."

Yerin mengakhiri panggilannya, dan langsung naik ke mobil dengan sangat terburu-buru. Raut wajahnya nampak begitu khawatir.

Sementara itu Taehyung yang wajahnya penuh lebam sudah selesai diperiksa dokter.

"Apa saya sudah boleh pulang dok?"
"Sebaiknya anda dirawat dulu disini satu atau dua hari. Luka-luka Anda memang tidak terlalu serius, tapi tetap butuh perawatan yang intensif agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan."
"Tapi saya merasa baik-baik saja, dok."
"Tapi...."
"Saya rawat jalan saja dok!"
"Anda yakin?"
"Sangat yakin!"
"Baiklah kalau begitu, Anda boleh pulang hari ini. Tapi ingat Anda tetap harus mengontrol luka-luka tersebut."
"Pasti dok, pasti."

Setelah semua urusannya selesai, Taehyung terlihat buru-buru meninggalkan rumah sakit.

Yerin tiba di kantor polisi. Ia menuju bagian informasi untuk menanyakan tentang ayahnya. Sayangnya yerin belum bisa menemui ayahnya.

Pihak kepolisian masih menunggu pihak korban pemukulan yang dilakukan Jung Woosung.

Yerin memilih menunggu sampai ia diperbolehkan bertemu ayahnya. Ia sudah menangis sejak tadi. Ia merasa tidak kuat lagi, cobaan datang silih berganti menerpa dirinya. Yerin nampak kelelahan sampai tertidur di kursi.

Taehyung tiba di kantor polisi. Ia langsung menemui pihak penyidik dan meminta kasus Woosung dihentikan. Ia tidak akan menuntut apapun. Selesai mengurus hal tersebut, Taehyung keluar dari ruangan penyidik dan berniat menuju ruang tunggu tahanan. Ia ingin bertemu Woosung. Setibanya disana, Taehyung terkejut melihat Yerin ada disana, sedang tertidur.

Taehyung mendekati Yerin. Ia pandangi wajah gadisnya itu yang tampak begitu tertekan.

"Katakan apa yang bisa kulakukan untuk menebus semua kesalahanku?"gumam Taehyung

Taehyung tak berani menyentuh Yerin, ia begitu menghormati dan menghargai Yerin. Kecuali malam itu, malam paling buruk baginya. Malam di mana ia tak bisa melawan keinginan ragawinya.

"Aku janji aku sendiri yang akan memastikan keceriaan kembali pada dirimu. Aku sangat mencintaimu."

Saat Taehyung sedang menunggu Woosung dibebaskan, ponselnya berbunyi tanda ada chat yang masuk.
Selesai membaca chat itu, tanpa pikir panjang Taehyung langsung pergi.

"Mr. Woosung Anda boleh keluar sekarang."ucap sipir tahanan.
"Saya bebas?"
"Iya Anda sudah bebas."

Woosung langsung meninggalkan ruang tahanan dan menuju ruang penyidik.

"Mulai saat ini Anda bebas. Korban Anda, Mr. Kim tidak ingin menuntut. Artinya kasus resmi ditutup. Tapi ingat jangan lagi mengulangi hal yang sama."
"Baik, pak. Terima kasih."

Woosung keluar dari ruangan penyidik. Ia kembali ke ruang tunggu tahanan. Yerin tertidur disana.

"Sayang, bangun!"

Woosung berusaha membangunkan Yerin dengan lembut. Beberapa kali, sampai akhirnya berhasil.

"Ayah!"

Sorry! I Never Knew You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang