Terorr

3.9K 284 3
                                    

Kejadian dua hari yang lalu itu masih terbayang jelas di pikiran jimin.bagaimana cara Jungkook menatapnya,berbisik padanya dan juga tak lupa mata intens yang Jungkook berikan,membuat Jimin merasa sangat gelisah saat ini.

"Jungkook brengsek!!aghhh kenapa tatapannya gak bisa hilang dari pikirin gua"Jimin mencoba membenturkan kepalanya berulang kali ke arah cermin.sampai ia tak sadar dahinya terluka,perlahan darah menetes dari dahinya dan membuat si cantik meringis perih.

"Ahhh..hmm sakit"menyentuh dahinya yang masih berdarah,Jimin kembali menatap cermin dan sosok hitam muncul mendekat.

Mendekat, semakin mendekat Jimin mulai merasa dirinya harus lari, tetapi sialnya tubuhnya bahkan tidak bisa beranjak dari tempatnya.

Bayangan itu mulai menjalar ke seluruh badan Jimin,menyisakan sedikit ruang di antara rongga mulutnya. Teriakan keras dari tuan putri merambat keseluruhan ruangan kamarnya. Terasa pandangan sudah semakin gelap Jimin merasakan ada yang mencekik lehernya.

"Aghhh..tol-tollong!!"nafas Jimin mulai tak terdengar,kembali ia berusaha melepaskan cekik kan ini,namun tenaganya tak kuat menahan semua dekapan ini. Jimin melemah dan batinnya mulai merasa pasrah.

"Agghhh!!!"Jimin bangun dari tidurnya dengan terhentak serta banyak peluh membasahi dahi dan seluruh tubuhnya gemetar ketakutan. Mimpi apa itu?tanyanya dalam batin.sumpah demi apapun Jimin tidak pernah mengalami mimpi seburuk itu.

Kepala Jimin mulai pening. Ia beranjak dari kasur dan langsung mengambil handuk kemudian bergegas untuk mandi tanpa memikirkan mimpi itu.

Jimin berjalan sambil melamun,ada apa dengannya.mungkin karna mimpi itu.mimpi yang sampai sekarang membuat Jimin merasa itu terlihat nyata.

"Jimin ada yang nyariin lu tuh"tiba-tiba jisso merangkul pundak Jimin dan membuat Jimin sedikit tersentak kaget.

"Ahh..jisso,siapa yang nyari?"tanya jimin. "Jungkook anak arsitektur tuh,dia lagi nunggu di dekat wc,oke deh gua ke kantin dulu ya,dahh.."melambaikan tangan ke arah Jimin dan menghilang dari pandangannya.

Jimin sekarang bergetar gelisah ketika mendengar nama Jungkook,ngapain tuh anak aneh nemuin dia lagi. Sungguh Jimin merasa kehidupannya sekarang terasa seperti film horor Conjuring yang ketika ia takut hantunya akan muncul perlahan mendekapnya dalam mimpi.

"Gila ya!!gua jadi gila karna jungkook"sambil mengumpat dan terus berjalan ke arah wc,Jimin mencoba tetap tenang dan terlihat baik-baik saja.

Sampai di depan pintu WC Jimin mengetuk dan menyapa seseorang yang mungkin berada di dalam sana. "Permisi,Jungkook..Jungkook"lama tak mendapat jawaban Jimin kembali mengetuk pintu toilet itu, "maaf Jungkook bisakah sedikit lebih cepat,aku ada kerja kelompok sore ini dengan Daniel dan Jackson"

##

Jungkook sedikit bermain dengan tuan putrinya ini,dia memang sengaja tak menjawab karna ingin tau sejauh mana Jimin akan terus mengejarnya. Tak lama Jungkook berdiam, Jimin kembali mengetuk dan Jungkook berubah 180° di dalam sana,wajahnya sangat tak bersahabat sekarang. "Daniel dan Jackson?"sumpah Jungkook akan membunuh kedua orang yang berhasil membuat Jimin meluangkan waktu selain dengannya.

Jungkook membuka pintu kemudian menarik Jimin langsung ke dekapan nya. Jimin terlihat kaget dan takut saat ini. Mengapa Jungkook terlihat marah saat ini.tatapan Jungkook membuat Jimin kembali bergetar,sama seperti ketika Jimin bermimpi buruk tadi malam.

"Ada apa kook??"suara serak Jimin membuat jungkook sedikit melemah. "Jungkook,kenapa kau sangat marah"jungkook berbalik mengatur nafas nya. Jujur kalau di bilang saat ini ia sangat ingin menusuk Daniel dan Jackson di hadapan Jimin,namun belum saat nya ia melakukan itu.

Setelah keadaan kembali tenang Jungkook berbalik kemudian menyentuh pipi lembut Jimin perlahan. Jimin tersentak pelan ketika tangan dingin Jungkook menyentuhnya.terasa dingin namun nyaman baginya.

"Maafkan aku Jimin,aku hanya cemburu dengan Daniel dan Jackson,kau tau aku menyukai mu kan"Jungkook mendekatkan wajahnya ke wajah Jimin. Hembusan nafas Jungkook membuat Jimin sedikit mendesah pelan. Jimin merasa ini sudah sangat intim baginya.

Mendorong pelan dada Jungkook,Jimin menatap Jungkook dengan tatapan sendu namun menggoda. Tatapan ini membuat Jungkook semakin ingin menyentuh jimin,perlahan Jungkook mendekat kembali dan anehnya Jimin tidak mengelak.

"Jimin satu hal yang ingin aku katakan"Jungkook semakin mendekat dan sampai tepat di wajah Jimin, jungkook memiringkan kepalanya ke kanan dan mendekatkan bibirnya ke bibir manis Jimin.

Jimin memejamkan matanya pasrah karna saat ini ia tidak bisa menolak,karena hatinya pun ikut terbawa suasana ini.

Jungkook belum mencium Jimin,tetapi Jungkook menyentuh bibir Jimin dengan jemarinya dan memasukkan jarinya ke dalam bibir Jimin kemudian Jimin reflek menjilat jari Jungkook.

"Enghhh ...hmm..Jungkook"melepas jari Jungkook dari hisapannya,  Jimin mulai membuka matanya dan terlihat jelas mata indah Jimin hanya untuk Jungkook.

"Aku mencintai mu Jimin"Jimin sedikit terkejut akan penyataan Jungkook. aneh saja, beberapa hari yang lalu ia bertemu namja ini secara tiba-tiba kemudian ia bermimpi buruk dan sekarang Jungkook mencintai nya.

"Aku butuh waktu kook,berikan aku waktu 2 hari"Jimin bergeser dari tempatnya dan berjalan ke arah kaca wastafel.

"Terlalu lama sayang"sayang?kata apa itu.jimin berpikir bingung dengan sikap Jungkook padanya.

"Cinta tidak sesingkat itu kook,semuanya butuh proses dan kita belum saling mengenal"Jimin kembali mengatakan bahwa ini memang terbilang aneh bagi nya untuk seorang namja yang baru ia kenal.

"Bisakah kita berpacaran dan menumbuhkan cinta?"Jungkook mendekat dan tak sadar ia memeluk pinggang Jimin dan mencium lembut pundak tuan putrinya ini.

Jimin mendesah geli atas perlakuan Jungkook, mengapa ia tak mengelak,harusnya ia memukul atau pun mendorong keras namja kurang ajar ini, tapi Jimin merasa sangat lemah ketika Jungkook melakukan ini semua.

"Aku mencoba membuat mu menjadi milikku tuan putri dan aku akan terus mencoba"Jungkook tersenyum lebar di kala ia mencium pundak Jimin berulang kali.

Chup

"Kook, hentikan ini"Jimin mulai merasa sadar bahwa keadaan ini salah. Ia berbalik dan menatap Jungkook dengan tajam.

"Kook, aku butuh waktu,biarkan aku pergi"Jimin melangkah pergi dari Jungkook tetapi ia terhenti ketika tangannya di pegang sang pangeran.

"Oke..oke aku akan menunggu 2 hari,pastikan jawaban mu membuatku senang Jimin"Jungkook berjalan mundur, kemudian menutup pintu tepat di depan Jimin.

Jimin tertunduk bingung sekarang,apa jawaban yang harus iya berikan. Bagaimana ia akan berhadapan dengan daniel. Apakah Jungkook akan terus menerornya seperti ini.

Secepat Jimin mencari jawaban ia semakin pusing dibuatnya. Dengan kaki yang melemah Jimin membuka pintu dan berjalan menuju ruang kelas.

Ternyata Jungkook sabar banget buat Jimin,tapi sesabar jungkook, ia masih saja emosi ketika Jimin menyebut namja lain.

Enjoy read ✨

Psycho_21+[jikook] HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang