terperangkap

3.9K 257 0
                                        

Topi wisuda di lemparkan ke atas bersama semua angkatan universitas rose light. Pancaran bahagia terlihat jelas di semua wisudawan dan wisudawati.

Gedung wisuda..

Jungkook dan Jimin kembali ke tempat dimana mereka berdiri sekarang. Berdampingan mendengarkan pidato yang di sampaikan oleh masing-masing angkatan yang hadir untuk memberikan selamat kepada mereka semua.

"Kook,jangan menggenggam"Jimin berusaha sebaik mungkin agar tak terlihat teman-temannya yang lain. Pergerakan tangan Jimin membuat mimik wajah nya berubah. Jemarinya bermain di bawah bersama dengan jemari pangeran itu.

Semakin Jimin melepas, genggaman Jungkook semakin kuat. Jungkook menengok ke arah Jimin dengan tatapan tak biasa. Ia merasa bahagia hari ini. Cintanya perlahan tersampaikan untuk tuan putrinya ini.

Lama melihat wajah Jimin, Jungkook mendekat perlahan dan Jimin tidak sadar akan pergerakan yang Jungkook berikan. Berbisik tepat di telinga Jimin dan reflek mencium sekilas daun telinga kekasihnya itu.

"Malam ini datang ke club phoniex jam 22:15,aku akan menjemput mu sayang..pakai baju yang sexy untuk ku Jimin"

Setelah berkata seperti itu Jungkook melepaskan genggamannya dan menjaga jarak dari Jimin. Jimin masih terdiam dan berpikir,apa yang Jungkook katakan tadi,club?untuk apa bertemu di club?pertanyaan kini bermunculan di pikiran jimin. Tamat Jimin malam ini.batinnya

##

Jimin duduk di bangku taman sembari meminum soda nya,Jimin berulang kali berdecak kesal. Keadaanya sangat aneh sekarang. Jimin memiliki perasaan terhadap Jungkook atau hanya perasaan sebentar. Jimin mengusak rambutnya dan kembali berpikir.

"Ncim"tangan kasar menyentuh pundak Jimin. Jimin terkejut ketika ada sesuatu yang menyentuhnya. Seperti trauma akan hentakan seseorang. Menengok ke belakang. Rupanya Daniel, kalau bukan Daniel mungkin Jimin akan pingsan saat ini.

"Kemana aja lu?gua lagi stress gini malah ngilang"menggerutu. "Uhhh ngambek...kan lu di tarik jungkook tadi"Jimin menghentikan aktivitas minumnya dan kembali mengingat itu. Merasa ingatan itu sedikit aneh Jimin mulai meminum soda nya kembali. "Gua sama Jungkook jadian Niel"dengan santainya Jimin berkata jujur pada Daniel.

Daniel sedikit terkejut dan kembali bertanya pada sahabatnya ini "kok bisa?!"dengan menatap heran Daniel dan terhentak, membuat soda di tangan mungil Jimin jatuh ke tanah.

"Setan lu Niel!!soda gua jatuh njay"menatap Daniel sebagai tersangka Jimin menaikkan nadanya dan berdecak kesal. "Iya gua jadian sama Jungkook!kenapa hah!"Jimin mendekat dan meledek Daniel dengan wajah yang terbilang sangat manis.

Daniel tertunduk lesu. Kali ini apa yang harus ia lakukan agar Jimin mengerti perkataannya tempo hari. Daniel tidak ingin membicarakan itu lagi. Cukup sakit untuk Daniel mengingat ia dulu begitu tergila-gila pada Jimin. Ia hanya khawatir Jimin akan pergi darinya. Jimin berada di hati yang salah.

"Gua cabut dulu ya.. dahh"menepuk pundak, Jimin pergi meninggalkan Daniel yang merangkul jemarinya sembari terus berpikir tanpa menoleh ketika Jimin pergi.

"Ini bahaya gua harus bicarakan sama Sehun".Sehun ialah teman Daniel yang merawat daniel, ketika Daniel masih menjadi seorang psikopat.

##

Jam menunjukkan pukul yang menegangkan. Tepat pada jam ini seorang pangeran akan menjemput putrinya ke istana. Berbalik dengan cerita dongeng istana tersebut ialah sebuah club yang terasa asing bagi seorang Park Jimin.

"Baju apaan lagi yang gua pakai dah.."membuka seluruh lemari bajunya dan melemparkan beberapa kaos. Jimin menggaruk tengkuk leher nya seraya terus saja mengumpat dan mengutuk namja aneh yang bernama Jungkook itu.

"Lagian kenapa juga gua terima tuh cinta nya dia,suka juga enggak,naksir ajj enggak,lu kenapa sih Jim?!!"merasa dirinya sedikit aneh Jimin kembali terus mencari baju.

Beralih ke salah satu loker pribadinya. Jimin mendapatkan gaun pendek yang ia beli waktu di Jepang bersama Daniel. Gaun itu tampak seperti gaun yeoja. Padahal kalau di lihat gaun itu seperti kostum anime Jepang yang Daniel pilihkan untuk Jimin.

Berpikir ulang haruskan ia memakai kostum ini ke club. Melihat ke belakang gaun itu, Jimin berdecak geli. "Belahan belakang sama depan sama aja ck..ck.."ya benar saja gaun itu memiliki belahan yang lumayan cukup untuk membuat Jimin terikat malam ini di kamar hotel. Upsss

Melihat jam sudah mulai terlewat Jimin langsung saja berganti dengan gaun yang ia pilih. Selesai dengan kegiatan menggantinya Jimin turun ke bawah dah melihat sesuatu yang membuat hatinya menghangat.

Adiknya Lisa sedang bermain ria dengan boneka yang ia beli tempo hari. Lisa mendekat ke arah Jimin seraya memeluk pinggang Jimin dan melayangkan senyuman cantik.

"Kakak mau kemana kok cantik sekali?"uhh gemasnya adiknya ini. Tidak sadarkah kakak nya ini seorang namja.

"Sayang jaga rumah ya, kakak mau ada janji sama temen dulu hmm..kakak pulangnya agak telat dikit ya"mengelus rambut adiknya lembut Jimin sedikit menunduk dan memberikan kecupan sayang ke dahi sang adik.

"Tapi mama gimana?"wanita itu selalu saja membuat Jimin geram. Bukannya Jimin tak mau menganggap nya mama tapi melihat perilaku buruk nya sering kali tertampak jelas di depan adiknya, jika seperti itu mana bisa Jimin meninggalkan adiknya bersama wanita itu.

"Lisa sama bibi Jennie ajj ya di rumah belakang"tersenyum menanggapi Lisa, Jimin mendorong Lisa pelan dan menuntun ke pintu belakang. Selesai melihat adiknya berlari menuju rumah belakang Jimin merasa lega, syukurlah karna masih ada bibi yang ia harapkan sekarang untuk mengurus adik kesayangannya itu.

##

Tinnn..tinn..

Suara klakson mobil terdengar nyaring dari balik pagar besi yang menjulang tinggi. Sang pemilik keluar dengan mengibaskan belahan rambutnya yang terasa saat ini mengeras karna olesan minyak rambut nya.

Jungkook bersender di samping mobilnya dengan tangan melipat sempurna di dadanya. Kakinya menyilang gagah dengan sesekali namja ini bersiul menghibur hati.

Lama menunggu Jungkook sedikit merasa bosan dengan ini. Menunduk dan menggesek tanah yang ada di bawah nya Jungkook menghela nafas panjang. Sesabar itukah Jungkook dengan sang putrinya ini.

Decitan keras terdengar sampai ke telinga sang pangeran. Jungkook mendongak ke depan dan..

Cantik.. Sexy.. Manis.. Sempurna

4 kata keluar dari pikiran dan juga batin jungkook. Jimin sekarang tepat di hadapannya dengan gaun yang sangat cantik. Jungkook belum bisa terpejam saat ini. Melihat Jimin melayangkan tangannya berulang kali kepada Jungkook. Membuat Jungkook sedikit menggelengkan kepalanya merasa sadar.

"Jelek ya?.. maaf kook aku gak punya baju lain, ini juga kostum anime yang aku beli di Jepang" persetan dengan jelek dan apa lah itu? Kostum?shiit!!.. Jimin dirimu sangat sempurna memakai apapun. Umpat Jungkook.

"Hanya orang gila dan orang gak punya hati yang bilang kamu jelek"perkataan Jungkook membuat Jimin merona seketika. Wajah merahnya kini menyebar ke seluruh tengkuk wajah cantiknya. Lihat hidung yang kemerahan itu, membuat Jungkook ingin menggigitnya.

Mengulurkan tangannya Jungkook tersenyum kesamping dengan tatapan tajam. Tatapan ini selalu membuat Jimin takluk.sentuhan Jungkook membuat Jimin perlahan runtuh.

Hehehe kepotong dikit kali ya,biar di lanjutkan ke part selanjutnya ajj😁
Penasaran pasti kenapa Jungkook bawa Jimin ke club, maybe buat itu..🙄wkwkwk jangan ngeres dulu pikirannya.

Enjoy read ✨

Psycho_21+[jikook] HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang