"Berarti kalo gue yang suka Reva, boleh, dong?"
Refa menggigit bibir bawahnya pelan, dan menatap Rizki lekat-lekat. Tentu, harusnya tidak masalah kalau Rizki menyukai Reva, tapi darimana datangnya rasa kesal ini?
Mereka terus bertatapan selama lima detik, sampai akhirnya Rizki tertawa keras.
Refa menatap bingung Rizki yang tertawa terbahak-bahak sampai tubuhnya hampir menyentuh lantai. Sungguh, ia tidak lihat ada sesuatu yang lucu di sini.
"Bercanda, Ref," ujar Rizki setelah menghentikan tawanya. "Gue ga akan suka sama Reva, kok."
"Lucu banget, ha ha ha," balas Refa datar. Ia berdecak kesal, walau kini sesak di dadanya sudah berkurang begitu mengetahui kata-kata Rizki tadi adalah sebuah candaan.
"Lo beneran suka sama dia, ya? Kalo enggak, ngapain diem kayak tadi?"
"Hmmm yaa, gue kaget aja," kata Refa, terbata-bata. "Udah ah, gue mau mandi beneran."
Rizki tersenyum jahil. "Cieee Refaaa."
"Bacot," ujar Refa, kemudian masuk ke dalam kamar mandi, dan mengunci pintunya.
"CIE CIE CIE CIE," ujar Rizki setengah berteriak, sambil memukul-mukul pintu kamar mandi Refa. Ia kemudian kabur tepat saat Refa membuka pintu kamar mandinya, telah bersiap untuk memukul Rizki.
Rizki membanting pintu lumayan keras, membuat Refa sedikit terlunjak.
"Astagaaa!" gumamnya, kemudian kembali menutup pintu kamar mandi.
☆☆☆
Setelah selesai mengaplikasikan sunscreen pada wajahnya, Meita mengibas-ngibaskan tangannya perlahan, agar sunscreen-nya bisa kering lebih cepat. Sambil menunggu, ia duduk di pinggir kasur, dan mengecek sebuah pesan yang dikirim Dimas.
Dimas Aksa K.: yaudah mei, nanti bareng ya abis istirahat sholat dzuhur
Meita Yunazkia: iyaaa dimmm
Dimas Aksa K.: ok
Dimas Aksa K.: dah brgkt?Meita Yunazkia: blm lah, masih jam brp wkwkwk
Dimas Aksa K.: wkkwkw iyasih
Dimas Aksa K.: aku siap2 dl ya byeMeita Yunazkia: dahhh
Setelah dirasa tidak ada balasan lagi dari Dimas, Meita bangkit dari duduknya dan mengambil bedak yang ia simpan di tas jinjingnya. Ia berdiri di depan kaca, mulai mengaplikasikan bedak itu tipis-tipis.
Meita berbalik, dan hendak mengambil lipstick dari tasnya. Ia tersenyum tipis saat melihat peniti berukuran sedang yang terletak di mejanya.
Dua hari lalu, saat Meita, Dimas, dan Rizki mengerjakan tugas kelompok bersama, rok Meita robek saat perjalanan membeli minum dengan Dimas. Entah robek di mana, tahu-tahu Dimas sudah mengikat jaketnya di pinggang Meita agar bagian yang sobek itu tertutup.
Selanjutnya, Dimas mengaitkan bagian yang robek itu menggunakan peniti, Meita juga tidak tahu kenapa cowok itu bawa-bawa peniti, namun yang ia tahu, rasa paniknya sirna begitu melihat bagian rok yang robek itu sudah tersembunyi oleh peniti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reva & Refa [COMPLETED]
Romance"Kenapa lo manggil gue Va? Orang lain biasanya manggil gue Rev," tanya Reva. "Soalnya gue juga dipanggil Ref. Aneh aja, kayak manggil diri sendiri," jawab Refa. "Tapi kan gue pake V, lo pake F. Beda, lah." Refa menatap Reva selama lima detik, kemudi...